Friday, September 30, 2016

TAKUT AKAN TUHAN: Cara Terbaik Menjalani Hidup

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2016 

Baca:  Amsal 9:1-18

"Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian."  Amsal 9:10

Kata hikmat berasal dari istilah Ibrani chokmah, yang secara umum dapat diterjemahkan sebagai kepandaian, kecerdasan dan kebijaksanaan.  Hikmat berarti pula kemampuan seseorang membedakan perkara yang baik dan jahat.  Langkah pertama mendapatkan hikmat adalah takut akan Tuhan.

     Takut akan Tuhan berkaitan dengan pelaksanaan perintah Tuhan dalam seluruh kehidupan.  Orang dapat dikatakan memiliki hati yang takut akan Tuhan apabila ia memraktekkan nilai-nilai kebenaran  (firman Tuhan)  dalam kehidupan nyata, jadi bukan hanya sekedar berteori, melainkan menjadi pelaku firman.  "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."  (Yakobus 1:22).  Takut akan Tuhan berbeda dengan rasa takut terhadap orang jahat, takut melihat film horror, atau rasa takut yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk menjauhi sesuatu yang ditakuti itu  (phobia).  Yang dimaksud penulis Amsal, takut akan Tuhan adalah takut yang penuh dengan ketakjuban atas kuasa dan kemahaan Tuhan dalam hidup orang percaya sehingga timbul keinginan untuk taat dan tunduk kepada-Nya, wujud sikap hormat dan tunduk pada kuasa Tuhan.  Takut akan Tuhan membawa kita semakin mendekat kepada Tuhan, bukan sebaliknya semakin menjauh daripada-Nya.  Ini adalah proses pemelajaran seumur hidup kita!  "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."  (Pengkhotbah 12:13).

     Mengapa harus takut akan Tuhan?  "Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat."  (Pengkhotbah 12:14).  Bukan waktunya hidup sembrono, tetapi kita wajib menjalani hidup ini dengan rasa takut akan Tuhan, sebab segala sesuatu yang kita perbuat di dunia ini pada saatnya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

"...orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya."  Pengkhotbah 8:12

Thursday, September 29, 2016

ANAK ALLAH: Wajib Meniru Allah (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 September 2016 

Baca:  Efesus 5:1-21

"Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu."  Efesus 5:11

Dunia penuh perbuatan-perbuatan kegelapan.  Karena status kita anak-anak Allah, bukan dari dunia ini, maka ada tanggung jawab yang kita emban yaitu menjadi terang bagi dunia yang gelap ini.  2.  Hidup dalam terang.  Menjadi terang berarti menunjukkan kualitas hidup yang benar-benar berbeda,  "karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,"  (ayat 9).  Terang artinya dapat terlihat dan bukan tersembunyi, suatu kehidupan yang mampu menjadi berkat atau kesaksian, bukan menjadi batu sandungan.  "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  (Matius 5:16).

     Hidup dalam terang berarti juga hidup dalam kekudusan.  "Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus."  (ayat 3).  Kekudusan bagi anak-anak Allah adalah mutlak, sebab Allah adalah kudus.  "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15-16).  Hidup kudus adalah keharusan, bukan suatu pilihan.  Kata kudus diterjemahkan dari kata sifat Yunani, hagios, yang menunjuk pada pengertian pemisahan atau pemotongan.  Sebagai anak-anak Allah kita adalah orang-orang yang dipisahkan dari dunia ini, dipanggil ke luar dari kegelapan terang-Nya yang ajaib  (baca  1 Petrus 2:9).

     Bila Tuhan memerintahkan kita hidup kudus artinya Ia tahu kita mampu hidup dalam kekudusan, sebab Ia telah memberikan Penolong yaitu Roh Kudus yang akan menuntun, menyertai, menghibur dan menguatkan kita.  Tinggal respons kita mau atau tidak.  Kita dimampukan hidup dalam kekudusan sebab Kristus telah menyucikan kita dari dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

"Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  2 Korintus 6:17