Monday, September 26, 2016

GUNUNG BUKAN SUMBER PERTOLONGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 September 2016 

Baca:  Mazmur 121:1-8

"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."  Mazmur 121:2

Alkitab menyatakan bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk  (baca  Keluaran 32:9).  Mereka mudah sekali melupakan kebaikan Tuhan.  Karena itu mereka perlu selalu diingatkan bahwa tidak ada pertolongan lain selain dari Tuhan.  Ayat nas ini biasanya dibacakan ketika umat Israel hendak memulai ibadah di Bait Suci di Yerusalem atau ketika mereka sedang melakukan ziarah ke Bait Allah.  Pernyataan, seruan atau pengakuan yang dibacakan sebelum ibadah dimulai ini disebut votum.  Ini bukan sekedar pernyataan atau pengakuan biasa sebagai pembuka ibadah, melainkan sebuah pengakuan terhadap kemahakuasaan Tuhan.  Seruan atau pernyataan adalah hal penting untuk didengar dan diketahui semua orang bahwa sumber pertolongan itu datangnya dari Tuhan, bukan yang lain.

     Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan berusaha mencari pertolongan kepada berhala-berhala, seperti benda-benda keramat, patung, pohon atau kuburan.  Mereka berpikir bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan pertolongan atau solusi untuk setiap masalah yang dihadapi, padahal  "Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya."  (Mazmur 135:15-18).  Mereka juga pergi ke laut atau gunung-gunung untuk mencari perlindungan dan keselamatan.  Hasilnya?  Nihil.  Pemazmur membuktikannya:  "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?"  (Mazmur 121:1).  Tidak ada pertolongan di sana!

     Bagi umat Israel pertolongan datang bukan dari laut atau gunung, tetapi dari Tuhan yang adalah pencipta langit dan bumi dan seluruh isinya.  Dengan kata lain, yang menjadi sumber pertolongan umat Israel bukanlah benda-benda mati atau berhala-berhala buatan tangan manusia, tetapi Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak pernah tertidur dan terlelap.  Tuhanlah yang menjadi Penjaga Israel dari sekarang sampai selamanya!

Biarlah setiap orang percaya berkata,  "Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."  Mazmur 124:8

Sunday, September 25, 2016

BERGANTUNG KEPADA TUHAN SETIAP HARI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2016 

Baca:  Lukas 11:1-13

"Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya"  Lukas 11:3

Tidak pernah merasa puas adalah sifat manusia.  Dalam banyak hal manusia selalu menginginkan lebih dari apa yang telah diperoleh, selalu ingin mendapatkan lebih dari cukup.

     Pengkhotbah menulis tentang ketidakpuasan manusia:  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia."  (Pengkhotbah 5:9).  Tuhan tahu bahwa manusia tidak pernah merasa puas, cenderung serakah, karena itu Ia mengajarkan murid-murid-Nya berdoa demikian:  "Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya"  (ayat nas).  Ini mengajarkan kita bergantung penuh kepada pemeliharaan Bapa setiap hari.  Kalau kita dapat menyerahkan kehidupan kita hari demi hari, kita tidak akan kuatir dan serakah.

     Keinginan meraih hidup yang terlalu jauh ke depan sungguh sangat melelahkan.  Alkitab menasihati,  "Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing."  (Roma 12:3).  Sebagai manusia kita takkan mampu menjangkau apa yang jauh di depan.  Apa yang akan terjadi di kemudian hari, entah itu esok atau lusa, 1 minggu, 1 bulan, bahkan 1 jam di depan tak seorang pun tahu;  hari esok bukanlah milik kita, tetapi sepenuhnya di dalam kendali Tuhan, Dialah yang empunya hari esok.  Maka dari itu  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).  Jika hari esok itu tiba, percayalah Bapa telah menyediakan segala sesuatu yang terbaik yang kita perlukan.

     Patut direnungkan:  apakah kita dapat makan makanan untuk 1 minggu ke depan hanya dengan sekali makan?  Apakah manusia dapat menghirup udara sekaligus untuk disimpan sebagai cadangan selama 1 bulan ke depan hanya dengan satu kali tarikan nafas?  Tidak!  Kita hanya dapat menerima kasih karunia Tuhan setiap hari sesuai yang kita butuhkan.  Hal ini mengajarkan kepada kita untuk bergantung kepada Tuhan setiap hari!

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  Ratapan 3:22-23