Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 September 2016
Baca: Yunus 2:1-10
"Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku
terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku." Yunus 2:3
Dalam pengiringan akan Tuhan tidak selamanya perjalanan yang kita tempuh mulus tanpa aral, terkadang Tuhan ijinkan kita melewati jalan gelap dan lembah-lembah kekelaman.
Yunus, yang namanya berarti merpati harus mengalami masa-masa yang paling kelam dalam hidupnya yaitu berada di dalam perut ikan, yang secara akal sudah tidak memiliki harapan untuk hidup karena sudah berada di dalam bayang-bayang maut. Ketika berada dalam kemustahilan dengan jiwa yang letih lesu teringatlah Yunus kepada Tuhan dan menguatkan iman percayanya kepada Tuhan, sebab ia tahu bahwa satu-satunya yang dapat menolong adalah Tuhan. "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari
tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku." (ayat 2). Seringkali ketika keadaan buruk menimpa, dengan penuh kepanikan kita berusaha mengatasinya dengan akal dan kekuatan sendiri; jika gagal, pikiran pun langsung tertuju kepada manusia yang kita harapkan dapat menolong. Hasilnya? Berharap kepada manusia pasti akan kecewa karena manusia penuh dengan keterbatasan.
Jalan terbaik adalah lari secepatnya kepada Tuhan! Dobraklah pintu sorga dan ketuklah hati Tuhan dengan seruan yang lahir dari jiwa yang letih lesu. Berhentilah mengeluh, sebaliknya tetap ucapkan syukur untuk semua yang telah terjadi, seperti yang dikatakan Yunus: "Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu;
apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!" (ayat 9). Dengan mengucap syukur semangat yang padam menjadi pulih kembali, iman yang sudah lemah dapat bekerja kembali. Ketika iman telah bangkit di situlah kuasa Tuhan akan dinyatakan, karena musuh yang paling ampuh untuk memadamkan kuasa Tuhan adalah iman yang telah gugur. Sekalipun sudah berada dalam kegelapan yang terdalam dan tiada sinar cahaya menembus, asal kita punya iman, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan: "...berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat." (ayat 10).
"Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau," Mazmur 50:15
Saturday, September 24, 2016
Friday, September 23, 2016
PRINSIP HIDUP PERCAYA, BUKAN MELIHAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 September 2016
Baca: Roma 10:4-15
"Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Roma 10:11
Manusia seringkali memerhatikan dan menilai baik buruknya segala sesuatu dari pandangan mata jasmaninya, kemudian disampaikan ke dalam pikiran, dan apa yang ada di dalam pikiran itulah yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dan juga tindakan. Semua tindakan yang berlandaskan pada apa yang kelihatan oleh mata ternyata seringkali menipu dan menjadi faktor penyebab kegagalan hidup seseorang.
Lot adalah contoh orang yang melihat dan menilai sesuatu dari apa yang tampak oleh mata: "Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --" (Kejadian 13:10). Akhirnya? Alkitab mencatat bahwa Lot harus menelan pil pahit sebagai akibat kesalahannya dalam membuat pilihan. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12).
Yakobus juga menulis demikian: "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Tak bisa dipungkiri, kedagingan kita selalu tertarik kepada apa yang tampak indah oleh mata, padahal itu hanya sementara dan sia-sia: dan karena terlalu terfokus terhadap apa yang kelihatan akhirnya kita pun menjadi tak berdaya, sementara apa yang tidak terlihat oleh mata jasmani yang sesungguhnya bernilai kekal justru seringkali kita abaikan. Hal itu menunjukkan bahwa kedagingan kita ini terlalu lemah, alias tidak kuat menghadapi segala tantangan dan godaan yang ada. Oleh karena itu Tuhan Yesus memeringatkan, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41).
Di segala keadaan, biarlah kita senantiasa menggunakan mata iman, memandang kepada Tuhan, percaya kepada-Nya, dan mengandalkan Dia sepenuhnya!
Sebagai orang percaya, sudahkah kita menerapkan prinsip hidup yang Alkitab ajarkan: hidup karena percaya, bukan karena melihat? (Baca 2 Korintus 5:7).
Baca: Roma 10:4-15
"Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Roma 10:11
Manusia seringkali memerhatikan dan menilai baik buruknya segala sesuatu dari pandangan mata jasmaninya, kemudian disampaikan ke dalam pikiran, dan apa yang ada di dalam pikiran itulah yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dan juga tindakan. Semua tindakan yang berlandaskan pada apa yang kelihatan oleh mata ternyata seringkali menipu dan menjadi faktor penyebab kegagalan hidup seseorang.
Lot adalah contoh orang yang melihat dan menilai sesuatu dari apa yang tampak oleh mata: "Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --" (Kejadian 13:10). Akhirnya? Alkitab mencatat bahwa Lot harus menelan pil pahit sebagai akibat kesalahannya dalam membuat pilihan. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12).
Yakobus juga menulis demikian: "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Tak bisa dipungkiri, kedagingan kita selalu tertarik kepada apa yang tampak indah oleh mata, padahal itu hanya sementara dan sia-sia: dan karena terlalu terfokus terhadap apa yang kelihatan akhirnya kita pun menjadi tak berdaya, sementara apa yang tidak terlihat oleh mata jasmani yang sesungguhnya bernilai kekal justru seringkali kita abaikan. Hal itu menunjukkan bahwa kedagingan kita ini terlalu lemah, alias tidak kuat menghadapi segala tantangan dan godaan yang ada. Oleh karena itu Tuhan Yesus memeringatkan, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41).
Di segala keadaan, biarlah kita senantiasa menggunakan mata iman, memandang kepada Tuhan, percaya kepada-Nya, dan mengandalkan Dia sepenuhnya!
Sebagai orang percaya, sudahkah kita menerapkan prinsip hidup yang Alkitab ajarkan: hidup karena percaya, bukan karena melihat? (Baca 2 Korintus 5:7).
Subscribe to:
Posts (Atom)