Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2016
Baca: Amsal 27:1-27
"Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." Amsal 27:19
Ayat nas menyatakan bahwa hati manusia mencerminkan manusia, artinya apa yang ada dalam hati seseorang pasti akan terefleksi dalam ucapan dan tindakannya. Kalau hati tidak beres maka segala ucapan dan tindakannya pun pasti tidak beres. Itulah sebabnya penulis Amsal menasihati kita agar senantiasa menjaga hati dengan penuh kewaspadaan agar tetap dalam kondisi baik dan beres. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Mengapa hati harus selalu dijaga? Karena dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan keseharian kita.
Tuhan menunjukkan bahwa ada banyak persoalan yang dapat terjadi dalam hati manusia: 1. Hati sumber kejahatan. "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." (Matius 15:19). Segala macam tindak kejahatan seperti membunuh, merampok, mencuri, menipu, memerkosa dan sebagainya berawal dari niat yang ada di dalam hati si pelaku. Sungguh sangat mengerikan sekali jika hati tidak dijaga dan dipelihara dengan baik.
2. Hati dapat menjadi degil. "...hati mereka tetap degil." (Markus 6:52b). Degil adalah sebuah kata yang sebenarnya sangat mengerikan, karena istilah Yunani yang dipakai di sini adalah porosis, yang berasal dari kata poros, artinya semacam batu yang kerasnya luar biasa; tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, tidak kunjung paham. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata degil berarti: tidak mau menuruti nasihat orang; tetap keras kepala; atau berkepala batu.
3. Semua ucapan mulut. Apa pun yang terucap di mulut orang semua berasal dari hati. Kalau hati benar, yang keluar dari mulut pasti benar. Sebaliknya apabila hati dalam keadaan keruh, pasti yang keluar dari mulut adalah hal-hal yang negatif. "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal
yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat." (Matius 12:34b-35).
Hati itu ibarat sehelai kanvas yang akan terbentuk coraknya sesuai cat yang disapukan di atasnya!
Tuesday, September 20, 2016
Monday, September 19, 2016
JANGAN SARAT PESTA PORA (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2016
Baca: Markus 13:33-37
"Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba." Markus 13:33
Apa yang terjadi dengan hari esok tak seorang pun tahu! Namun yang pasti di depan kita akan semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Kita pun harus siap secara mental supaya kita tidak gagal dan jatuh di tengah perjalanan. Terkadang orang jatuh bukan karena terantuk batu yang besar tetapi justru terpeleset kerikil-kerikil kecil. Kejatuhan orang terkadang bukan karena besarnya persoalan atau masalah yang dialami, tetapi justru saat segala sesuatunya berjalan dengan baik, nyaman dan aman dalam segala hal, di situlah awal kelengahan. Rasul Paulus mengingatkan, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12).
Bagaimana supaya kita tidak jatuh? Berjaga-jaga dan berdoalah. Sampai kapan kita harus berjaga-jaga dan berdoa? Sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Lalu kapan Tuhan Yesus datang? Tepatnya tanggal, hari dan tahun kedatangan Tuhan adalah rahasia Ilahi Allah Bapa. "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." (Markus 13:32). Tetapi yang jelas tanda-tanda Tuhan segera datang sudah tampak nyata! Salah satu tandanya adalah kemerosotan moral manusia: kejahatan semakin menjadi-jadi, konflik, pertikaian, percabulan atau pornografi, kriminalitas sudah menjadi berita biasa setiap hari. "...jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu." (Markus 13:29).
Sekali lagi ditekankan supaya kita berjaga-jaga dan berdoa sebab hari Tuhan itu datangnya secara tiba-tiba dan tak terduga. Bagi orang percaya hari-hari ini seharusnya adalah waktu dan kesempatan memersiapkan diri. Jangan malah bertindak sebaliknya, hidup dalam kemabukan dan pesta pora dunia. Bagi orang yang tidak siap, maka "...hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap." (2 Petrus 3:10).
Di mana posisi Saudara? Sedang berjaga dan berdoa, atau hanyut dalam pesta pora?
Baca: Markus 13:33-37
"Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba." Markus 13:33
Apa yang terjadi dengan hari esok tak seorang pun tahu! Namun yang pasti di depan kita akan semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Kita pun harus siap secara mental supaya kita tidak gagal dan jatuh di tengah perjalanan. Terkadang orang jatuh bukan karena terantuk batu yang besar tetapi justru terpeleset kerikil-kerikil kecil. Kejatuhan orang terkadang bukan karena besarnya persoalan atau masalah yang dialami, tetapi justru saat segala sesuatunya berjalan dengan baik, nyaman dan aman dalam segala hal, di situlah awal kelengahan. Rasul Paulus mengingatkan, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12).
Bagaimana supaya kita tidak jatuh? Berjaga-jaga dan berdoalah. Sampai kapan kita harus berjaga-jaga dan berdoa? Sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Lalu kapan Tuhan Yesus datang? Tepatnya tanggal, hari dan tahun kedatangan Tuhan adalah rahasia Ilahi Allah Bapa. "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." (Markus 13:32). Tetapi yang jelas tanda-tanda Tuhan segera datang sudah tampak nyata! Salah satu tandanya adalah kemerosotan moral manusia: kejahatan semakin menjadi-jadi, konflik, pertikaian, percabulan atau pornografi, kriminalitas sudah menjadi berita biasa setiap hari. "...jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu." (Markus 13:29).
Sekali lagi ditekankan supaya kita berjaga-jaga dan berdoa sebab hari Tuhan itu datangnya secara tiba-tiba dan tak terduga. Bagi orang percaya hari-hari ini seharusnya adalah waktu dan kesempatan memersiapkan diri. Jangan malah bertindak sebaliknya, hidup dalam kemabukan dan pesta pora dunia. Bagi orang yang tidak siap, maka "...hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap." (2 Petrus 3:10).
Di mana posisi Saudara? Sedang berjaga dan berdoa, atau hanyut dalam pesta pora?
Subscribe to:
Posts (Atom)