Monday, September 19, 2016

JANGAN SARAT PESTA PORA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2016 

Baca:  Markus 13:33-37

"Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba."  Markus 13:33

Apa yang terjadi dengan hari esok tak seorang pun tahu!  Namun yang pasti di depan kita akan semakin banyak tantangan yang harus dihadapi.  Kita pun harus siap secara mental supaya kita tidak gagal dan jatuh di tengah perjalanan.  Terkadang orang jatuh bukan karena terantuk batu yang besar tetapi justru terpeleset kerikil-kerikil kecil.  Kejatuhan orang terkadang bukan karena besarnya persoalan atau masalah yang dialami, tetapi justru saat segala sesuatunya berjalan dengan baik, nyaman dan aman dalam segala hal, di situlah awal kelengahan.  Rasul Paulus mengingatkan,  "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!"  (1 Korintus 10:12).

     Bagaimana supaya kita tidak jatuh?  Berjaga-jaga dan berdoalah.  Sampai kapan kita harus berjaga-jaga dan berdoa?  Sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.  Lalu kapan Tuhan Yesus datang?  Tepatnya tanggal, hari dan tahun kedatangan Tuhan adalah rahasia Ilahi Allah Bapa.  "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."  (Markus 13:32).  Tetapi yang jelas tanda-tanda Tuhan segera datang sudah tampak nyata!  Salah satu tandanya adalah kemerosotan moral manusia:  kejahatan semakin menjadi-jadi, konflik, pertikaian, percabulan atau pornografi, kriminalitas sudah menjadi berita biasa setiap hari.  "...jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu."  (Markus 13:29).

     Sekali lagi ditekankan supaya kita berjaga-jaga dan berdoa sebab hari Tuhan itu datangnya secara tiba-tiba dan tak terduga.  Bagi orang percaya hari-hari ini seharusnya adalah waktu dan kesempatan memersiapkan diri.  Jangan malah bertindak sebaliknya, hidup dalam kemabukan dan pesta pora dunia.  Bagi orang yang tidak siap, maka  "...hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."  (2 Petrus 3:10).

Di mana posisi Saudara?  Sedang berjaga dan berdoa, atau hanyut dalam pesta pora?

Sunday, September 18, 2016

JANGAN SARAT PESTA PORA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2016 

Baca:  Lukas 21:34-38

"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat."  Lukas 21:34

Tidak ada satu orang pun yang kebal terhadap dosa, untuk itu kita perlu berjaga-jaga supaya tidak jatuh ke dalam dosa.  Terlebih hidup di tengah dunia yang menawarkan banyak hal yang menyenangkan daging:  kekayaan, kesenangan, kemewahan, popularitas dan segala kenikmatan.  Bila kita tidak berhati-hati dan tidak memiliki sikap berjaga-jaga kita akan mudah terjebak dan terbawa arus, akhirnya tenggelam dalam pesta pora dunia ini.  Arti kata pesta pora:  berpesta besar, bersuka ria  (makan minum), yang membuat seseorang menjadi terlena dan lupa diri.  Kita sering mendengar celoteh orang yang berkata:  "Hidup ini hanya satu kali, bersenang-senanglah, nikmatilah hidup!  kalau tidak sekarang, kapan lagi?"  Bisa diartikan selama masih hidup di dunia bersenang-senanglah dan nikmatilah hidupmu, tidak perlu pusing memikirkan perkara-perkara rohani, tidak perlu capai-capai ibadah atau pelayanan.  Tapi ada tertulis:  "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  (Pengkhotbah 9:12).

     Keadaan dunia semakin hari semakin jahat dan kian memburuk, terkadang bisa dengan kuat menyeret kita terlibat di dalamnya.  Sebagai orang percaya seharusnya kita bisa menanggapi situasi-situasi yang ada dengan hikmat Tuhan, sebab Tuhan banyak berbicara melalui peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi.  Firman Tuhan memperingatkan,  "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora..."  (ayat nas).  Kata jagalah ini mengarah pada perilaku kita supaya segala sesuatu yang kita lakukan tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang dunia, tetapi sesuai dengan kehendak Tuhan, karena secara tidak sadar kita mudah sekali terpancing mengikuti pola hidup duniawi yang sarat sifat serakah, kemabukan dan pesta pora.

     Apa yang harus kita perbuat?  Berdoa dan berjaga-jaga:  dua perkara yang saling terkait, sebab tanpa berdoa kita pasti akan gagal dalam berjaga-jaga, sebab sumber kekuatan utama kita datangnya hanya dari Tuhan.  (Bersambung)