Saturday, September 17, 2016

MANUSIA MUDAH BERUBAH, TUHAN TAK BERUBAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2016 

Baca:  Mazmur 102:1-29

"tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."  Mazmur 102:28

Kita sering mendengar ada pasutri yang mengeluh karena pasangannya sudah mulai banyak berubah.  Suami yang dulunya sabar dan penuh perhatian kini berubah menjadi pemarah, kasar, bahkan suka memukul;  isteri yang dulunya kalem dan halus budi bahasanya kini cerewetnya minta ampun....  Berbeda sekali saat baru menikah!  Banyak pula orangtua mengeluhkan perubahan dalam diri anak-anaknya... mereka yang dulunya penurut kini suka sekali memberontak.  Mungkin kita juga mengenal seseorang yang kita anggap baik dan kita berpikir bahwa kebaikan itu akan terus berlangsung... tetapi ternyata sekarang ia berubah.  Betapa sering kita dikecewakan orang lain yang ingkar terhadap janji-janjinya.  Tak ada jaminan bahwa manusia yang kita kenal akan tetap sama selamanya.  Mudah berubah...itulah manusia!

     Karena itu jangan sekali-kali  "...berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?"  (Yesaya 2:22).  Bahkan nabi Yeremia memeringatkan keras:  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).  Berharap dan mengandalkan manusia hanya akan membuat kita kecewa, sakit hati dan frustasi karena manusia mudah sekali berubah!

     Siapa yang tidak pernah berubah?  Tuhan  "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah,"  (Maleakhi 3:6).  Hanya Tuhan, satu-satunya pribadi yang  "...Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  (Ibrani 13:8), yang selalu konsisten dengan apa yang diucapkan atau janjikan, sebab  "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19), artinya Tuhan tidak pernah melupakan atau melalaikan apa yang pernah dijanjikan-Nya.  Tuhan tidak pernah berubah dengan tujuan agar manusia diselamatkan dan memperoleh apa yang dijanjikan-Nya.  Semangatlah menjalani hidup ini, karena kita punya Tuhan yang tidak berubah!

"Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,"  Ibrani 6:17

Friday, September 16, 2016

HIDUP BENAR: Menggetarkan Hati Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2016 

Baca:  1 Yohanes 3:19-24

"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,"  1 Yohanes 3:21

Alkitab menyatakan:  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).  Jelas dosa atau ketidaktaatan adalah penyebab utama Tuhan tidak mengindahkan doa-doa kita, bahkan Ia akan menyembunyikan wajah-Nya.

     Dosa benar-benar menjauhkan siapa saja dari Tuhan!  Padahal sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar.  Dengan kata lain, untuk mendapatkan perhatian dari Tuhan, menggetarkan hati Tuhan, sehingga perhatian-Nya tertuju kepada kita adalah ketika kita hidup dalam ketaatan.  Tuhan berkata,  "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."  (Yohanes 15:7).  Tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya berarti hidup dalam kebenaran dan menjadi pelaku firman.  Ada pepatah mengatakan,  "Berani karena benar, takut karena salah."  Kalau tahu secara pasti bahwa kita hidup dalam kebenaran firman, tidak ada yang perlu dikuatirkan, ditakutkan atau diragukan apakah doa-doa kita dijawab Tuhan atau tidak.  Kalau kita berada dalam kebenaran kita mempunyai keberanian mendekat kepada Tuhan,  "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."  (1 Yohanes 3:22).  Sebaliknya kalau kita berbuat dosa, kita tak dapat menyangkal hati nurani sendiri, karena hati nurani kita akan menuduh kita.

     Sesungguhnya firman Tuhan bukan sesuatu yang terlalu berat dilakukan  (baca  1 Yohanes 5:3-4), karena ada Roh Kudus menolong, menuntun dan memampukan.  Yang merasa berat adalah kita sendiri karena kita enggan meninggalkan zona nyaman dan lebih menuruti keinginan daging.

Hidup dalam kebenaran adalah sebuah jaminan untuk mengalami penggenapan janji Tuhan!