Friday, September 16, 2016

HIDUP BENAR: Menggetarkan Hati Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2016 

Baca:  1 Yohanes 3:19-24

"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,"  1 Yohanes 3:21

Alkitab menyatakan:  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).  Jelas dosa atau ketidaktaatan adalah penyebab utama Tuhan tidak mengindahkan doa-doa kita, bahkan Ia akan menyembunyikan wajah-Nya.

     Dosa benar-benar menjauhkan siapa saja dari Tuhan!  Padahal sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar.  Dengan kata lain, untuk mendapatkan perhatian dari Tuhan, menggetarkan hati Tuhan, sehingga perhatian-Nya tertuju kepada kita adalah ketika kita hidup dalam ketaatan.  Tuhan berkata,  "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."  (Yohanes 15:7).  Tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya berarti hidup dalam kebenaran dan menjadi pelaku firman.  Ada pepatah mengatakan,  "Berani karena benar, takut karena salah."  Kalau tahu secara pasti bahwa kita hidup dalam kebenaran firman, tidak ada yang perlu dikuatirkan, ditakutkan atau diragukan apakah doa-doa kita dijawab Tuhan atau tidak.  Kalau kita berada dalam kebenaran kita mempunyai keberanian mendekat kepada Tuhan,  "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."  (1 Yohanes 3:22).  Sebaliknya kalau kita berbuat dosa, kita tak dapat menyangkal hati nurani sendiri, karena hati nurani kita akan menuduh kita.

     Sesungguhnya firman Tuhan bukan sesuatu yang terlalu berat dilakukan  (baca  1 Yohanes 5:3-4), karena ada Roh Kudus menolong, menuntun dan memampukan.  Yang merasa berat adalah kita sendiri karena kita enggan meninggalkan zona nyaman dan lebih menuruti keinginan daging.

Hidup dalam kebenaran adalah sebuah jaminan untuk mengalami penggenapan janji Tuhan!

Thursday, September 15, 2016

BERDOA TIDAK LAGI DIANGGAP PENTING

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2016 

Baca:  Amsal 4:1-27

"Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya."  Amsal 4:6

Ketika orang berada dalam pergumulan berat, kesesakan hebat, mempunyai keperluan mendesak, lemah, tertekan, terjepit, belum punya apa-apa, belum menjadi siapa-siapa, kebanyakan ia akan sungguh-sungguh berdoa, giat beribadah dan melayani Tuhan.  Namun begitu sudah ditolong Tuhan, pekerjaan mapan, ekonomi dipulihkan, sakit-penyakit disembuhkan, studi berhasil dan sebagainya, berdoa tidak lagi dianggap penting...kerajinan beribadah mengendur dan pelayanan pun ditinggalkan.  Pemikirannya berubah:  semua bukan lagi karena anugerah dan campur tangan Tuhan, tetapi hasil kerja keras diri sendiri, kemampuan, kekuatan dan kepintaran sendiri!

     Dalam keadaan seperti itu Iblis serasa  'berada di atas angin'  karena telah berhasil merusak dan menghancurkan kehidupan doa seseorang!  Alkitab memperingatkan:  "...janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini."  (Ulangan 8:17-18).  Sadarilah bahwa kesuksesan kita dalam pekerjaan dan pelayanan adalah karena anugerah Tuhan.  Jangan pernah memuji diri sendiri, tetapi akuilah karya dan kebesaran Tuhan yang telah dinyatakan dalam kehidupan kita, serta mengucap syukurlah sesudah menerima segala berkat-Nya.

     Sesibuk apa pun jangan pernah meninggalkan jam-jam doa!  Tetapkanlah sendiri kapan Anda mau duduk diam di bawah kaki Yesus seperti Maria untuk menyembah dan mendengarkan Ia berbicara.  Kalau pagi-pagi benar Anda tidak punya waktu berdoa karena terlalu sibuk, carilah alternatif waktu lain, karena orang tidak bisa memaksa atau menetapkan kapan kita harus berdoa.  "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?"  (Galatia 3:3).

Jangan tinggalkan jam-jam doa meski keadaan sudah baik, sebab semua karena Tuhan!