Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2016
Baca: Amsal 6:1-19
"janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;" Amsal 6:4
Ada kalimat bijak mengatakan, "Perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama." Awal yang baik akan menentukan hasil akhir. Maka dari itu sebelum kaki kita melangkah lebih jauh menapaki hari baru, awalilah segala sesuatu dengan berdoa: bersyukur atas pemeliharaan dan perlindungan Tuhan di sepanjang malam, bersyukur atas kekuatan dan kesehatan yang baru, bersyukur atas kesempatan yang Tuhan beri untuk kita menikmati berkat-berkat-Nya yang baru. "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Kita memohon anugerah-Nya agar dimampukan melakukan segala tugas dan kewajiban kita, serta menyerahkan semua rencana kita kepada Tuhan, karena "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21). Kalau Tuhan yang menuntun dan menyertai langkah kita mulai dari pagi hari, maka hari itu akan menjadi hari kemenangan bagi kita. Namun bukan perkara mudah menyediakan waktu secara konsisten di pagi hari untuk berdoa. Ini adalah sebuah proses, butuh latihan. Jika kita berkomitmen untuk berdoa di pagi hari secara rutin, kita pun harus bisa mengatur waktu dengan baik, janganlah tidur terlalu larut supaya tidak terlambat bangun.
Di tengah jadwal pelayanan-Nya yang teramat padat, ketika hari masih sangat dini, bahkan sebelum ayam berkokok, Tuhan Yesus pergi ke tempat yang sunyi senyap berdoa kepada Bapa. Tuhan Yesus mencari kehendak Bapa terlebih dahulu sebelum mengerjakan segala pekerjaan yang dipercayakan Bapa kepada-Nya! Kehendak Bapa adalah yang terutama dalam hidup-Nya, karena itu Ia memulai hari-hari-Nya dengan berdoa.
Bagaimana dengan Saudara? Maukah Anda bangun pagi-pagi untuk berdoa? "janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;" (Amsal 6:4). Dikatakan bahwa orang yang suka tidur lebih dari batasnya, yang tidak suka bangun pagi-pagi untuk berdoa, akan mengalami masalah dalam hidupnya. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
Datanglah terlebih dahulu kepada Tuhan sebelum melakukan segala sesuatu, niscaya berkat Tuhan akan menyertai hidupmu!
Wednesday, September 14, 2016
Tuesday, September 13, 2016
SEDIAKAN WAKTU 'TUK BERDOA (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2016
Baca: Mazmur 59:1-18
"Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku." Mazmur 59:17
Meski status orang percaya adalah warga sorgawi, harus diingat bahwa dua kaki kita masih berpijak di atas muka bumi ini, artinya kita juga dihadapkan pada segala kesukaran dan masalah setiap hari, sama seperti yang dirasakan dan dialami orang-orang di luar Tuhan. Kita tidak mungkin lari dari segala kesukaran dan masalah; suka tidak suka, mau tidak mau kita harus menghadapinya. Banyak orang Kristen hidup dalam kegagalan demi kegagalan, merasa tidak sanggup menghadapi segala kesukaran dan kesulitan karena tidak memiliki kehidupan doa. Bagaimana bisa menang atas segala pergumulan kalau kita tidak mau berperang terlebih dahulu, tidak mau menyangkal diri, tidak mau membayar harga!
Raja Salomo menulis: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." (Pengkhotbah 3:1). Kebenaran ini berlaku bagi kita semua dalam segala hal dan keadaan, begitu juga dalam kehidupan doa. Selagi ada kesempatan dan waktu, "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6). Kalau kita ingin menang atas segala pergumulan, tetap tegak berdiri di atas badai dan gelombang kehidupan, jalan satu-satunya adalah harus memiliki kehidupan doa! Dengan kata lain berdoa harus menjadi bagian yang tetap dalam keseharian hidup kita! Oleh karena itu sediakanlah waktu yang tetap setiap hari untuk berdoa, jangan sekali-kali menundanya.
Kapan waktu yang tepat untuk berdoa? Tuhan bersedia ditemui kapan pun kita menyediakan waktu bersekutu dengan-Nya. Bisa pada pagi hari sebelum matahari menyingsing, saat suasana masih sunyi senyap, belum ada kesibukan, belum terdengar keributan. Ketika banyak orang memilih bersembunyi di balik selimut, kita bisa datang kepada Tuhan melalui doa. Pagi-pagi benar adalah bagian yang pertama dari hari yang akan kita lalui yang seharusnya kita persembahkan kepada Tuhan, seperti yang dilakukan Daud: "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4). (Bersambung)
Baca: Mazmur 59:1-18
"Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku." Mazmur 59:17
Meski status orang percaya adalah warga sorgawi, harus diingat bahwa dua kaki kita masih berpijak di atas muka bumi ini, artinya kita juga dihadapkan pada segala kesukaran dan masalah setiap hari, sama seperti yang dirasakan dan dialami orang-orang di luar Tuhan. Kita tidak mungkin lari dari segala kesukaran dan masalah; suka tidak suka, mau tidak mau kita harus menghadapinya. Banyak orang Kristen hidup dalam kegagalan demi kegagalan, merasa tidak sanggup menghadapi segala kesukaran dan kesulitan karena tidak memiliki kehidupan doa. Bagaimana bisa menang atas segala pergumulan kalau kita tidak mau berperang terlebih dahulu, tidak mau menyangkal diri, tidak mau membayar harga!
Raja Salomo menulis: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." (Pengkhotbah 3:1). Kebenaran ini berlaku bagi kita semua dalam segala hal dan keadaan, begitu juga dalam kehidupan doa. Selagi ada kesempatan dan waktu, "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6). Kalau kita ingin menang atas segala pergumulan, tetap tegak berdiri di atas badai dan gelombang kehidupan, jalan satu-satunya adalah harus memiliki kehidupan doa! Dengan kata lain berdoa harus menjadi bagian yang tetap dalam keseharian hidup kita! Oleh karena itu sediakanlah waktu yang tetap setiap hari untuk berdoa, jangan sekali-kali menundanya.
Kapan waktu yang tepat untuk berdoa? Tuhan bersedia ditemui kapan pun kita menyediakan waktu bersekutu dengan-Nya. Bisa pada pagi hari sebelum matahari menyingsing, saat suasana masih sunyi senyap, belum ada kesibukan, belum terdengar keributan. Ketika banyak orang memilih bersembunyi di balik selimut, kita bisa datang kepada Tuhan melalui doa. Pagi-pagi benar adalah bagian yang pertama dari hari yang akan kita lalui yang seharusnya kita persembahkan kepada Tuhan, seperti yang dilakukan Daud: "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)