Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Agustus 2016
Baca: Kolose 3:22-25
"Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." Kolose 3:24
Mengapa banyak orang mudah sekali mengeluh dan bersungut-sungut dalam bekerja? Karena mereka menganggap bekerja adalah kewajiban rutin yang harus dilakukan di jam-jam kerja, sehingga begitu menghadapi tugas yang banyak, deadline atau mendapatkan kesibukan dengan intensitas tinggi mereka pun langsung mengeluh, bersungut-sungut dan marah. Ketika menghadapi masalah berat mereka langsung kehilangan semangat atau gairah kerja, apalagi kalau hak-haknya sebagai pekerja tidak dipenuhi. Jika etos kerja orang percaya seperti itu apa bedanya kita dengan orang-orang di luar Tuhan?
Cara pandang kita terhadap pekerjaan akan menentukan kinerja kita. Jika kita menyadari bahwa pekerjaan adalah sebuah anugerah dari Tuhan, maka apa pun model atau jenis pekerjaan yang dipercayakan pada kita akan kita lakukan dengan penuh ucapan syukur, sebab melalui pekerjaan inilah Tuhan memelihara hidup kita. "...dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (ayat nas). Melalui gaji atau upah yang diterima kita dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan selain upah, melalui pekerjaan kita Tuhan memberikan berkat dalam bentuk lain: bonus, jabatan (kepercayaan), fasilitas dan sebagainya; dan melalui pekerjaan tersebut kita pun dapat mengembangkan atau memaksimalkan potensi atau talenta yang dimiliki. Karena itu Tuhan menghendaki supaya kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab, seperti hamba yang memperoleh 2 dan 5 talenta.
Maka, orang Kristen yang bekerja seharusnya tidak bekerja asal-asalan atau bermalas-malasan, walaupun sering dijumpai ada yang tampak bekerja giat hanya ketika ada pemimpin...begitu pemimpin tidak berada di tempat mereka pun semburat ke mana-mana dan bekerja sekehendak hati. "Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal,
jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan
dengan tulus hati karena takut akan Tuhan." (Kolose 3:22).
Sebagai pekerja Kristen kita harus menunjukkan keunggulan dalam segala aspek yang dikerjakan, supaya nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita!
Sunday, August 21, 2016
Saturday, August 20, 2016
PRINSIP KERJA ORANG PERCAYA (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Agustus 2016
Baca: Pengkhotbah 9:1-12
"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." Pengkhotbah 9:10
Tahun demi tahun tingkat persaingan antarmanusia akan semakin ketat. Pertanyaan: siapakah kita menghadapi persaingan yang tampak jelas di depan mata? Terlebih-lebih dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan membentuk kawasan ekonomi antarnegara ASEAN yang kuat. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka arus barang, jasa, investasi, modal dan juga skilled labour menjadi bebas hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu setiap individu harus meningkatkan kapabilitas diri agar dapat bersaing...jika tidak, cepat atau lambat kita pasti akan tersingkir. Salah satu cara adalah berbenah diri dalam hal pekerjaan, artinya kita tidak bisa bekerja asal-asalan lagi, sebaliknya kita harus meningkatkan kinerja kita: bekerja lebih sungguh-sungguh agar menghasilkan karya yang berkualitas. Rasul Paulus menasihati bahwa prinsip kerja orang percaya seharusnya diarahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (Kolose 3:17).
Bila segala sesuatu kita arahkan untuk kemuliaan nama Tuhan, apa pun profesi dan di mana pun kita bekerja kita akan menjunjung tinggi profesionalisme kerja dalam wujud dedikasi, loyalitas dan integritas di lingkungan pekerjaan: setia, patuh dan tunduk terhadap job description yang ditentukan baginya. Bagi orang percaya, seharusnya dunia kerja menjadi salah satu arena terbaik untuk melayani Tuhan dan bersaksi kepada orang lain. Jadi tugas apa pun yang dipercayakan marilah kita lakukan dengan sepenuh hati, jangan mengeluh, bersungut-sungut atau mengomel.
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:23
Baca: Pengkhotbah 9:1-12
"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." Pengkhotbah 9:10
Tahun demi tahun tingkat persaingan antarmanusia akan semakin ketat. Pertanyaan: siapakah kita menghadapi persaingan yang tampak jelas di depan mata? Terlebih-lebih dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan membentuk kawasan ekonomi antarnegara ASEAN yang kuat. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka arus barang, jasa, investasi, modal dan juga skilled labour menjadi bebas hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu setiap individu harus meningkatkan kapabilitas diri agar dapat bersaing...jika tidak, cepat atau lambat kita pasti akan tersingkir. Salah satu cara adalah berbenah diri dalam hal pekerjaan, artinya kita tidak bisa bekerja asal-asalan lagi, sebaliknya kita harus meningkatkan kinerja kita: bekerja lebih sungguh-sungguh agar menghasilkan karya yang berkualitas. Rasul Paulus menasihati bahwa prinsip kerja orang percaya seharusnya diarahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (Kolose 3:17).
Bila segala sesuatu kita arahkan untuk kemuliaan nama Tuhan, apa pun profesi dan di mana pun kita bekerja kita akan menjunjung tinggi profesionalisme kerja dalam wujud dedikasi, loyalitas dan integritas di lingkungan pekerjaan: setia, patuh dan tunduk terhadap job description yang ditentukan baginya. Bagi orang percaya, seharusnya dunia kerja menjadi salah satu arena terbaik untuk melayani Tuhan dan bersaksi kepada orang lain. Jadi tugas apa pun yang dipercayakan marilah kita lakukan dengan sepenuh hati, jangan mengeluh, bersungut-sungut atau mengomel.
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:23
Subscribe to:
Posts (Atom)