Saturday, August 6, 2016

KEPENUHAN HIDUP DALAM KRISTUS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2016 

Baca:  Kolose 2:6-15

"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia."  Kolose 2:6

Perikop dari pembacaan firman hari ini adalah kepenuhan hidup dalam Kristus.  Kata penuh berarti seluruh wadah sudah terisi semua, tidak ada ruang atau segi yang terluang.  Bila suatu wadah tidak bisa diisi secara penuh berarti ada kebocoran pada wadah itu.  Demikian pula dengan kehidupan Kristen, mustahil orang mengalami kepenuhan hidup dalam Kristus bila ada yang  'bocor'  dalam kehidupannya.  Kebocoran inilah yang membuat kerohanian seseorang tidak pernah bertumbuh maksimal!

     Setelah menjadi Kristen atau menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ada hal-hal yang harus diperjuangkan secara terus-menerus agar mengalami kepenuhan hidup di dalam Kristus.  1.  Tetap di dalam Dia"...hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia."  (ayat nas).  Rasul Paulus menganalogikan orang yang tetap di dalam Tuhan ibarat pohon yang kokoh bukan karena pokoknya yang besar, melainkan karena pohon itu tertanam baik dengan akar yang menjalar di bawah permukaan tanah.  Pohon seperti ini bukan tidak mengalami terpaan angin, tetapi ia tetap kokoh bertahan ketika angin datang menerpa.  Tuhan Yesus menjelaskan prinsip ini ibarat ranting yang melekat pada pokok anggur, di mana pokok itu adalah diri-Nya sendiri.  "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya...Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:1, 4).  Ranting yang melekat erat pada pokok akan mendapatkan getah yang membuatnya potensial berbuah lebat.

     Pemazmur juga menggambarkan bahwa pohon yang ditanam di tepi aliran air potensial untuk berakar, bertumbuh dan berbuah.  Ungkapan hendaklah hidupmu tetap secara gramatikal merupakan kata kerja perintah untuk hidup secara konsisten, tidak mudah berubah, tidak mudah goyah di segala keadaan.  Suatu tindakan yang harus selalu diupayakan dari dalam diri sendiri di atas segala situasi atau kondisi yang tengah dialami.

Agar dapat menjadi orang Kristen yang konsisten, yang tidak dipengaruhi situasi atau keadaan yang ada, kita harus tetap hidup di dalam Kristus.

Friday, August 5, 2016

SYARAT MENDAPATKAN KESELAMATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Agustus 2016 

Baca:  Yohanes 3:14-21

"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."  Yohanes 3:18

Untuk mendapatkan sesuatu berbagai upaya dilakukan manusia.  Ada yang berani menempuh cara-cara tidak wajar  (tidak halal), semisal:  mencuri, korupsi, merampok.  Ada pula yang melakukan dengan cara yang baik dan sesuai prosedur, bekerja dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dan bila uang sudah terkumpul barulah ia membeli sesuatu yang diinginkan.  Tetapi ada pula orang yang mendapatkan sesuatu secara gratis atau pemberian cuma-cuma dari orang lain.

     Mungkinkah kita memperoleh keselamatan dengan hanya berbuat baik?  Apakah hal itu sudah sepadan dengan dosa-dosa yang telah kita perbuat atau cukup menebus dosa-dosa kita?  Sampai kapan pun kita tidak akan pernah bisa melunasi hutang dosa kita.  Apalagi menempuhnya dengan cara yang tidak baik, mustahil manusia mendapatkan keselamatan.  Alkitab menegaskan bahwa keselamatan manusia dari dosa hanya diperoleh melalui pemberian secara cuma-cuma atau kasih karunia Tuhan.  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."  (Efesus 2:8-9).  Hal senada disampaikan rasul Paulus kepada Timotius,  "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"  (2 Timotius 1:9).

     Syarat mutlak memeroleh keselamatan:  percaya dan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6b).  Yesus Kristus satu-satunya jalan memperoleh keselamatan, bukan salah satu jalan, sebab  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).

Melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib hutang dosa manusia telah lunas dibayar!