Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juni 2016
Baca: 2 Raja-Raja 7:1-20
"Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja." 2 Raja-Raja 7-9c
Pergumulan yang dihadapi keempat orang kusta itu tidak berhenti sampai di situ, mereka kembali dihadapkan pada pilihan: ketika mendapati tentara Aram sudah lari tunggang-langgang dengan meninggalkan harta bendanya, mereka harus memilih untuk diam dan menikmati semua jarahan, tapi dengan resiko bila ketahuan orang mereka akan menerima hukuman yang berat; ataukah mereka memilih untuk memberitahukan kepada raja agar seluruh penduduk kota juga dapat menikmati jarahan. "Mereka pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan
menceritakan kepada orang-orang itu, katanya: 'Kami sudah masuk ke
tempat perkemahan orang Aram, dan ternyata tidak ada orang di sana, dan
tidak ada suara manusia kedengaran, hanya ada kuda dan keledai tertambat
dan kemah-kemah ditinggalkan dengan begitu saja.'" (ayat 10).
Pergumulan yang dihadapi keempat orang kusta adalah sebuah gambaran bahwa dalam kehidupan ini seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak mudah, dimana masing-masing pilihan menghasilkan sebuah konsekuensi atau dampak, baik itu positif atau negatif, menuntun kita kepada keberhasilan atau kegagalan, masa depan cerah atau masa depan suram, membawa kepada kehidupan atau kematian. "Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan
menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan
mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal." (Ulangan 11:26-28). Keempat orang kusta itu berani mempertaruhkan nyawanya dengan mendatangi perkemahan tentara Aram dimana akhirnya mereka pun mendapatkan upahnya yaitu jarahan yang melimpah, bahkan ketika mereka memilih untuk memberitahukan hal itu kepada raja, mereka pun menjadi penyelamat bagi bangsanya dari bencana kelaparan.
Pilihan hidup yang kita ambil ini akan menentukan hidup kita di masa depan.
Pilihlah hal-hal yang positif: "Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu," Ulangan 30:19b
Wednesday, June 15, 2016
Tuesday, June 14, 2016
PILIHAN HIDUP MENENTUKAN MASA DEPAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juni 2016
Baca: 2 Raja-Raja 7:1-20
"Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati. Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram." 2 Raja-Raja 7:4b-5a
Dalam pembacaan firman Tuhan hari ini kita menyimak sebuah percakapan empat orang kusta yang sedang duduk di luar pintu gerbang kota Samaria, yang saat itu sedang dikepung oleh raja Benhadad dari kerajaan Aram.
Keempat orang kusta berada di luar pintu gerbang kota karena pada waktu itu orang yang sakit kusta dianggap najis dan harus dikucilkan, diasingkan dari masyarakat lainnya. Kemungkinan besar pengepungan itu sudah berjalan 7 tahun lamanya sehingga menimbulkan kelaparan yang sangat hebat di seluruh negeri. Akibat kelaparan ini semua orang mengalami penderitaan yang luar biasa karena terbatasnya bahan makanan...kalaupun ada harganya pun selangit: "...sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria." (2 Raja-Raja 7:1). Bahkan ada ibu-ibu yang sepakat untuk saling memakan anak-anak mereka sendiri, hal itu terpaksa dilakukan karena mereka tidak sanggup menahan laparnya!
Keempat orang kusta itu sedang dihadapkan pada pilihan hidup yang berat: apakah memilih untuk tetap duduk-duduk di depan pintu gerbang sampai ajal menjemput, memutuskan untuk nekat masuk kota tetapi akan berakhir dengan kematian karena di kota juga sedang terjadi kelaparan, atau memilih untuk menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Bila mereka memilih pilihan yang terakhir ini ada dua kemungkinan yang terjadi: mereka akan dibiarkan hidup atau mati terbunuh oleh musuh. Akhirnya mereka memilih untuk mendatangi perkemahan tentara Aram! Apa yang mereka pilih adalah yang terbaik dari semua pilihan yang ada. Dengan penuh pengharapan mereka melangkah menuju perkemahan tentara Aram pada waktu senja. Apa yang terjadi? Di luar dugaan perkemahan itu sudah ditinggalkan secara buru-buru oleh tentara Aram: kuda, keledai, makanan, minuman, emas, perak dan pakaian, ditinggalkannya. Pilihan hidup yang telah diambil keempat orang kusta itu ternyata membuahkan hasil yang jauh dari dugaan atau prediksi semula! Andai mereka tetap duduk-duduk di luar pintu gerbang kota dan pasrah kepada nasib, kematian pasti cepat menjemputnya... (Bersambung)
Baca: 2 Raja-Raja 7:1-20
"Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati. Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram." 2 Raja-Raja 7:4b-5a
Dalam pembacaan firman Tuhan hari ini kita menyimak sebuah percakapan empat orang kusta yang sedang duduk di luar pintu gerbang kota Samaria, yang saat itu sedang dikepung oleh raja Benhadad dari kerajaan Aram.
Keempat orang kusta berada di luar pintu gerbang kota karena pada waktu itu orang yang sakit kusta dianggap najis dan harus dikucilkan, diasingkan dari masyarakat lainnya. Kemungkinan besar pengepungan itu sudah berjalan 7 tahun lamanya sehingga menimbulkan kelaparan yang sangat hebat di seluruh negeri. Akibat kelaparan ini semua orang mengalami penderitaan yang luar biasa karena terbatasnya bahan makanan...kalaupun ada harganya pun selangit: "...sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria." (2 Raja-Raja 7:1). Bahkan ada ibu-ibu yang sepakat untuk saling memakan anak-anak mereka sendiri, hal itu terpaksa dilakukan karena mereka tidak sanggup menahan laparnya!
Keempat orang kusta itu sedang dihadapkan pada pilihan hidup yang berat: apakah memilih untuk tetap duduk-duduk di depan pintu gerbang sampai ajal menjemput, memutuskan untuk nekat masuk kota tetapi akan berakhir dengan kematian karena di kota juga sedang terjadi kelaparan, atau memilih untuk menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Bila mereka memilih pilihan yang terakhir ini ada dua kemungkinan yang terjadi: mereka akan dibiarkan hidup atau mati terbunuh oleh musuh. Akhirnya mereka memilih untuk mendatangi perkemahan tentara Aram! Apa yang mereka pilih adalah yang terbaik dari semua pilihan yang ada. Dengan penuh pengharapan mereka melangkah menuju perkemahan tentara Aram pada waktu senja. Apa yang terjadi? Di luar dugaan perkemahan itu sudah ditinggalkan secara buru-buru oleh tentara Aram: kuda, keledai, makanan, minuman, emas, perak dan pakaian, ditinggalkannya. Pilihan hidup yang telah diambil keempat orang kusta itu ternyata membuahkan hasil yang jauh dari dugaan atau prediksi semula! Andai mereka tetap duduk-duduk di luar pintu gerbang kota dan pasrah kepada nasib, kematian pasti cepat menjemputnya... (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)