Tuesday, June 7, 2016

JEMAAT EFESUS: Kehilangan Kasih Mula-Mula (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juni 2016 

Baca:  Wahyu 2:1-7

"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu."  Wahyu 2:2a

Jemaat di Efesus merupakan jemaat terbesar di antara ketujuh jemaat di Asia kecil.  Kota Efesus  (di Yunani)  adalah pusat perkembangan politik dan juga kota perdagangan yang maju;  di sana pula terdapat tempat peyembahan berhala dan banyak sekali kuil dibangun.  Perlu diketahui, rasul Paulus pernah tinggal di kota itu dalam kurun waktu yang cukup lama, sekitar 3 tahun  (baca  Kisah 20:31).  Tuhan memberikan acungan jempol atau pujian kepada jemaat Efesus oleh karena kesungguhan mereka dalam beribadah dan melayani pekerjaan-Nya.  Pernyataan  'Aku tahu segala pekerjaanmu'  menunjukkan bahwa Tuhan tahu apa pun yang umat-Nya kerjakan  (ibadah dan pelayanan), sebab Dia mahatahu.  Tak seorang pun manusia dapat bersandiwara atau mengelabui Tuhan, sebab  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Kalau Tuhan memuji kinerja suatu jemaat berarti mereka benar-benar layak mendapatkan pujian, sebab pujian tersebut bukan keluar dari mulut manusia yang basa-basi atau tendensius, tetapi Tuhan sendiri yang mengatakannya.

     Luar biasa!  Tidak pernah sia-sia kita berjerih lelah beribadah dan melayani Tuhan sebab semua diperhitungkan-Nya.  Yang harus diperhatikan adalah motivasi atau sikap hati kita melakukannya,  "...sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).  Ungkapan  'jerih payah'  menunjuk kepada suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, sampai berkeringat dan penuh pengorbanan.  Artinya jemaat Efesus adalah jemaat yang tidak suka bermalas-malasan, tidak kenal lelah, bersemangat, tidak hitung-hitungan dan penuh totalitas dalam melayani pekerjaan Tuhan.  Mereka juga sangat kokoh memegang ajaran firman Tuhan, terlihat dari sikap yang tidak mau berkompromi dengan ajaran yang menyimpang.

     Meski demikian, mengapa Tuhan masih menegur jemaat ini?  Karena tanpa disadari mereka telah terjebak kepada pelayanan yang bersifat legalistik atau agamawi.  Ibadah dan pelayanan yang selama ini mereka lakukan tak lebih dari sekedar rutinitas yang terjadwal, tanpa didasari kasih atau telah kehilangan kasih mula-mula!  (Bersambung)

Monday, June 6, 2016

TUHAN YANG TIDAK DIANGGAP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2016 

Baca:  Yohanes 1:35-51

"Kata Natanael kepadanya: 'Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?'"  Yohanes 1:46

Nazaret adalah kampung kecil yang terletak di daerah Galilea.  Di sanalah Tuhan Yesus tumbuh dan dibesarkan.

     Karena berasal dari daerah kecil banyak orang meremehkan dan merendahkan Yesus, bahkan ketika Ia pulang kampung dan mengajar di rumah ibadat orang-orang memandang sebelah mata.  Mengapa?  Karena mereka hanya tahu bahwa Yesus itu tak lebih dari anak seorang tukang kayu.  Mereka kenal orangtua dan saudara-saudara-Nya tetapi mereka tidak tahu siapa Yesus sesungguhnya dan dari mana Ia datang.  Begitu melihat Yesus mengajar, takjub dan terheran-heranlah mereka.  "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"  (Matius 13:54b-56).  Keraguan juga dikemukakan Natanael,  "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"  Bagi manusia Yesus sungguh tidak ada harganya dan dipandang sebelah mata, bahkan ditolak di kampung halamannya sendiri.  "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."  (Matius 13:57).  Karena ketidakpercayaan itu tidak banyak mujizat yang Tuhan Yesus kerjakan di tempat asalnya.

     Di masa sekarang ini pun banyak sekali orang yang meremehkan dan tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Kalau pun orang datang mencari Yesus itu bukan karena telah melihat tanda-tanda, melainkan semata-mata ingin mendapatkan berkat materi atau mujizat.  "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang."  (Yohanes 6:26).  Yang dimaksud melihat  'tanda-tanda'  adalah memahami maksud dan tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia!

Sebagian besar orang hanya berpikir bagaimana Tuhan memenuhi kebutuhan hidupnya, tapi begitu tidak mendapatkan apa yang diinginkan dan harapkan, semangat mencari Tuhan pun luntur, dan Ia tidak lagi dianggap!