Friday, June 3, 2016

SEPERTI MUSUH DALAM SELIMUT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2016 

Baca:  Mazmur 55:1-24

"Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia."  Mazmur 55:13

Mazmur 55 ini kemungkinan besar ditulis oleh Daud, setelah puteranya Absalom mengkhianatinya dengan berusaha merebut takhtanya  (baca  2 Samuel 15).  Jadi yang mengkhianati dan berbuat jahat kepada Daud bukanlah orang jauh, bukan musuh yang sesungguhnya, tetapi orang yang sangat dekat dengan dia dan yang dikasihinya.  Betapa perih hati Daud!  Pengkhianatan, gosip, fitnah, iri hati dan sebagainya seringkali datang bukan dari musuh jauh, tetapi datang dari orang-orang terdekat dengan kita, ibaratnya musuh dalam selimut!  Ini adalah sebuah kenyataan dan Saudara pun mungkin pernah mengalami dan merasakan itu,  "Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: kami yang bersama-sama bergaul dengan baik, dan masuk rumah Allah di tengah-tengah keramaian."  (Mazmur 55:14-15).

     Pengalaman pahit seperti yang dialami Daud ini bisa saja terjadi di mana pun:  di tempat kerja, di lingkungan sekitar rumah tinggal, di sekolah, atau bahkan di gereja tempat kita berjemaat.  Di luar dugaan, orang-orang terdekat dapat menyakiti kita dengan segala perbuatan yang bersifat seperti musuh.  Para hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang sepintas tampak sehati sepikir dalam melayani Tuhan ternyata juga saling menjatuhkan dan iri hati.  Firman Tuhan memperingatkan,  "Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan!"  (Mikha 7:5).  Tuhan Yesus sendiri ketika ditangkap oleh musuh-musuh-Nya ditinggalkan oleh murid-murid-Nya yang telah bergaul karib dengan-Nya setiap hari, seperti tertulis:  "Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri."  (Matius 26:56b).  Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid-Nya, tega menjual Tuhan Yesus dengan tiga puluh uang perak.

     Bila Saudara saat ini sedang ditinggalkan atau mungkin telah disakiti orang-orang terdekat, jangan pernah kecewa dan menyimpan sakit hati!

Tuhan berjanji,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  Ibrani 13:5b

Thursday, June 2, 2016

WALAU SERIBU REBAH DISISIKU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2016 

Baca:  Mazmur 91:1-16

"sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu."  Mazmur 91:11

Badai kehidupan biarlah membuat kita semakin terdorong meningkatkan kualitas kerohanian kita:  semakin giat beribadah dan melayani Tuhan, sebab kita yang setia dan tetap berpegang teguh kepada firman-Nya akan mampu melewati semuanya.  "malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;"  (ayat 10).

     Tidak ada yang dapat terjadi kepada hamba yang setia kepada Tuhan, kecuali hal itu diijinkan-Nya.  Kebenaran ini tidak menyatakan bahwa tidak akan pernah ada masa-masa sukar atau tidak menyenangkan, tetapi selama kita mengandalkan Tuhan dan menjadikan Dia sebagai tempat perlindungan, segala sesuatu yang terjadi pada kita diarahkan Tuhan demi kebaikan kita  (baca  Roma 8:28).  Firman Tuhan tidak pernah menjanjikan akan menjauhkan kita dari kesukaran atau badai kehidupan, melainkan akan memberikan kekuatan, pertolongan dan jalan keluar untuk setiap pergumulan hidup yang kita hadapi, bahkan Tuhan akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melayani, melindungi, menjaga dan mengawasi kita.  "Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: 'Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?' Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?"  (Ibrani 1:13-14).  Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego memiliki pengalaman akan hal ini.  Daniel berkata,  "Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,..."  (Daniel 6:23).  Begitu pula Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang tetap aman terselamatkan walaupun dibuang ke dapur perapian yang dipanaskan tujuh kali lipat.

     Kita tidak perlu takut menghadapi dunia yang semakin tidak karuan ini sebab Tuhan ada di pihak kita.  "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku."  (Mazmur 91:14).

Hati yang senantiasa melekat kepada Tuhan adalah kunci untuk menerima pembelaan dan perlindungan dari Tuhan!