Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Mei 2016
Baca: Pengkhotbah 8:2-8
"Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian." Pengkhotbah 8:8a
Kematian adalah realitas yang tidak pernah bisa diprediksi kapan terjadi dan dialami oleh semua orang, ia tidak mengenal usia dan status. Karena itu jangan pernah berkata aku masih muda, masih sehat, masih kaya dan banyak uang, urusan mati itu tidak penting. Justru karena kematian itu bisa datang sewaktu-waktu maka kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12). Karena itu hidup dalam pertobatan sejati harus dilakukan mulai dari sekarang, setiap saat dan setiap hari ketika menyadari kita telah menyimpang dari kehendak Tuhan!
Jika selama ini tujuan hidup kita hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasmaniah dan semata-mata memuaskan keinginan daging, kini kita harus memerbaharui tujuan hidup kita dengan meneladani Yesus yang memiliki tujuan hidup menyenangkan hati Bapa melalui ketaatan-Nya. "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Kita harus berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhir bagi kita dan besok sudah tidak ada kesempatan lagi. Dengan demikian kita akan menghargai waktu sedemikian rupa dan menjadikan setiap hari sebagai suatu kesempatan yang berharga untuk kita memerbaiki hidup dengan fokus kepada perkara-perkara di atas, bukan yang di bumi, sebagaimana Tuhan Yesus sampaikan: "...kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan
karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (Matius 6:20).
Mengumpulkan harta di sorga sama artinya berusaha memiliki hidup tidak bercacat dan tidak bercela di hadapan Tuhan, hidup yang tidak melukai hati Tuhan melalui perkataan dan perbuatan. Inilah hidup yang mengutamakan dan mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenarannya!
Bagi orang percaya yang telah mengumpulkan harta di sorga, kematian tidak lagi menakutkan, melainkan sebuah keuntungan besar karena bertemu dengan Tuhan!
Tuesday, May 31, 2016
Monday, May 30, 2016
TIADA LAGI AIR MATA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2016
Baca: Mazmur 6:1-11
"Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku." Mazmur 6:7
Air mata bisa dikatakan bagian hidup manusia, mulai dari manusia dilahirkan sampai ia menutup mata, hidup manusia selalu diwarnai air mata yang tak kunjung habis. Kelahiran bayi ditengah-tengah keluarga diawali tangisan dan tetesan air mata; begitu keluar dari rahim ibunya ia sudah mulai menangis, air mata pertama sebagai pertanda kehadirannya di dunia. Ketika diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan hidup yang berat air mata kembali mewarnai hari-hari manusia, seperti yang dirasakan pemazmur: "...aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku." (ayat nas); dan ketika manusia sudah menyelesaikan 'kontraknya' di dunia alias meninggal dunia, perpisahan itu ditutup pula dengan derai air mata oleh keluarga, sahabat, teman, kerabat dan orang-orang terdekat.
Tetapi, pada saatnya air mata itu akan berhenti mengalir; kapan itu? Ialah pada hari yang penuh kemenangan dan kebahagiaan, pada saat Pengantin pria menjemput mempelai wanita-Nya masuk ke perjamuan kawin Anak Domba, "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahyu 21:4). Ini berlaku bagi orang-orang yang setia sampai garis akhir, mereka yang hidup dalam kemurnian seperti perawan, "...orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi...Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela." (Wahyu 14:4-5). Janji Tuhan ya dan amin! Maka dari itu, selagi masih ada kesempatan kita harus mengerjakan pekerjaan Tuhan, menyelesaikan tugas dan panggilan-Nya di sepanjang hidup ini, karena pada saatnya kita akan menerima kehidupan kekal sebagai upah kesetiaan dan ketekunan kita dalam memelihara iman.
Namun mereka yang menolak Kristus dan hidup menyimpang dari kebenaran dan mengalami penderitaan abadi, dan air matanya tidak akan pernah berhenti mengalir, "Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi." (Matius 13:42).
Tuhan akan menghapus air mata orang benar, diganti sukacita kekal!
Baca: Mazmur 6:1-11
"Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku." Mazmur 6:7
Air mata bisa dikatakan bagian hidup manusia, mulai dari manusia dilahirkan sampai ia menutup mata, hidup manusia selalu diwarnai air mata yang tak kunjung habis. Kelahiran bayi ditengah-tengah keluarga diawali tangisan dan tetesan air mata; begitu keluar dari rahim ibunya ia sudah mulai menangis, air mata pertama sebagai pertanda kehadirannya di dunia. Ketika diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan hidup yang berat air mata kembali mewarnai hari-hari manusia, seperti yang dirasakan pemazmur: "...aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku." (ayat nas); dan ketika manusia sudah menyelesaikan 'kontraknya' di dunia alias meninggal dunia, perpisahan itu ditutup pula dengan derai air mata oleh keluarga, sahabat, teman, kerabat dan orang-orang terdekat.
Tetapi, pada saatnya air mata itu akan berhenti mengalir; kapan itu? Ialah pada hari yang penuh kemenangan dan kebahagiaan, pada saat Pengantin pria menjemput mempelai wanita-Nya masuk ke perjamuan kawin Anak Domba, "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahyu 21:4). Ini berlaku bagi orang-orang yang setia sampai garis akhir, mereka yang hidup dalam kemurnian seperti perawan, "...orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi...Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela." (Wahyu 14:4-5). Janji Tuhan ya dan amin! Maka dari itu, selagi masih ada kesempatan kita harus mengerjakan pekerjaan Tuhan, menyelesaikan tugas dan panggilan-Nya di sepanjang hidup ini, karena pada saatnya kita akan menerima kehidupan kekal sebagai upah kesetiaan dan ketekunan kita dalam memelihara iman.
Namun mereka yang menolak Kristus dan hidup menyimpang dari kebenaran dan mengalami penderitaan abadi, dan air matanya tidak akan pernah berhenti mengalir, "Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi." (Matius 13:42).
Tuhan akan menghapus air mata orang benar, diganti sukacita kekal!
Subscribe to:
Posts (Atom)