Monday, May 30, 2016

TIADA LAGI AIR MATA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2016 

Baca:  Mazmur 6:1-11

"Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku."  Mazmur 6:7

Air mata bisa dikatakan bagian hidup manusia, mulai dari manusia dilahirkan sampai ia menutup mata, hidup manusia selalu diwarnai air mata yang tak kunjung habis.  Kelahiran bayi ditengah-tengah keluarga diawali tangisan dan tetesan air mata;  begitu keluar dari rahim ibunya ia sudah mulai menangis, air mata pertama sebagai pertanda kehadirannya di dunia.  Ketika diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan hidup yang berat air mata kembali mewarnai hari-hari manusia, seperti yang dirasakan pemazmur:  "...aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku."  (ayat nas);  dan ketika manusia sudah menyelesaikan  'kontraknya'  di dunia alias meninggal dunia, perpisahan itu ditutup pula dengan derai air mata oleh keluarga, sahabat, teman, kerabat dan orang-orang terdekat.

     Tetapi, pada saatnya air mata itu akan berhenti mengalir;  kapan itu?  Ialah pada hari yang penuh kemenangan dan kebahagiaan, pada saat Pengantin pria menjemput mempelai wanita-Nya masuk ke perjamuan kawin Anak Domba,  "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."  (Wahyu 21:4).  Ini berlaku bagi orang-orang yang setia sampai garis akhir, mereka yang hidup dalam kemurnian seperti perawan,  "...orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi...Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela."  (Wahyu 14:4-5).  Janji Tuhan ya dan amin!  Maka dari itu, selagi masih ada kesempatan kita harus mengerjakan pekerjaan Tuhan, menyelesaikan tugas dan panggilan-Nya di sepanjang hidup ini, karena pada saatnya kita akan menerima kehidupan kekal sebagai upah kesetiaan dan ketekunan kita dalam memelihara iman.

     Namun mereka yang menolak Kristus dan hidup menyimpang dari kebenaran dan mengalami penderitaan abadi, dan air matanya tidak akan pernah berhenti mengalir,  "Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."  (Matius 13:42).

Tuhan akan menghapus air mata orang benar, diganti sukacita kekal!

Sunday, May 29, 2016

KEGAGALAN BANGSA ISRAEL: Peringatan Bagi Kita (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Mei 2016 

Baca:  Ibrani 3:7-19

"janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya."  Ibrani 3:8-9

Tak seorang pun dari kita mengingini kegagalan dalam hidup, baik itu dalam pekerjaan atau bisnis, atau dalam membangun mahligai rumah tangga, studi, kejuaraan olahraga dan sebagainya.  Kegagalan menjadi momok semua orang!  Gagal dalam bidang-bidang jasmaniah semacam ini mungkin dampaknya hanya untuk sementara waktu selama hidup di dunia ini, tetapi jika gagal masuk ke tempat perhentian kekal, gagal masuk di kemah abadi yang Tuhan sediakan yaitu Kerajaan Sorga, ini adalah kegagalan total yang dampaknya kekal.

      Kegagalan sebagian besar umat Israel mencapai Tanah Perjanjian merupakan gambaran perjalanan hidup orang percaya dalam mencapai Kerajaan Sorga.  Kalau kita berlaku seperti mereka yaitu melakukan hal-hal jahat, mengeraskan hati, menyembah berhala, bersungut-sungut, hidup dalam percabulan dan pemberontakan, Tuhan tidak akan mengijinkan kita masuk ke tempat perhentian-Nya.  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).  Sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki seorang pun dari umat-Nya binasa, melainkan Ia ingin semua orang mau berbalik ke jalan yang benar dan bertobat.  Namun semua kembali kepada keputusan dan pilihan kita masing-masing:  menyia-nyiakan keselamatan yang telah kita terima, atau tetap mengerjakan keselamatan dengan hati yang takut dan gentar, memiliki roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan dan setia kepada-Nya sampai akhir.

     "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu"  (Ibrani 3:7-8), supaya kita tidak kehilangan berkat yang telah Tuhan sediakan bagi kita, sebab jika semuanya sudah terlambat, penyesalan pun tiada guna.

"setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu,"  Ibrani 2:2-3