Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2016
Baca: Matius 18:15-20
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah
empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya
kembali." Matius 18:15
Dalam hidup sehari-hari sering kita jumpai ada orang-orang yang suka sekali membicarakan kelemahan dan kesalahan orang lain. Ketika melihat orang lain jatuh dalam dosa atau berbuat kesalahan mereka langsung menjadikan hal itu sebagai bahan gosip dan pergunjingan, sehingga orang yang berbuat dosa tersebut menjadi sangat malu.
Berhati-hatilah! "Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38b). Tidak selayaknya kita menghakimi dan menyudutkan orang yang berbuat kesalahan tersebut, sebaliknya kita harus berusaha agar ia tidak tenggelam dalam rasa bersalah, namun mengalami pemulihan. Caranya? Alkitab menyatakan bahwa kita harus menegurnya di bawah empat mata. Firman Tuhan tidak menyuruh kita sebagai penyiar berita dan menjadikannya sebagai konsumsi publik, tetapi kita diperintahkan untuk menegur yang bersangkutan di bawah empat mata, artinya tanpa ada campur tangan dari pihak ketiga. Kita harus bersikap sportif dan kesatria untuk berani menegur yang bersangkutan, bukan memerbincangkannya di belakang. Banyak kegagalan dilakukan oleh orang percaya yaitu menegur saudaranya di hadapan umum, sehingga hal itu menimbulkan rasa malu dan sakit hati dalam diri yang bersangkutan. Bila kita berada di posisi yang salah kita pun harus berjiwa besar untuk mengakui kesalahan, jangan lekas marah dan tersinggung bila ditegur.
Andaikan ajaran firman ini dipraktekkan dengan baik dan benar, kita percaya bahwa jemaat Tuhan akan hidup dalam kerukunan, penuh damai sejahtera tanpa ada dengki dan dendam. "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab
ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya." (Mazmur 133:1-3).
Dibutuhkan hikmat dari Tuhan untuk membereskan persoalan dosa dan kesalahan orang lain, jika tidak, kita cenderung menyelesaikannya dengan akal manusia yang akhirnya berdampak buruk bagi orang lain dan juga diri sendiri!
Thursday, May 26, 2016
Wednesday, May 25, 2016
PERBUATLAH TERLEBIH DAHULU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Mei 2016
Baca: Matius 7:12-14
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Matius 7:12
Semua orang berharap mendapatkan perlakuan yang baik dari orang lain: dihargai, dihormati, didengar, diperhatikan dan sebagainya. Firman Tuhan menyatakan bahwa segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah juga kepada mereka (ayat nas). Dengan kata lain, bila kita ingin dihargai orang lain belajarlah menghargai orang lain; bila kita ingin diperhatikan, belajarlah untuk memperhatikan; bila ingin mendapatkan perlakuan yang ramah dari orang lain, belajarlah berlaku ramah terhadap mereka; bila kita ingin orang lain tidak ingkar terhadap janjinya, maka kita pun harus belajar menepati janji. Apa yang ingin suami perbuat terhadap isteri, isteri pun harus berbuat demikian kepada suami. Inilah yang disebut hukum kesamaan!
Rasul Paulus menasihatkan, "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:4). Namun faktanya? Di zaman sekarang ini jarang sekali orang mau melakukan hal yang demikian. Umumnya orang hanya menuntut orang lain untuk melakukan apa yang dikehendakinya, sementara ia sendiri tidak mau berbuat. "Manusia akan mencintai dirinya sendiri...tidak tahu berterima kasih...tidak tahu mengasihi," (2 Timotius 3:2-3). Kita menjadi orang yang sangat egois! Hal inilah yang seringkali menjadi pemicu permasalahan dan penyebab retaknya sebuah hubungan, baik itu dalam kehidupan berumah tangga, pertemanan, persahabatan atau bermasyarakat, karena tiap-tiap orang hanya saling menuntut dan mengutamakan kepentingan sepihak saja.
Bila kita renungkan, sesungguhnya hukum kesamaan adalah hukum yang sangat alamiah, sederhana dan mudah untuk dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak merugikan dan justru mendatangkan dampak yang positif bagi diri sendiri dan juga orang lain. Kalau kita memperlakukan orang lain dengan sangat baik, maka orang itu pun cenderung akan berbuat seperti apa yang telah kita perbuat terhadanya. Mulai dari sekarang, biarlah kita yang mengawalinya!
"Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." Roma 12:10
Baca: Matius 7:12-14
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Matius 7:12
Semua orang berharap mendapatkan perlakuan yang baik dari orang lain: dihargai, dihormati, didengar, diperhatikan dan sebagainya. Firman Tuhan menyatakan bahwa segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah juga kepada mereka (ayat nas). Dengan kata lain, bila kita ingin dihargai orang lain belajarlah menghargai orang lain; bila kita ingin diperhatikan, belajarlah untuk memperhatikan; bila ingin mendapatkan perlakuan yang ramah dari orang lain, belajarlah berlaku ramah terhadap mereka; bila kita ingin orang lain tidak ingkar terhadap janjinya, maka kita pun harus belajar menepati janji. Apa yang ingin suami perbuat terhadap isteri, isteri pun harus berbuat demikian kepada suami. Inilah yang disebut hukum kesamaan!
Rasul Paulus menasihatkan, "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:4). Namun faktanya? Di zaman sekarang ini jarang sekali orang mau melakukan hal yang demikian. Umumnya orang hanya menuntut orang lain untuk melakukan apa yang dikehendakinya, sementara ia sendiri tidak mau berbuat. "Manusia akan mencintai dirinya sendiri...tidak tahu berterima kasih...tidak tahu mengasihi," (2 Timotius 3:2-3). Kita menjadi orang yang sangat egois! Hal inilah yang seringkali menjadi pemicu permasalahan dan penyebab retaknya sebuah hubungan, baik itu dalam kehidupan berumah tangga, pertemanan, persahabatan atau bermasyarakat, karena tiap-tiap orang hanya saling menuntut dan mengutamakan kepentingan sepihak saja.
Bila kita renungkan, sesungguhnya hukum kesamaan adalah hukum yang sangat alamiah, sederhana dan mudah untuk dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak merugikan dan justru mendatangkan dampak yang positif bagi diri sendiri dan juga orang lain. Kalau kita memperlakukan orang lain dengan sangat baik, maka orang itu pun cenderung akan berbuat seperti apa yang telah kita perbuat terhadanya. Mulai dari sekarang, biarlah kita yang mengawalinya!
"Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." Roma 12:10
Subscribe to:
Posts (Atom)