Saturday, May 21, 2016

IBADAH DAN PELAYANAN: Bukan Untuk Show Off

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Mei 2016 

Baca:  Matius 23:1-22

"Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi."  Matius 23:5-7

Ada berbagai kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi:  beribadah, berdoa, berpuasa, memberi sedekah, pelayanan dan sebagainya.  Secara kasat mata mereka yang tampak aktif dalam kegiatan kerohanian seperti yang ditunjukkan oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, orang akan menyebutnya sebagai orang yang religius atau sangat rohani.  Namun akan sangat disayangkan bila pelayanan atau kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut hanya dilakukan sebatas rutinitas, ibadah hanya  'kulit'  luar saja dan disertai dengan motivasi yang terselubung.

     Ibadah dan pelayanan yang biasa dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ternyata hanya bertujuan supaya dilihat orang, mencari pujian dan hormat dari manusia.  Ibadah dan pelayanan model demikian takkan punya arti apa-apa di hadapan Tuhan.  Upah yang mereka terima pun tak lebih dari pujian manusia semata!  Tuhan Yesus memperingatkan:  "... jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga."  (Matius 6:1).  Mereka mengajar umat tentang hukum-hukum Tuhan, tetapi mereka sendiri tidak melakukan firman yang diajarkan.  Apalah artinya fasih semua ayat-ayat di Alkitab dan menguasai ilmu teologia bila kita tidak menjadi pelaku firman.  Itu sama artinya menipu diri sendiri!  Rasul Paulus berusaha begitu rupa:  "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27), sebab yang Tuhan kehendaki dari kita adalah  "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Karena itu Tuhan Yesus mengecam mereka dengan keras,  "Celakalah kamu...!"

     Ibadah dan pelayanan yang benar harus disertai hati takut akan Tuhan, dibuktikan melalui ketaatan dan bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan diri sendiri.

Terhadap mereka yang hanya tampak  'suci'  dari luar, Tuhan menyebutnya sebagai orang-orang yang munafik.

Friday, May 20, 2016

BERSYUKUR ATAS KARYA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2016 

Baca:  Mazmur 104:1-35

"Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu."  Mazmur 104:24

Segala sesuatu yang ada di atas muka bumi ini tidak terjadi secara kebetulan dan bukan sekedar rangkaian kejadian atau peristiwa, tetapi semua ada dalam kendali Tuhan, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.

     Jagat raya dan semua yang ada di dalamnya diciptakan Tuhan dengan suatu maksud yang indah, karena Dia adalah arsitek Mahadahsyat yang tiada tandingannya dalam merancang dan mencipta.  Alam semesta dan cakrawala Tuhan ciptakan dengan penuh semarak dan demikian indahnya, dan Ia pun puas melihat hasil karya-Nya itu.  "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik."  (Kejadian 1:31a).  Terlebih-lebih diciptakan-Nya manusia menurut rupa dan gambar-Nya sendiri.  Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan menaruh tangan-Nya atas kita, mengukir dan membentuk kita sesuai rencana-Nya yang sempurna, sesuai dengan sifat-Nya yang Mahasempurna.  Karya-karya Tuhan yang teramat dahsyat ini membuat pemazmur berdecak kagum dan terpesona  (ayat nas).  Sebagai orang percaya kita selayaknya memberikan respons secara antusias apabila menyadari betapa Tuhan telah menciptakan kita secara dahsyat dengan rancangan-rancangan yang luar biasa, dan  "...tidak ada rencana-Mu yang gagal."  (Ayub 42:2).  Marilah kita bersyukur seperti Daud yang berkata,  "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya."  (Mazmur 139:14-16).  Kalau kita menyadari bahwa kita diciptakan Tuhan sesuai rencana-Nya, maka tidak ada satu pun kejadian atau peristiwa dalam hidup ini tanpa diketahui oleh-Nya,  "Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya."  (Mazmur 139-6).

     Pergumulan berat apa yang sedang Saudara hadapi saat ini?  Jangan pernah kecewa dan berputus asa, yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

Rancangan Tuhan atas hidup kita adalah baik adanya, karena itu bersyukurlah!