Tuesday, May 10, 2016

GENERASI YANG TAKUT AKAN TUHAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2016 

Baca:  Ulangan 6:1-25

"haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."  Ulangan 6:7

Alkitab menyatakan bahwa kita ini diciptakan Tuhan dengan tujuan untuk kemuliaan nama-Nya:  "semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"  (Yesaya 43:7).

     Rasul Paulus menegaskan hal itu kepada jemaat di Efesus,  "...kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."  (Efesus 2:10).  Kehendak Tuhan untuk hidup bagi kemuliaan-Nya ini tidak hanya berlaku bagi satu generasi saja, tetapi dari generasi ke generasi;  sedangkan tanggung jawab mempersiapkan generasi ada di pundak orangtua.  Karena itulah Musa memperingatkan para orangtua untuk tidak lalai mendidik anak-anaknya, sebab jika lalai melakukan tanggung jawab ini akan berakibat sangat fatal bagi generasi mendatang.

     Ada tertulis:  "Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka."  (Amsal 17:6).  Tuhan mengaruniakan anak-anak ke dalam sebuah keluarga untuk diperhatikan, dirawat, dibesarkan dan dididik.  Orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya secara jasmani dan rohani.  Ada banyak orangtua yang hanya concern terhadap kebutuhan jasmani anak-anak, dan cenderung mengutamakan pengetahuan umum dan prestasi akademik saja, namun kurang memerhatikan kebutuhan rohaninya.  Kebutuhan rohani yang dimaksudkan adalah menanamkan prinsip-prinsip Alkitabiah, mengajarkan firman Tuhan, serta memberikan teladan hdiup bagaimana memiliki hati yang takut akan Tuhan.  Dalam hal ini orangtua harus mampu menjalankan perannya sebagai pembimbing rohani bagi anak-anaknya.

     Musa memperingatkan para orangtua agar bersungguh-sungguh memersiapkan generasi yang kudus, takut akan Tuhan, dan generasi yang memiliki hati untuk melayani Tuhan, dengan cara mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya;  bukan hanya sekali atau dua kali, tetapi berulang-ulang, kapan pun dan di mana pun berada.  Artinya di setiap kesempatan, bersifat terus-menerus, dan konsisten.  (Bersambung)

Monday, May 9, 2016

FIRMAN TUHAN: Kunci Pertumbuhan Iman

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2016 

Baca:  Mazmur 119:97-104

"Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan."  Mazmur 119:99

Kekristenan itu lebih dari sekedar agama, melainkan sebuah hubungan dengan Tuhan;  dan yang menjadi dasar sebuah hubungan adalah komunikasi yang baik.

     Tuhan berkomunikasi dengan kita dengan berbagai cara, terutama sekali melalui firman-Nya.  Sementara, kita berkomunikasi dan Tuhan melalui doa-doa kita.  Karena itu perlu sekali kita belajar mempertajam pendengaran kita akan suara Tuhan supaya komunikasi dua arah ini dapat berlangsung dengan baik.  Ketika kita tekun membaca dan merenungkan firman-Nya setiap hari kita bisa mengerti apa yang menjadi kemauan Tuhan, kehendak-Nya, isi hati-Nya dan jalan-jalan-Nya.  Firman Tuhan adalah standar tertinggi dan mutlak untuk setiap bidang kehidupan orang percaya, sebab firman-Nya  "...bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).

     Seperti bayi yang mendambakan susu dan membutuhkannya untuk dapat bertumbuh, kita pun harus memiliki rasa haus dan lapar akan firman Tuhan supaya iman kita dapat bertumbuh, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Maka dari itu  "...jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan."  (1 Petrus 2:2-3).  Selain membawa kepada pertumbuhan iman firman Tuhan juga berfungsi sebagai pedang Roh.  Tuhan Yesus telah mempraktekkan bagaimana Ia menang atas pencobaan di padang gurun dengan memfungsikan firman sebagai pedang Roh.  Kita pun dapat menang atas pencobaan-pencobaan yang terjadi dengan cara yang sama, dengan memperkatakan firman dan mempraktekkannya.  "Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada."  (Mazmur 33:9).

     Bila sampai hari ini kita masih menganggap bahwa Alkitab itu tidak lebih dari sebuah buku biasa karangan manusia, itu adalah kesalahan besar dan sangat fatal!

Tanpa mau menyediakan waktu untuk dengar-dengaran akan firman Tuhan setiap hari mustahil kerohanian seseorang mengalami pertumbuhan!