Sunday, April 24, 2016

HENOKH: Karib Dengan Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 April 2016 

Baca:  Yudas 1:3-16

"Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: 'Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan...'"  Yudas 1:14-15

Melalui kelahiran Metusalah Tuhan memperingatkan Henokh tentang adanya peristiwa besar yang akan membinasakan seluruh bumi.  Ketika menerima nubuatan dari Tuhan tentang rencana-Nya untuk menghukum dunia Henokh meresponsnya dengan hati yang takut akan Tuhan, sehingga ia pun membuat keputusan hidup yang benar dan bergaul karib dengan Tuhan.  "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."  (Mazmur 25:14).  Berbagai hal Tuhan singkapkan kepada orang yang mau bergaul karib dengan-Nya sehingga kehendak-Nya, rencana-Nya, perjanjian-Nya diberitahukan kepada orang itu.

     Nubuatan ini tergenapi melalui cucu Metusalah atau cicit Henokh yaitu Nuh, di mana Tuhan mendatangkan air bah yang menenggelamkan seluruh bumi.  "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: 'Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.'"  (Kejadian 6:5-7).

     Hidup bergaul karib dengan Tuhan berarti hidup menyenangkan hati Tuhan, hidup seturut kehendak Tuhan, hidup seirama dengan hati Tuhan, hidup seperti yang Tuhan mau.  Hidup bergaul karib dengan Tuhan berarti berjalan dengan Tuhan setiap hari.  Selama kita masih menuruti keinginan daging dan hidup menurut kehendak sendiri kita belum berjalan bersama Tuhan.  "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"  (Amos 3:3).  Bila ingin mencapai taraf menyenangkan hati Tuhan tidak ada jalan lain selain kita berkomitmen untuk bersekutu dan bergaul karib dengan Dia secara terus-menerus dan konsisten.

Iman dan penundukan diri adalah langkah untuk bergaul karib dengan Tuhan!

Saturday, April 23, 2016

HENOKH: Karib Dengan Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 April 2016 

Baca:  Kejadian 5:1-32

"Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."  Kejadian 5:24

Jika kita baca secara teliti Kejadian pasal 5 ini yang perikopnya tentang keturunan Adam, ada suatu pola hidup manusia yang terjadi berulang-ulang yaitu manusia lahir, beranak cucu, kemudian mati.  Dari garis keturunan Adam semuanya selalu diakhiri dengan satu kata yang sama yaitu kematian.  Namun hal ini tidak terjadi pada diri Henokh, yang adalah keturunan ke-7 dari Adam:  ia tidak mengalami kematian, tetapi mengalami rapture, diangkat hidup-hidup oleh Tuhan.  Ia pun menjadi manusia pertama yang tidak pernah mati,  "...sebab ia telah diangkat oleh Allah."  (Kejadian 5:24).

     Henokh mempunyai banyak anak laki-laki dan perempuan, salah satunya adalah Metusalah.  Artinya kehidupan Henokh tidak jauh berbeda dengan manusia lainnya yaitu mempunyai keluarga dan juga kesibukan.  Meski demikian ada karakter yang mencolok dari diri Henokh, yang tidak dimiliki oleh banyak orang, yang membuatnya begitu istimewa dan spesial yaitu kekaribannya dengan Tuhan.  Ketika orang-orang sejamannya memilih hidup menjauh dari Tuhan, memuaskan hawa nafsu dan mengesampingkan perkara-perkara rohani, Henokh justru membuat pilihan hidup yang berbeda yaitu hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan, bukti bahwa ia tidak terbawa oleh arus dunia dan berani tampil beda.  Bahkan Alkitab menulis 2 kali untuk menyatakan bahwa Henokh hidup bergaul dengan Tuhan  (baca  Kejadian 5:22, 24).  Henokh bergaul karib dengan Tuhan bukan dalam waktu yang singkat atau sesaat, melainkan dalam kurun waktu yang sangat lama yaitu selama 300 tahun, yang berakhir dengan pengangkatan  (usia 365).

     Nama Henokh memiliki arti dedicated  (dipersembahkan).  Sesuai dengan namanya, Henokh mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan sehingga ia pun termasuk salah satu di antara saksi-saksi iman yang mampu memelihara imannya sampai akhir.  Henokh membuat keputusan bergaul karib dengan Tuhan setelah anaknya yang bernama Metusalah lahir ketika ia berumur 65 tahun.  Sedangkan nama Metusalah memiliki pengertian bahwa Tuhan hendak mendatangkan penghukuman bagi dunia oleh karena kejahatan manusia.  Peringatan Tuhan inilah yang menjadi titik balik dalam kehidupan Henokh!  (Bersambung)