Friday, April 15, 2016

MENGHORMATI DAN MENGASIHI ORANG TUA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2016 

Baca:  Amsal 10:1-10

"Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya."  Amsal 10:1

Di zaman sekarang ini sering kita jumpai anak muda yang kurang menghormati orangtuanya.  Mereka suka sekali melawan dan menentang nasihat orangtua yang dianggap kuno, lalu mereka pun memilih menjalani hidup sekehendak hati karena merasa diri sudah besar.  Akibatnya?  Tidak sedikit yang salah pergaulan:  terlibat narkoba, seks bebas, dugem dan sebagainya.  Firman Tuhan sudah memperingatkan,  "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Korintus 15:33).

     Bagi seorang anak, menghormati orangtua adalah wajib, dan merupakan perintah Tuhan yang harus ditaati, bahkan termasuk dalam satu dari sepuluh hukum Tuhan.  "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu."  (Keluaran 20:12).  Terhadap anak yang menghormati orangtuanya saja Tuhan menyediakan berkat-berkat-Nya, terlebih-lebih terhadap anak yang mau membalas budi dan berbuat baik kepada orangtuanya.  Karena itu selagi orangtua kita masih hidup hormatilah dan perlakukan mereka dengan dilandasi oleh kasih Kristus.

     Kalau ada orang Kristen yang tidak menghormati orangtuanya, berlaku kurang ajar, apalagi sampai menelantarkan orangtuanya, ia telah melanggar firman Tuhan.  Kita menghormati orangtua bukan semata-mata karena mereka telah mencukupi semua yang kita butuhkan, atau dengan harapan supaya mendapatkan warisan.  Kalau demikian maka kasih seperti itu adalah kasih yang tidak tulus karena disertai dengan motivasi terselubung.  Menghormati orangtua harus dengan kasih yang tulus di segala keadaan.  Sekalipun mereka tidak mampu memberikan apa yang kita perlukan sepenuhnya, sebagai anak, kita harus tetap menghormati dan mengasihi orangtua kita.  Mengapa?  Mereka adalah wakil Tuhan, dan keberadaan anak hampir seluruhnya bergantung penuh kepada orangtua sampai beranjak dewasa.  "Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya."  (2 Korintus 12:14b).

Seorang anak yang menghormati dan membalas kasih orangtua Tuhan pasti akan membalas perbuatan baiknya, sekalipun orangtua tidak mampu membalas sang anak.

Thursday, April 14, 2016

MENJADI ORANG JUJUR (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 April 2016 

Baca:  Mazmur 50:1-23

"siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."  Mazmur 50:23b

Kebanyakan orang cenderung berani berdusta atau berkata tidak jujur karena mereka lebih memilih untuk takut kepada manusia, sekedar menyenangkan hati orang lain, daripada takut kepada Tuhan.  Mereka berpikir lebih mudah berdusta kepada Tuhan yang tak dilihatnya daripada berdusta di hadapan manusia yang terlihat secara kasat mata.  Kalau sampai ketahuan berdusta di hadapan manusia resiko yang langsung diterimanya adalah malu, dimarahi, didamprat atau mungkin dipecat.

     Cepat atau lambat setiap ketidakjujuran atau kebohongan pasti akan terungkap.  Manusia mungkin saja tidak tahu dan bisa dikelabui dengan kebohongan kita, tetapi Tuhan yang duduk di atas takhta-Nya adalah Mahatahu, bahkan  "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).  Apa pun yang kita pikirkan, rancangkan, cita-citakan, Tuhan tahu secara persis.  "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Berhentilah berkata dusta, jadilah orang yang jujur, sebab  "Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya."  (Amsal 12:22).

     Di masa sekarang ini dunia penuh dosa dan kejahatan yang begitu merajalela sehingga semakin sulit hidup dalam kejujuran.  Haruskah orang percaya mengikuti arus dunia ini untuk hidup dalam ketidakjujuran?  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus kita harus meninggalkan tabiat lama.  Karakter lama harus kita buang dan hidup menurut pimpinan Roh Kudus.  Hidup menurut kehendak Tuhan berarti harus menjadi orang jujur.  Rugikah hidup jujur?  Daud menulis:  "...orang-orang benar akan memuji nama-Mu, orang-orang yang jujur akan diam di hadapan-Mu."  (Mazmur 140:14).  Berhenti dari kebiasaan berdusta tidak mudah, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti bisa terlepas dari dusta asal ada kemauan dan tekad yang kuat.

"Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur;"  Amsal 16:17