Friday, March 18, 2016

MENJADI PENJAGA JIWA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Maret 2016 

Baca:  Yehezkiel 3:16-21

"Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku."  Yehezkiel 3:17

Di zaman seperti sekarang ini kebanyakan orang cenderung bersikap egois, mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan orang lain.  Sikapnya seperti Kain ketika Tuhan bertanya kepadanya,  "Di mana Habel, adikmu itu?"  (Kejadian 4:9).  Dengan nada kesal Kain menjawab,  "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"  (Kejadian 4:9).

     Sering kita jumpai banyak orang Kristen yang begitu giat melayani pekerjaan Tuhan, terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani, tapi dalam kehidupan sehari-harinya mereka berlaku cuek, individualistis dan tidak peduli dengan orang lain, tidak mau direpotkan oleh orang lain, tidak mau  'bersentuhan'  dengan orang lain.  Jika demikian apalah artinya kita tampak rohani di gereja, bahkan beratribut sebagai pelayan Tuhan jika kita tidak mau melayani jiwa-jiwa, atau tidak ada buah-buah yang kita hasilkan.  "Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya."  (Lukas 6:44a).

     Sebagaimana Yehezkiel dipanggil Tuhan untuk menjadi  'penjaga'  Israel, demikian pula setiap orang percaya.  Menjadi  'penjaga'  bagi orang lain berarti mempraktekkan kasih seperti yang Tuhan Yesus teladankan;  menjadi  'penjaga'  bagi orang lain berarti peduli terhadap keselamatan orang lain.  Menjadi  'penjaga'  bagi orang lain tidak harus selalu berkorban uang atau materi, tapi termasuk juga memberikan perhatian, waktu, tenaga dan pikiran untuk mereka.  Kita dipanggil Tuhan untuk menjadi  'penjaga'  atas siapa saja?  Atas orang yang hidup menyimpang dari kebenaran  (yaitu jahat).  Tuhan berkata,  "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu."  (Yehezkiel 3:18).  Bila ada orang-orang di sekitar kita yang hidup dalam kejahatan, kita yang tahu akan kebenaran memiliki tanggung jawab untuk menasihati, menegur dan memeringatkan mereka supaya mereka segera bertobat dan meninggalkan kejahatannya, bukan malah bersikap masa bodoh.  (Bersambung)

Thursday, March 17, 2016

KEKUATAN MANUSIA: Menghalangi Tuhan Bekerja

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Maret 2016 

Baca:  1 Korintus 1:18-31

"supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."  1 Korintus 1:29

Di dunia ini ada banyak orang pintar, hebat, jenius dengan berbagai titel yang mentereng, banyak pula orang kaya dan berkedudukan tinggi.  Banyak di antara mereka terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.

     Inilah yang harus diperhatikan:  segala kelebihan yang dimiliki  (pintar, hebat, jenius, kaya dan berkedudukan)  jangan sampai membuat kita memegahkan diri.  Jangan sampai kita tampak melayani Tuhan tapi sesungguhnya diri sendiri yang dikedepankan, lalu kehebatan, kekuatan dan kemampuan diri yang digembar-gemborkan di hadapan semua orang.  Kita harus ingat bahwa talenta, karunia, bakat alami dan kelebihan-kelebihan yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan, karena itu harus dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk memperbesar ego sendiri.  Jika kita melayani Tuhan dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri, serta membangga-banggakan apa yang kita punyai, kita sedang menghalangi pekerjaan Tuhan dan juga menghalangi kuasa-Nya bekerja di dalam kita.  Fokus utama pelayan Tuhan adalah memberitakan Injil, memberitakan kuasa salib Kristus, dan mempermuliakan nama Tuhan, bukan memberitakan dan mengedepankan kelebihan pribadi.  Rasul Paulus berkata,  "Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia."  (1 Korintus 1:17).  Ketika kita cenderung mengandalkan kepintaran, kehebatan dan kemampuan manusia, saat itulah kita sedang merampok kuasa dari salib Kristus.

     Sesungguhnya Tuhan tidak memerlukan kita karena sesuatu yang kita miliki.  Tuhan memerlukan kita sebagai mitra kerja-Nya dan hanya sebagai sarana untuk menyalurkan kuasa-Nya kepada orang lain.  Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk membangga-banggakan diri.  Jika kita meninggikan diri sendiri berarti kita telah merendahkan kuasa salib Kristus.

"...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia."  Galatia 6:14