Sunday, March 13, 2016

KEDATANGAN TUHAN SEPERTI PENCURI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2016 

Baca:  2 Petrus 3:1-16

"Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri."  2 Petrus 3:10a

Alkitab menggambarkan bahwa hari Tuhan atau kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya seperti seorang mempelai laki-laki yang datang untuk menjemput mempelai perempuannya.  Tapi kedatangan Tuhan juga diumpamakan seperti pencuri.  Setiap kali berbicara tentang hari kedatangan Tuhan banyak orang Kristen penasaran, harap-harap cemas, tapi ada pula yang bosan mendengarnya.  Mereka bersikap apatis setiap kali mendengar khotbah tentang hari kedatangan Tuhan.  Pikirnya,  "Sejak dulu selalu diceritakan kalau Tuhan akan datang, mana buktinya?"  Masalahnya bukan soal waktu atau kapan Tuhan akan datang, melainkan kesiapan kita menyambut hari itu.

     Bagi orang percaya, yang mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh melayani Tuhan, hari kedatangan-Nya adalah hari yang sangat dinanti-nantikan, seperti seorang mempelai perempuan yang sudah tidak sabar menanti kedatangan sang mempelai laki-laki sorgawi, yang akan membawanya ke pesta perjamuan kawin Anak Domba.  Tetapi bagi mereka yang tidak percaya dan hidup dalam dosa, kedatangan Tuhan akan seperti pencuri.  Apa maksudnya?  Hari kedatangan Tuhan akan menjadi hari yang sangat mengejutkan karena mereka dalam keadaan tidak siap.  "Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  (Pengkhotbah 9:12b).  Bagi mereka, kedatangan-Nya menjadi sebuah kerugian besar, karena mereka akan kehilangan segala-galanya:  uang, kekayaan, popularitas, pangkat dan sebagainya yang selama ini dibangga-banggakan dan diandalkan.  Segala gemerlap, kesenangan dan kenikmatan duniawi yang membuat mereka nyaman dan terlena harus mereka tinggalkan.

     Akhirnya hari kedatangan Tuhan menjadi hari yang sangat menakutkan dan menyisakan penyesalan mendalam.  Penghakiman, penderitaan dan penghukuman kekal juga siap menanti mereka yang selama hidupnya mengeraskan hati, tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus dan menolak Injil Kristus.

Jangan sampai kedatangan Tuhan seperti pencuri yang mengejutkan kita!  Maka jangan tunda-tunda waktu untuk bertobat!  Bila terlambat, penyesalan tiada guna.

Saturday, March 12, 2016

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2016 

Baca:  1 Tesalonika 3:1-13

"Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya."  1 Tesalonika 3:13

Berbicara tentang akhir zaman seringkali menjadikan orang penasaran, kapan sih Tuhan Yesus datang kembali?  Yang menjadi persoalan bukan soal hari atau kapan Tuhan akan datang, tetapi bagaimana kesiapan orang percaya menyambut kedatangan-Nya itu.  "...jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"  (Lukas 18:8).  Dalam ajaran-Nya Tuhan Yesus berulangkali mengingatkan bahwa Dia akan pergi dan kemudian datang kembali untuk menjemput umat-Nya.  "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada."  (Yohanes 14:3).  Tanpa ditunda-tunda lagi Tuhan Yesus akan datang segera!

     Apakah kita sudah siap menyambut kedatangan Tuhan?  Selagi ada waktu dan kesempatan marilah kita mempersiapkan diri sebaik mungkin seperti lima gadis yang bijaksana.  Adalah sia-sia menjadi orang Kristen sekian lama jika pada waktu Dia datang Dia menolak kita, sebab  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  (Matius 7:21-23).

     Yang berhak masuk ke pesta perjamuan kawin Anak Domba adalah orang-orang percaya yang melakukan kehendak Bapa.  Jadi kunci untuk dapat tinggal di tempat di mana Tuhan Yesus berada adalah ketaatan, bukan berapa lama kita menjadi Kristen atau seberapa aktif kita terlibat dalam pelayanan.  Bagi orang percaya melayani Tuhan adalah sebua keharusan, tapi jika pelayanan itu hanya sebatas aktivitas jasmaniah, apalagi disertai motivasi tidak benar, maka pelayanannya tidak akan mendapatkan upah di sorga.

Tuhan datang untuk menjemput umat-Nya yang hidup dalam ketaatan!