Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2016
Baca: Yohanes 1:1-18
"Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;" Yohanes 1:12
Ketika mendengar kata 'Kristen' yang langsung timbul di dalam pikiran semua orang adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus atau pengikut Kristus. Dalam kitab Perjanjian Baru kata Kristen ini muncul sebanyak tiga kali yaitu di Kisah Para Rasul 11:26, Kisah Para Rasul 26:8, dan 1 Petrus 4:16. Orang-orang menyebut pengikut Kristus sebagai Kristen untuk pertama kalinya di Anthiokia, awalnya sebagai nada ejekan dan penghinaan karena mendapati bahwa sikap dan perbuatan mereka sehari-hari sama seperti Guru-nya. Memang adalah suatu keharusan orang Kristen memiliki kehidupan yang sama seperti Kristus. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Kamus Webster pun mendefinisikan orang Kristen sebagai orang yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Kristus, atau percaya kepada agama yang berdasarkan pengajaran Yesus Kristus.
Orang Kristen disebut orang percaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Percaya kepada Tuhan Yesus berarti percaya segala sesuatu mengenai Dia: perkataan-Nya, janji-Nya dan yang diperbuat-Nya. Karena itu orang percaya tidak boleh lagi hidup mengandalkan kekuatan sendiri dan bersandar kepada pengertian sendiri. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (Amsal 3:5, 7).
Percaya kepada Tuhan Yesus berarti mau membayar harga dalam hidupnya dan hidup menurut kehendak-Nya. Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Percaya kepada Kristus berarti menghargai pengorbanan Kristus di kayu salib, karena "...di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa." (Kolose 1:14). Percaya kepada Tuhan Yesus berarti menghargai pengorbanan Kristus di kayu salib dengan tidak lagi berkompromi dengan dosa dan hidup sebagai manusia baru.
Percaya kepada Tuhan Yesus harus dibuktikan melalui kehidupan yang menghasilkan buah-buah sesuai dengan pertobatan secara nyata!
Tuesday, March 8, 2016
Monday, March 7, 2016
DIBANGUN DI ATAS BATU KARANG
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2016
Baca: Matius 16:13-20
"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Matius 16:18
Di zaman sekarang ini kita melihat banyak sekali gedung gereja dibangun, bahkan ada gedung gereja yang sanggup menampung jemaat yang jumlahnya ribuan. Itu adalah berita yang sangat menggembirakan, membuktikan bahwa gereja semakin hari semakin berkembang secara pesat. Kita berharap perkembangan tersebut bukan hanya dari segi kuantitas atau jumlah saja, tetapi yang terpenting adalah kualitas setiap jemaatnya.
Marilah kita simak pernyataan Tuhan ini: "Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?" (Yesaya 66:1). Gedung gereja secara fisik merupakan tempat jemaat berkumpul untuk berbakti dan beribadah kepada Tuhan. Namun yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan 'gereja' sesungguhnya adalah jemaat itu sendiri. Tuhan tidak menginginkan rumah atau gedung yang fana, yang Ia kehendaki adalah setiap jemaat dibangun di atas fondasi yang kuat dan teguh yaitu batu karang, yang adalah gambaran Kristus sendiri yang telah disalibkan, mati, bangkit dan kemudian naik ke sorga kembali kepada Bapa. Inilah yang seharusnya menjadi fondasi sebuah pembangunan gereja Tuhan. Jadi gereja yang sejati adalah gereja yang menghargai pengorbanan Kristus yang telah menebus dan menyelamatkannya. "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19).
Tanpa fondasi yang benar ini keberadaan gereja tidak berarti apa-apa dan takkan memberi dampak bagi dunia ini. Gedung gereja secara fisik pun harus didirikan di atas 'Batu Karang Kristus' dengan tujuan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Bila gereja bertujuan kemegahan diri, kesombongan, mengeruk kekayaan atau mencari popularitas, keberadaan gedung gereja tidak ada bedanya dengan gedung-gedung biasa lainnya di mana Roh Tuhan tak mendiaminya, sehingga jemaat tak akan mengalami kuasa Tuhan.
Jangan sekali-kali mendirikan gereja atas dasar ambisi atau motivasi pribadi!
Baca: Matius 16:13-20
"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Matius 16:18
Di zaman sekarang ini kita melihat banyak sekali gedung gereja dibangun, bahkan ada gedung gereja yang sanggup menampung jemaat yang jumlahnya ribuan. Itu adalah berita yang sangat menggembirakan, membuktikan bahwa gereja semakin hari semakin berkembang secara pesat. Kita berharap perkembangan tersebut bukan hanya dari segi kuantitas atau jumlah saja, tetapi yang terpenting adalah kualitas setiap jemaatnya.
Marilah kita simak pernyataan Tuhan ini: "Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?" (Yesaya 66:1). Gedung gereja secara fisik merupakan tempat jemaat berkumpul untuk berbakti dan beribadah kepada Tuhan. Namun yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan 'gereja' sesungguhnya adalah jemaat itu sendiri. Tuhan tidak menginginkan rumah atau gedung yang fana, yang Ia kehendaki adalah setiap jemaat dibangun di atas fondasi yang kuat dan teguh yaitu batu karang, yang adalah gambaran Kristus sendiri yang telah disalibkan, mati, bangkit dan kemudian naik ke sorga kembali kepada Bapa. Inilah yang seharusnya menjadi fondasi sebuah pembangunan gereja Tuhan. Jadi gereja yang sejati adalah gereja yang menghargai pengorbanan Kristus yang telah menebus dan menyelamatkannya. "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19).
Tanpa fondasi yang benar ini keberadaan gereja tidak berarti apa-apa dan takkan memberi dampak bagi dunia ini. Gedung gereja secara fisik pun harus didirikan di atas 'Batu Karang Kristus' dengan tujuan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Bila gereja bertujuan kemegahan diri, kesombongan, mengeruk kekayaan atau mencari popularitas, keberadaan gedung gereja tidak ada bedanya dengan gedung-gedung biasa lainnya di mana Roh Tuhan tak mendiaminya, sehingga jemaat tak akan mengalami kuasa Tuhan.
Jangan sekali-kali mendirikan gereja atas dasar ambisi atau motivasi pribadi!
Subscribe to:
Posts (Atom)