Thursday, February 25, 2016

TENANG MENGHADAPI SEGALA HAL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Februari 2016 

Baca:  1 Petrus 4:7-11

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  1 Petrus 4:7

Hari-hari ini banyak orang mudah sekali terpancing emosi dalam bertindak alias tidak tenang.  Karena tidak tenang kita pun sering keliru dalam membuat keputusan, sehingga ini berimbas kepada tindakan yang ceroboh.

     Rasul Petrus menasihati orang percaya untuk bisa menguasai diri dan tetap tenang di segala situasi supaya dapat berdoa.  Ketika kita dalam posisi tidak tenang, panik, gelisah, emosi, jengkel, marah, galau atau gundah gulana tentunya akan sulit untuk berdoa.  Ada banyak hal di dunia ini yang membuat orang tidak bisa tenang dalam menjalani hidup:  masalah, tekanan, tuntutan pekerjaan, pengaruh lingkungan dan masih banyak lagi.  Sampai kapan pun dunia tidak akan pernah memberikan rasa tenang bagi kita.  Karena itu rasa tenang dalam diri orang percaya seharusnya tidak ditentukan oleh situasi atau keadaan yang terjadi di sekitarnya, sebab rasa tenang itu sesungguhnya merupakan sebuah keputusan atau ketetapan hati.  Sedahsyat apa pun badai gelombang menerpa kita bisa membuat keputusan untuk tetap tenang.  Mengapa kita harus selalu tenang?  "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15).  Milikilah reaksi dan sikap positif untuk setiap situasi atau masalah yang terjadi.  Bila sikap kita positif maka hati dan pikiran kita dipenuhi oleh  "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji..."  (Filipi 4:8).

     Selalu berpikiran positif itulah yang membuat kita tetap tenang, karena kita tahu benar bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, dan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kita, karena di dalam Tuhan selalu ada jalan keluarnya.  Kegagalan seringkali kita alami bukan karena kita terlalu lemah atau masalah yang terlalu besar, tetapi karena kita sendiri tidak tenang menghadapinya.

Dalam situasi apa pun,  "Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut..."  Yesaya 7:4

Wednesday, February 24, 2016

ORANG PERCAYA: Tidak Perlu Takut

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Februari 2016 

Baca:  Mazmur 56:1-14

"Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut."  Mazmur 56:4-5

Di hari-hari seperti sekarang ini tak bisa dipungkiri banyak orang dihantui rasa takut.  Banyak faktor yang membuat orang menjadi takut:  keadaan ekonomi yang buruk, nilai mata uang rupiah yang merosot, bencana alam terjadi di mana-mana sehingga orang menjadi takut terhadap masa depan hidupnya.  Kata takut berarti merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatu yang dianggapnya akan mendatangkan bencana.  Jika ketakutan dibiarkan berlarut-larut sehingga menjadi sangat berlebihan akan menimbulkan phobia, yaitu rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi atau kejadian yang ditandai dengan keinginan untuk lari atau menjauhi sesuatu yang ditakuti tersebut.

     Punya rasa takut adalah hal yang manusiawi, tetapi jika kita terus hidup dalam ketakutan setiap hari adalah tidak wajar, apalagi bagi kita orang percaya.  Ketakutan yang terus dipelihara akan berdampak sangat buruk bagi diri sendiri.  "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul."  (Ayub 3:25-26).  Jangan biarkan roh ketakutan membelenggu hidup kita!  Kalau kita percaya sungguh kepada Tuhan, percaya akan firman-Nya dan memegang teguh setiap janji-Nya tentu kita tidak akan hidup dalam ketakutan lagi.

     Kunci agar terbebas dari ketakutan adalah hidup dalam kebenaran.  Asal kita melakukan apa yang baik dan benar, taat melakukan yang Tuhan kehendaki maka kita akan hidup dalam damai sejahtera, ketenangan dan ketenteraman.  "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."  (Yesaya 32:17).  Jika Tuhan ada di pihak orang benar,  "Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"  (Mazmur 56:5b).  Tidak ada yang perlu ditakutkan lagi, semua kembali pada seberapa besar iman percaya kita terhadap janji Tuhan.

Bersama Tuhan kita cakap menanggung segala sesuatunya, sebab  "...tangan kanan-Mu memegang aku."  Mazmur 139:10