Thursday, February 11, 2016

TUHAN MEMERHATIKAN ORANG BENAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Februari 2016 

Baca:  Maleakhi 3:13-18

"Kamu berkata: 'Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?'"  Maleakhi 3:14

Dalam menjalani kehidupan di dunia banyak orang cenderung mengandalkan kekuatan, kepintaran, uang, kekayaan, koneksi, jabatan dan sebagainya daripada berharap dan mengandalkan Tuhan.  Bahkan ketika dihadapkan pada pergumulan hidup yang berat ada orang yang berani berkata:  "Ah...percuma saja ibadah atau berdoa...tidak ada pengaruhnya!"  Benarkah demikian?

     Ketidaksabaran menantikan Tuhan bertindak seringkali menjadi permasalahan utama kebanyakan orang Kristen sehingga mereka kecewa, mengeluh, bersungut-sungut, putus asa dan menyerah.  Lalu mereka memilih berkompromi dengan dosa.  Karena termakan tipu muslihat Iblis mereka pun menerima tawaran-tawarannya yang menjanjikan kenikmatan, kesenangan dan pertolongan instan, padahal di balik itu ada jebakan yang sangat mematikan, sebab Iblis datang  "...hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;"  (Yohanes 10:10a).  Di zaman sulit seperti sekarang ini seharusnya kita back to the bible, semakin melekat kepada Tuhan, semakin meningkatkan kualitas ibadah kita dan juga jam-jam doa kita;  dengan kata lain kita harus berusaha hidup benar di hadapan Tuhan.  Mengapa?  karena  "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat..."  (Mazmur 34:16-17).  Selama kita hidup dalam kebenaran kita akan menjadi umat kesayangan-Nya sehingga kita akan dijaga-Nya seperti biji mata-Nya, dan Alkitab menyatakan bahwa  "...siapa yang menjamah kamu (orang benar), berarti menjamah biji mata-Nya."  (Zakharia 2:8).  Yakobus juga menulis,  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).

     Mujizat, kemenangan dan pemulihan akan dinyatakan saat orang benar berdoa kepada Tuhan.  Inilah janji Tuhan!  Kalau kita ingin mengalami mujizat dari Tuhan beribadahlah sungguh-sungguh kepada Tuhan dan janganlah pernah berhenti berdoa.

"Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya."  Mazmur 34:18

Wednesday, February 10, 2016

SIAPA MENABUR SIAPA MENUAI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Februari 2016 

Baca:  2 Korintus 9:6-15

"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."  2 Korintus 9:6

Di era tahun 80-an ada lagu yang cukup populer berjudul  'Siapa menabur siapa menuai'  karya Rinto Harahap, yang dilantunkan oleh Hetty Koes Endang.  Tak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan ini berlaku hukum tabur-tuai:  siapa yang menabur, dia yang akan menuai;  apa yang ditabur itu juga yang akan dituai.

     Rasul Paulus memperingatkan,  "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:7-8).  Bila kita menabur kebaikan kita pasti akan menuai kebaikan.  Kalau kita menabur keburukan, maka hal-hal yang buruk pula yang akan kita tuai.  Contoh konkret menabur adalah tindakan memberi:  memberi persembahan untuk Tuhan maupun memberi sesuatu kepada orang lain.  Dalam hal memberi sikap hati harus diperhatikan.  Jangan sampai kita memberi semata-mata karena mengharapkan balasan atau imbalan.  Bagaimanapun juga tindakan memberi itu bagaikan menabur benih yang suatu saat nanti akan menghasilkan buah.  Jadi tindakan memberi bukanlah tindakan sia-sia atau percuma, justru merupakan tindakan yang baik dan tepat.  "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  (Galatia 6:9-10).  Jangan pernah menunda-nunda waktu untuk berbuat baik.  Biarlah kebaikan itu terus mengalir dari hari ke sehari, sehingga  "...kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!"  (Filipi 4:5).

     Memberi harus dengan kerelaan hati:  bukan berarti memberi dengan sesuka hati, tapi memberi sepantasnya sesuai dengan berkat Tuhan yang telah kita terima.  Namun bukanlah hal yang mudah bagi orang yang hatinya melekat pada uang dan harta.

Buanglah sifat kikir, egois dan materialistis dalam diri kita, dan jadilah berkat bagi orang lain, karena apa yang kita tabur tidak akan pernah sia-sia!