Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2016
Baca: Lukas 4:1-13
"Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik." Lukas 4:13
Jangan pernah berpikir bila keadaan kita sedang baik-baik saja berarti kita sedang terbebas dari incaran si Iblis. Salah! Dalam keadaan tenang ini kita harus selalu waspada dan ekstra hati-hati, sebab sampai detik ini Iblis terus "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Iblis tahu tidak ada gunanya melancarkan serangan membabi buta kepada orang percaya, tapi ia harus mencari 'sikon' yang tepat. Karena itu Iblis terus berjalan keliling sambil menunggu waktu yang baik. Saat seseorang bergaul karib dengan Tuhan dan hidup seturut kehendak-Nya adalah saat yang tidak tepat bagi Iblis, karena orang itu tidak mungkin dapat dikalahkannya karena di dalam orang tersebut ada Roh Kudus.
Kapan waktu yang tepat bagi Iblis? Saat kita mulai meninggalkan jam-jam kebaktian atau ibadah. Kebaktian atau ibadah adalah pertemuan antara Tuhan dan umat-Nya, oleh karena itu kebaktian tidak bersifat satu arah saja melainkan dua arah yaitu dari Tuhan kepada manusia, juga dari manusia kepada Tuhan. Itulah sebabnya di dalam kebaktian terdapat aktivitas dari Tuhan kepada umat-Nya: melalui firman yang disampaikan hamba-Nya; dari jemaat kepada Tuhan: berupa doa, pujian, penyembahan dan pemberian persembahan. Kebaktian atau ibadah itu penting sekali! "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala
hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8). Melalui kebaktian (ibadah) roh kita kembali disegarkan, iman dan pengharapan kita semakin diteguhkan.
Melalui kebaktian pula kita berkesempatan bersekutu dengan saudara seiman lainnya sebagai anggota keluarga Kerajaan Allah, karena kita "...bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah," (Efesus 2:19), sehingga kita dapat saling menasihati, menopang, memotivasi, dan menguatkan.
Semakin kita setia berbakti kepada Tuhan semakin kita beroleh kekuatan untuk menjalani hari-hari yang ada sehingga kita tidak mudah diperdaya Iblis.
Friday, January 29, 2016
Thursday, January 28, 2016
DAMPAK MEMUJI TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Januari 2016
Baca: Mazmur 66:1-20
"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!" Mazmur 66:1-2
Iman kristiani tidak dapat dipisahkan dari pujian. Dalam setiap ibadah aspek pujian selalu mendapat porsi cukup banyak selain pemberitaan firman Tuhan. Memuji Tuhan seharusnya menjadi bagian hidup orang percaya sehari-hari. Jadi jika ada orang Kristen tidak suka memuji Tuhan maka kekristenannya patut dipertanyakan. Orang Kristen yang normal pasti suka memuji Tuhan bukan hanya saat senang atau sukacita saja, tetapi di segala keadaan. Daud berkata, "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2), bahkan "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil." (Mazmur 119:164).
Mengapa kita harus selalu memuji Tuhan? Saat kita memuji Tuhan Dia akan melawat kita karena Dia "...bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Kata bersemayam artinya duduk, tinggal dan berdiam. Puji-pujian kita merupakan singasana tempat Tuhan berdiam dan bertakhta. Saat kita memuji-muji Tuhan "...Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya," (Lukas 1:68). Seberat apa pun pergumulan yang kita hadapi jangan pernah berhenti memuji Tuhan. Jangan sampai kita dikalahkan oleh situasi-situasi yang ada! Karena itu katakan kepada jiwamu, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6). Saat kita memuji-muji Tuhan Dia akan bertindak melepaskan kita dari kesesakan. "Sebab Ia melepaskan aku dari segala kesesakan, dan mataku memandangi musuhku." (Mazmur 54:9), dan Ia "...melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita," (Lukas 1:71). Mata jasmani kita tidak melihat, tapi percayalah dengan mata iman bahwa saat kita memuji Tuhan Dia akan berperang ganti kita.
Hiduplah senantiasa dalam puji-pujian, bahkan di saat tersulit sekali pun, karena saat kita melakukannya Tuhan akan hadir dan kehadiran-Nya pasti disertai dengan hadiratNya yang penuh kuasa!
Memuji Tuhan adalah perintah yang harus dilakukan oleh semua orang percaya, sebab kita diciptakan untuk kemuliaan nama-Nya (baca Yesaya 43:7).
Baca: Mazmur 66:1-20
"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!" Mazmur 66:1-2
Iman kristiani tidak dapat dipisahkan dari pujian. Dalam setiap ibadah aspek pujian selalu mendapat porsi cukup banyak selain pemberitaan firman Tuhan. Memuji Tuhan seharusnya menjadi bagian hidup orang percaya sehari-hari. Jadi jika ada orang Kristen tidak suka memuji Tuhan maka kekristenannya patut dipertanyakan. Orang Kristen yang normal pasti suka memuji Tuhan bukan hanya saat senang atau sukacita saja, tetapi di segala keadaan. Daud berkata, "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2), bahkan "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil." (Mazmur 119:164).
Mengapa kita harus selalu memuji Tuhan? Saat kita memuji Tuhan Dia akan melawat kita karena Dia "...bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Kata bersemayam artinya duduk, tinggal dan berdiam. Puji-pujian kita merupakan singasana tempat Tuhan berdiam dan bertakhta. Saat kita memuji-muji Tuhan "...Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya," (Lukas 1:68). Seberat apa pun pergumulan yang kita hadapi jangan pernah berhenti memuji Tuhan. Jangan sampai kita dikalahkan oleh situasi-situasi yang ada! Karena itu katakan kepada jiwamu, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6). Saat kita memuji-muji Tuhan Dia akan bertindak melepaskan kita dari kesesakan. "Sebab Ia melepaskan aku dari segala kesesakan, dan mataku memandangi musuhku." (Mazmur 54:9), dan Ia "...melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita," (Lukas 1:71). Mata jasmani kita tidak melihat, tapi percayalah dengan mata iman bahwa saat kita memuji Tuhan Dia akan berperang ganti kita.
Hiduplah senantiasa dalam puji-pujian, bahkan di saat tersulit sekali pun, karena saat kita melakukannya Tuhan akan hadir dan kehadiran-Nya pasti disertai dengan hadiratNya yang penuh kuasa!
Memuji Tuhan adalah perintah yang harus dilakukan oleh semua orang percaya, sebab kita diciptakan untuk kemuliaan nama-Nya (baca Yesaya 43:7).
Subscribe to:
Posts (Atom)