Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Januari 2016
Baca: Mazmur 66:1-20
"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!" Mazmur 66:1-2
Iman kristiani tidak dapat dipisahkan dari pujian. Dalam setiap ibadah aspek pujian selalu mendapat porsi cukup banyak selain pemberitaan firman Tuhan. Memuji Tuhan seharusnya menjadi bagian hidup orang percaya sehari-hari. Jadi jika ada orang Kristen tidak suka memuji Tuhan maka kekristenannya patut dipertanyakan. Orang Kristen yang normal pasti suka memuji Tuhan bukan hanya saat senang atau sukacita saja, tetapi di segala keadaan. Daud berkata, "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2), bahkan "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil." (Mazmur 119:164).
Mengapa kita harus selalu memuji Tuhan? Saat kita memuji Tuhan Dia akan melawat kita karena Dia "...bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Kata bersemayam artinya duduk, tinggal dan berdiam. Puji-pujian kita merupakan singasana tempat Tuhan berdiam dan bertakhta. Saat kita memuji-muji Tuhan "...Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya," (Lukas 1:68). Seberat apa pun pergumulan yang kita hadapi jangan pernah berhenti memuji Tuhan. Jangan sampai kita dikalahkan oleh situasi-situasi yang ada! Karena itu katakan kepada jiwamu, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6). Saat kita memuji-muji Tuhan Dia akan bertindak melepaskan kita dari kesesakan. "Sebab Ia melepaskan aku dari segala kesesakan, dan mataku memandangi musuhku." (Mazmur 54:9), dan Ia "...melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita," (Lukas 1:71). Mata jasmani kita tidak melihat, tapi percayalah dengan mata iman bahwa saat kita memuji Tuhan Dia akan berperang ganti kita.
Hiduplah senantiasa dalam puji-pujian, bahkan di saat tersulit sekali pun, karena saat kita melakukannya Tuhan akan hadir dan kehadiran-Nya pasti disertai dengan hadiratNya yang penuh kuasa!
Memuji Tuhan adalah perintah yang harus dilakukan oleh semua orang percaya, sebab kita diciptakan untuk kemuliaan nama-Nya (baca Yesaya 43:7).
Thursday, January 28, 2016
Wednesday, January 27, 2016
BERDUKACITA MELIHAT DOSA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Januari 2016
Baca: Lukas 6:20-26
"Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis." Lukas 6:25b
Jika memperhatikan keadaan dunia ini semua orang bisa langsung menyimpulkan bahwa keadaannya semakin hari tidak bertambah baik. Alkitab sudah mencatat bahwa di masa-masa akhir "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat." (Matius 24:6-7). Dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi tingkat kejahatan bukan semakin menurun, tetapi menunjukkan grafik yang terus meningkat dan menjadi-jadi. Berita tentang tindak kejahatan: pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penindasan dan sebagainya sudah menjadi hal yang biasa kita lihat dan dengar setiap hari.
Tanpa disadari hati nurani kita pun mulai menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Jika hal ini dibiarkan terjadi, suatu saat nanti hati nurani kita akan menjadi tumpul dan tidak lagi punya kepekaan ketika menyaksikan kejahatan yang terjadi di sekitar kita. "Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa," (ayat nas). Orang yang masih memiliki hati nurani pasti akan berduka, menangis dan meratap ketika melihat dan mendengar kejahatan begitu merajalela di mana-mana. Bila hati nurani kita tersentuh dan timbul di hati rasa duka yang mendalam, yang membuat kita menangis dan tergerak untuk mendoakan mereka, sehingga Tuhan akan menyebut kita berbahagia.
Yesus berduka melihat Yerusalem penuh kejahatan: orang-orang Yahudi menolak kehadiran-Nya dan para hamba-Nya. Yesus menangisi kota itu, Ia tahu penghukuman atas mereka sudah menanti. "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau." (Lukas 13:34).
Melihat orang-orang di sekitar hidup dalam kejahatan, apakah kita bersikap masa bodoh dan cuek, ataukah kita tergerak hati berdoa dan menolong mereka? "selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." Yudas 23
Baca: Lukas 6:20-26
"Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis." Lukas 6:25b
Jika memperhatikan keadaan dunia ini semua orang bisa langsung menyimpulkan bahwa keadaannya semakin hari tidak bertambah baik. Alkitab sudah mencatat bahwa di masa-masa akhir "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat." (Matius 24:6-7). Dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi tingkat kejahatan bukan semakin menurun, tetapi menunjukkan grafik yang terus meningkat dan menjadi-jadi. Berita tentang tindak kejahatan: pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penindasan dan sebagainya sudah menjadi hal yang biasa kita lihat dan dengar setiap hari.
Tanpa disadari hati nurani kita pun mulai menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Jika hal ini dibiarkan terjadi, suatu saat nanti hati nurani kita akan menjadi tumpul dan tidak lagi punya kepekaan ketika menyaksikan kejahatan yang terjadi di sekitar kita. "Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa," (ayat nas). Orang yang masih memiliki hati nurani pasti akan berduka, menangis dan meratap ketika melihat dan mendengar kejahatan begitu merajalela di mana-mana. Bila hati nurani kita tersentuh dan timbul di hati rasa duka yang mendalam, yang membuat kita menangis dan tergerak untuk mendoakan mereka, sehingga Tuhan akan menyebut kita berbahagia.
Yesus berduka melihat Yerusalem penuh kejahatan: orang-orang Yahudi menolak kehadiran-Nya dan para hamba-Nya. Yesus menangisi kota itu, Ia tahu penghukuman atas mereka sudah menanti. "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau." (Lukas 13:34).
Melihat orang-orang di sekitar hidup dalam kejahatan, apakah kita bersikap masa bodoh dan cuek, ataukah kita tergerak hati berdoa dan menolong mereka? "selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." Yudas 23
Subscribe to:
Posts (Atom)