Thursday, January 14, 2016

ELISABET: Dihapuskan Aibnya

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Januari 2016

Baca:  Lukas 1:5-25

"Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."  Lukas 1:25

Ada beberapa wanita yang tercatat di Alkitab yang mengalami mujizat dari Tuhan yaitu memiliki keturunan di usia yang sudah tua:  Sara, Hana dan juga Elisabet.  Hari ini kita akan bahas tentang Elisabet.

     Elisabet adalah isteri seorang imam bernama Zakharia.  "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat."  (ayat 6).  Meski memiliki hati yang takut akan Tuhan  (hidup benar)  bukan berarti mereka terbebas dari masalah.  Siapa pun di dunia ini tidak akan pernah luput dari masalah atau penderitaan yang merupakan bagian dari kehidupan ini.  Musa pun mengakui bahwa kebanggaan hidup manusia adalah kesukaran dan penderitaan  (baca  Mazmur 90:10).  Masalah Elisabet dan suaminya adalah:  "...mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya."  (Lukas 1:7).  Demikianlah, sebuah keluarga tidaklah lengkap tanpa kehadiran anak.  Di zaman dahulu kemandulan merupan aib dan menimbulkan stigma negatif bagi wanita tersebut dan juga suaminya.  Bahkan di kalangan Yahudi besar kemungkinan mereka akan dikucilkan oleh lingkungan, apalagi status Zakharia yang adalah seorang imam.  Puluhan tahun lamanya keluarga ini harus mengalami tekanan, cibiran, hinaan dan olokan dari orang-orang sekitar.  Meski demikian hal itu tidak membuat mereka kecewa kepada Tuhan.  Mereka tetap setia melayani Tuhan.  Elisabet juga sangat beruntung memiliki suami yang saleh.  Meski tahu bahwa ia mandul Zakharia tidak bersikap semena-mena atau meninggalkannya.

     Sebagai manusia mereka tidak memiliki cara menghapus aib tersebut, kecuali hanya berdoa memohon belas kasihan Tuhan.  "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"  (Lukas 18:7).  Janji Tuhan pun digenapi, Ia mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan kabar sukacita:  "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes."  (Lukas 1:13).

"Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;"  Mazmur 25:3

Wednesday, January 13, 2016

TUGAS HAMBA: Taat Kepada Tuan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2016

Baca:  Kolose 3:22-25

"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  Kolose 3:23

Jika dalam mengerjakan semuanya kita berprinsip mengerjakannya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia maka kita akan bekerja sepenuh hati, tidak setengah-setengah.  "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi."  (Pengkhotbah 9:10).  Jika kita mengerjakan segala sesuatu sekuat tenaga hasilnya pun akan maksimal.  Berbeda dengan pekerja yang bekerja asal-asalan, yang tmelakukan tugasnya setengah hati, hasilnya pasti mengecewakan.  Jika kita ingin berhasil dalam bidang apa pun tidak ada jalan lain selain harus bekerja giat dan melakukan yang terbaik.  Zig Ziglar, motivator terkenal menulis:  "Jika Anda selalu mempersembahkan usaha yang terbaik hal itu akan menjadikan Anda seorang pemenang."  Melakukan yang terbaik pada hari ini akan membawa kita ke tempat terbaik di masa depan.

     Taat kepada pemimpin tidaklah diartikan taat secara absolut ketika pemimpin memerintahkan kita melakukan hal yang menyimpang dari kebenaran.  Ketaatan ini dimaksudkan tetap tidak keluar dari kebenaran.  Jangan sampai karena takut kepada pemimpin lalu kita berkompromi dengan dosa.  Ketika diperintahkan raja menyembah berhala, Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abenego memilih untuk taat kepada Tuhan daripada manusia, apa pun konsekuensinya.  Ketika mereka mempertahankan diri hidup benar Tuhan pun tampil sebagai pembela.  Dengan cara-Nya yang ajaib Tuhan meluputkan mereka dari kesukaran.  "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."  (Mazmur 20:7).

     Pekerjaan apa pun yang dipercayakan kerjakan itu dengan kualitas yang terbaik seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia, sebab  "...dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah."  (Kolose 3:24).

Upah yang disediakan Tuhan bagi kita pasti sebanding dengan upaya dan kualitas kerja yang kita berikan.