Saturday, January 9, 2016

ABIGAIL: Wanita Idaman (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Januari 2016

Baca:  1 Samuel 25:23-44

"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan."  1 Samuel 25:32-33

Waktu terjadi permusuhan antara Daud dengan suaminya yang jahat dan kikir, Abigail tampil sebagai penengah sekaligus penolong yang sepadan bagi suaminya.  Dengan kerendahan hati ia memohon pengampunan kepada Daud:  "Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: 'Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.'"  (ayat 24).

     Abigail mengingatkan Daud agar tidak mengotori tangannya dengan darah orang jahat seperti Nabal.  Meski suaminya berlaku kasar dan jahat Abigail tidak meminta Tuhan menghukumnya, atau menggunakan jurus  'aji mumpung'  dengan kemarahan Daud ini, tapi tetap menunjukkan sikap sebagai isteri yang baik dan mengasihi suami apapun keadaannya, dengan meminta keselamatan bagi suaminya.  Nabal adalah pria yang sangat beruntung karena ia memiliki isteri yang cantik luar dalam.  "...isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN."  (Amsal 19:14).  Sesuai dengan arti namanya, keberadaan Abigail benar-benar menghadirkan kebahagiaan di dalam keluarga Nabal.

     Apa yang dilakukan Abigail ini juga menjadi sebuah teguran dan peringatan bagi Daud agar ia tidak mudah panas hati atau marah terhadap orang yang berbuat jahat.  Karena pengalamannya ini Daud menulis:  "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; ...Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan."  (Mazmur 37:1, 8).  Alkitab menasihati,  "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"  (Roma 12:21), sebab  "Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."  (Roma 12:19).  Terbukti, Nabal harus menuai akibat dari kesombongan dan kejahatannya:  "Dan kira-kira sepuluh hari sesudah itu TUHAN memukul Nabal, sehingga ia mati."  (1 Samuel 25:38).

Dengan membatalkan niat melakukan balas dendam, Daud terhindar dari kemungkinan yang lebih buruk dan ia pun dibela Tuhan!

Friday, January 8, 2016

ABIGAIL: Wanita Idaman (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2016

Baca:  1 Samuel 25:2-22

"Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya."  1 Samuel 25:3b

Alkitab mencatat bahwa Abigail adalah wanita yang cantik dan juga bijaksana, tetapi sayang suaminya  (Nabal)  berperilaku kasar, jahat dan juga kikir, padahal ia  "...mempunyai perusahaan di Karmel...mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing."  (ayat 2).  Adapun arti Abigail adalah sumber kebahagiaan, sedangkan arti Nabal adalah bebal atau bodoh.  Ditinjau dari garis keturunan, Nabal adalah keturunan Kaleb, tetapi kelakuannya sama sekali tidak mencerminkan orang yang mengenal Tuhan.

     Pada waktu itu Daud sedang dalam pelarian karena terus dikejar-kejar Saul yang hendak membunuhnya.  Dalam situasi sulit ini tentunya Daud dan orang-orangnya pasti membutuhkan bantuan makanan dan sebagainya.  Ia mendengar kabar bahwa Nabal sedang mencukur domba-dombanya.  Menurut tradisi di Israel, masa mencukur bulu domba adalah masa yang tepat untuk menyambut tamu.  Karena itu Daud pun mengutus 10 orang anak buahnya menemui Nabal dengan harapan akan mendapat bantuan, apalagi selama ini Daud dan pasukannya telah ikut membantu pegawai Nabal menjaga kawanan ternak Nabal, sehingga tak satu pun ternaknya hilang dicuri penjahat atau diterkam binatang buas.  "Mereka seperti pagar tembok sekeliling kami siang malam, selama kami menggembalakan domba-domba di dekat mereka."  (1 Samuel 25:16).  Namun bagaimana respons Nabal?  ia berkata,  "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya. Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"  (1 Samuel 25:10-11).  Sikap sombong Nabal ini menimbulkan kemarahan Daud, sehingga ia mengutus 400 orang untuk menemui Nabal dan berniat membunuhnya.

     Tetapi Abigail, yang mengetahui maksud kunjungan utusan itu, mempersiapkan makanan dan anggur untuk dikirim mendahului para utusan dan segera menemui Daud  (1 Samuel 25:18-19).

Tindakan Abigail mampu meredam amarah Daud dan melunakkan hatinya, sehingga ia batal melakukan tindakan balas dendam.