Wednesday, December 30, 2015

YOSUA: Memilih Yang Benar

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2015

Baca:  Yosua 24:14-28

"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"  Yosua 24:15b

Yosua masih berusia muda ketika keluar dari Mesir.  Ia adalah asisten pribadi Musa yang setia selama empat puluh tahun pengembaraan di padang gurun, dan termasuk dalam 12 orang yang ditugaskan Musa mengintai negeri Kanaan selama 40 hari  (baca  Bilangan 13).

     Ia dan Kaleb adalah dua orang yang memberikan laporan hasil pengintaiannya secara positif.  Dari laporan tersebut terlihat bahwa Yosua adalah orang muda yang penuh iman.  Apapun iman itu timbul dari pendengaran firman  (baca  Roma 10:17).  Artinya iman di dalam diri Yosua terbentuk bukan secara kebetulan, atau terjadi secara instan, melainkan ada harga yang telah ia bayar yaitu melalui persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Karena memiliki hati yang takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sungguh ia pun dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa.  "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya."  (Ulangan 31:7).

     Tuhan menghendaki kita pun membuat pilihan hidup yang benar seperti Yosua yaitu beribadah kepada Tuhan.  Definisi ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bukan sekedar melakukan kegiatan atau aktivitas gerejawi.  "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Ibadah sejati adalah hidup yang dipersembahkan kepada Allah.  "...kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."  (Roma 12:1).  Hidup yang dipersembahkan berarti:  di mana pun, kapan pun dan dalam situasi apa pun kita mau tunduk sepenuhnya dalam pimpinan Roh Tuhan;  yang kudus berarti kita mau dipisahkan dan dikhususkan untuk Tuhan.

Seseorang beribadah kepada Tuhan apabila hidup dalam ketaatan dan tidak berkompromi dengan dosa.

Tuesday, December 29, 2015

MEMBUAT PILIHAN: Kehidupan Atau Kematian?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Desember 2015

Baca:  Ulangan 30:15-20

"...kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,"  Ulangan 30:19

Kitab Ulangan adalah kitab yang berisi amanat perpisahan Musa yang mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel.  Waktu itu mereka sudah mencapai tahap akhir dari pengembaraannya di padang gurun dan siap memasuki Kanaan.

     Musa hendak menegaskan dan meyakinkan orang-orang Israel bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan, mengingatkan lagi bagaimana Tuhan memimpin dan menyertai mereka melalui padang gurun dengan peristiwa-peristiwa besar yang telah dikerjakan-Nya sebelum ia menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Yosua.  Musa juga mendorong mereka terus berjuang sampai janji Tuhan tergenapi yaitu Kanaan.  Karena itu Musa memperhadapkan mereka kepada pilihan hidup:  jika mengasihi Tuhan dengan sungguh ada upah yang tersedia  (kehidupan, berkat dan keberuntungan).  Sebaliknya jika mereka tidak taat  (memberontak)  kepada Tuhan, dampaknya adalah kematian, kegagalan dan kutuk.  Pesan Musa ini juga berlaku untuk setiap orang percaya!

     Hidup di masa-masa akhir ini kita dihadapkan pada ujian dan tantangan yang semakin berat.  Iblis dengan segala tipu dayanya semakin meningkatkan intensitas kinerjanya,  "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8)  dengan menawarkan segala kenyamanan dan kenikmatan duniawi.  Karena itu Tuhan menuntut sebuah ketegasan dalam diri setiap orang percaya untuk membuat pilihan hidup yang benar.  Di hadapan kita ada dua pilihan yang sangat kontradiktif:  kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, keberhasilan dan kegagalan.  Mana yang Saudara pilih?  Kita tidak dapat berdiri di tengah-tengah, bersikap kompromi, suam-suam kuku, tidak ada istilah fifty-fifty.  Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang baik dan berlimpah kasih, karena itu Ia tidak menginginkan anak-anak-Nya mengalami kematian, melainkan kehidupan dan keberhasilan.  Tuhan mau kita memilih kehidupan yaitu dengan mengasihi Dia, beribadah kepada-Nya dan taat melakukan kehendak-Nya.

Pilihan kita hari ini menentukan masa depan kita!  Karena itu jangan tunda-tunda waktu lagi, pilihlah hidup yang benar!