Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Desember 2015
Baca: Ibrani 6:1-8
"Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan
yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang
mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;" Ibrani 6:7
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah air. Sebagian besar tanaman tidak akan tumbuh dengan baik jika ditanam di tempat yang tandus dan tak berair, kalaupun tumbuh pasti tidak akan bertahan lama. Karena itu di daerah agraris seperti Indonesia banyak dibangun saluran irigasi, suatu sistem untuk mengairi lahan untuk menunjang pertanian.
Alkitab menggambarkan bahwa tanaman yang ditanam di tepi aliran air pasti akan tumbuh dengan baik dan "...menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3). Ini adalah gambaran dari hidup orang yang senantiasa melekat kepada Tuhan dan berakar kuat di dalam Dia. Akar adalah bagian penting dari tanaman, selain batang dan daun, yang tumbuh menuju inti bumi, berfungsi untuk memperkokoh berdirinya tanaman, menyerap air dan zat hara (mineral), serta menyimpan cadangan makanan (pada umbi-umbian). Selain itu akar juga berfungsi sebagai alat pernafasan, menyerap udara dari dalam tanah yang dimungkinkan karena pada tanah terdapat pori-pori.
Kerohanian kita pun akan bertumbuh jika tinggal dekat dengan Sumber Air Hidup, Tuhan Yesus. Artinya seberapa besar kehausan kita akan Air Hidup akan menentukan sejauh mana pertumbuhan rohani kita. "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu,
tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada
berair." (Mazmur 63:2). Air juga merupan salah satu lambang dari Roh kudus. "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya;" (Yohanes 7:38-39). Kalau kita mau tunduk sepenuhnya dalam pimpinan Roh Kudus, mengalir bersama-Nya, kita akan dibawa kepada kehidupan yang berkemenangan dan berdampak.
"Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis;" Yehezkiel 47:12
Sunday, December 13, 2015
Saturday, December 12, 2015
KEROHANIAN YANG TERUS BERTUMBUH (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Desember 2015
Baca: Kidung Agung 7:6-13
"Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!" Kidung Agung 7:12
Kitab Kidung Agung berisikan tentang nyanyian atau kidung yang diberikan kepada Israel, di mana raja Salomo adalah penulisnya. Kitab ini menggambarkan kisah kasih antara Salomo dan Sulamit (gadis Sulam). Sulamit digambarkan sebagai seorang gadis yang cantik parasnya, tapi berkulit hitam karena ia bekerja di kebun anggur.
Suatu ketika Salomo mengajak Sulamit berjalan-jalan ke kebun anggur di waktu pagi untuk memeriksa apakah pohon anggurnya bertumbuh dengan baik. Sebagaimana tanaman harus mengalami pertumbuhan supaya dapat berbuah, begitu pula kerohanian kita harus terus mengalami pertumbuhan. Proses pertumbuhan itu tidak terjadi sekejap, tapi dari hari ke seharilah prosesnya. Faktor-faktor penting yang menunjang pertumbuhan antara lain adalah tanah yang baik. Sebelum ditanami tanah harus terlebih dahulu diolah. Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak atau garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, hewan atau mesin (traktor). Melalui proses ini kerak tanah teraduk, akibatnya udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam sehingga meningkatkan kesuburannya. "Pasanglah telinga dan dengarkanlah suaraku; perhatikanlah dan dengarkanlah perkataanku! Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur?" (Yesaya 28:23-24).
Selagi lagi ada waktu dan kesempatan yang baik marilah kita mempersiapkan tanah hati kita dengan baik, sebab pertumbuhan iman sangat ditentukan oleh keadaan hati kita saat menerima firman Tuhan. "Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." (Markus 4:8). Ada tertulis, "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17).
Tanpa menyediakan banyak waktu untuk membaca, mendengar dan merenungkan firman Tuhan, atau menyiapkan tanah hati untuk ditaburi firman-Nya, kerohanian kita tidak akan pernah bertumbuh dengan baik.
Baca: Kidung Agung 7:6-13
"Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!" Kidung Agung 7:12
Kitab Kidung Agung berisikan tentang nyanyian atau kidung yang diberikan kepada Israel, di mana raja Salomo adalah penulisnya. Kitab ini menggambarkan kisah kasih antara Salomo dan Sulamit (gadis Sulam). Sulamit digambarkan sebagai seorang gadis yang cantik parasnya, tapi berkulit hitam karena ia bekerja di kebun anggur.
Suatu ketika Salomo mengajak Sulamit berjalan-jalan ke kebun anggur di waktu pagi untuk memeriksa apakah pohon anggurnya bertumbuh dengan baik. Sebagaimana tanaman harus mengalami pertumbuhan supaya dapat berbuah, begitu pula kerohanian kita harus terus mengalami pertumbuhan. Proses pertumbuhan itu tidak terjadi sekejap, tapi dari hari ke seharilah prosesnya. Faktor-faktor penting yang menunjang pertumbuhan antara lain adalah tanah yang baik. Sebelum ditanami tanah harus terlebih dahulu diolah. Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak atau garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, hewan atau mesin (traktor). Melalui proses ini kerak tanah teraduk, akibatnya udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam sehingga meningkatkan kesuburannya. "Pasanglah telinga dan dengarkanlah suaraku; perhatikanlah dan dengarkanlah perkataanku! Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur?" (Yesaya 28:23-24).
Selagi lagi ada waktu dan kesempatan yang baik marilah kita mempersiapkan tanah hati kita dengan baik, sebab pertumbuhan iman sangat ditentukan oleh keadaan hati kita saat menerima firman Tuhan. "Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." (Markus 4:8). Ada tertulis, "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17).
Tanpa menyediakan banyak waktu untuk membaca, mendengar dan merenungkan firman Tuhan, atau menyiapkan tanah hati untuk ditaburi firman-Nya, kerohanian kita tidak akan pernah bertumbuh dengan baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)