Monday, December 7, 2015

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2015

Baca:  Yesaya 40:1-11

"Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati."  Yesaya 40:11

Salah satu ciri domba adalah tidak suka berada di tempat gelap.  Sebagai domba-domba Tuhan kita telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib  (baca  1 Petrus 2:9).  Karena itu kita harus hidup sebagai  "...anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,...Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu."  (Efesus 5:8b, 11).

     Berbeda dengan kambing yang memiliki tanduk, domba tidak memiliki tanduk.  Tanduk adalah cula dua yang tumbuh di kepala  (pada lembu, kerbau, kambing dan sebagainya).  Ini berbicara tentang karakter.  Tidak bertanduk menggambarkan karakter yang lemah lembut dan tidak mudah terpancing emosi.  Dalam menyelesaikan masalah kita harus berkepala dingin dan  'tanduk'  kita tidak mudah keluar.  Domba juga hidup berkelompok.  Sebagai makhluk sosial kita pun tidak dapat hidup sendiri.  Kita membutuhkan orang lain.  Oleh karena itu  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."  (Galatia 6:2),  "...dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga."  (Filipi 2:3-4).

     Salah satu tanda utama bahwa kita kawanan domba Tuhan adalah kita mengenal dan mendengarkan suara-Nya.  "...Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku"  (Yohanes 10:14).  Tuhan berkata,  "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran."  (Hosea 6:6).

Jika kita rindu dituntun oleh Tuhan Yesus, Gembala yang baik, kita harus memiliki pengenalan yang benar akan Dia melalui persekutuan yang karib.  "Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku..."  Yesaya 52:6

Sunday, December 6, 2015

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2015

Baca:  Yehezkiel 34:1-31

"Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH."  Yehezkiel 34:31

Domba adalah jenis mamalia yang pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternak atau peliharaan oleh manusia.  Karena sudah diternakkan domba tidak lagi hidup di alam liar, sehingga kelangsungan hidupnya sangat tergantung sepenuhnya kepada manusia.  Beberapa ciri domba:  memiliki pandangan yang baik, pendengaran yang baik, indera penciuman yjuga baik, peka terhadap kebisingan, tidak suka berada di daerah yang gelap, memiliki naluri kuat untuk hidup berkelompok, tidak bertanduk.  Berbeda sekali dengan kebiasaan hidup kambing yang suka sekali jalan sendiri-sendiri  (individualistis), dan memiliki tanduk.

     Di zaman sekarang ini dunia dipenuhi orang-orang yang maunya hanya didengar alias suka bicara  (tidak mau menjadi pendengar yang baik), sulit sekali menerima pendapat, nasihat, apalagi teguran dari orang lain.  Bahkan ketika mendengar firman yang keras dari hamba Tuhan mereka mudah sekali tersinggung, kecewa dan marah.  Oleh karena itu Yakobus memperingatkan,  "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;"  (Yakobus 1:19).

     Sebagai domba-domba-Nya kita dituntut memiliki pandangan yang baik, sebab  "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."  (Matius 6:22-23).  Mengapa kita harus memungsikan  'mata'  kita dengan baik?  Karena apa yang kita pandang dan lihat memiliki pengaruh besar terhadap pikiran, perkataan dan perbuatan kita.  Begitu juga kita harus memiliki pendengaran yang baik, yaitu peka terhadap suara gembala kita.  "...mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala."  (Yohanes 10:16).  Bagaimana caranya?  Dengan menyediakan banyak waktu bersekutu dengan Tuhan dan mendengar suara-Nya.  "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."  (Yesaya 50:4b).  Semakin kita banyak mendengar firman Tuhan langkah hidup kita pun akan semakin terarah dan berkenan pada Tuhan.  (Bersambung)