Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2015
Baca: Yohanes 10:11-18
"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" Yohanes 10:11
Alkitab menggambarkan suatu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala, sedangkan umat-Nya sebagai domba. Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat seperti kuda, gajah, singa, harimau dan sebagainya? Ini menegaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya.
Karena kita seperti domba yang penuh kelemahan secara otomatis kita sangat membutuhkan gembala yang dapat membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar. Puji Tuhan kita mempunyai Tuhan Yesus yang menyatakan diri sebagai Gembala yang baik. Ketika menyatakan diri sebagai Gembala yang baik Tuhan Yesus mengontraskan diri dengan keberadaan pencuri, perampok dan gembala upahan. "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan." (Yohanes 10:10). "...siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu,
tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang
perampok;" (Yohanes 10:1). Begitu juga dengan gembala upahan, yang "...ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu." (Yohanes 10:12). Dalam keadaan terjepit karena menghadapi serangan orang jahat atau binatang buas gembala upahan lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya daripada menolong, karena orientasinya hanya kepada upah. Gembala yang baik justru rela mengorbankan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.
Adalah tidak lazim gembala rela mati bagi domba-dombanya, namun Tuhan Yesus mau melakukan hal tidak lazim itu untuk kita. Inilah yang disebut anugerah: kita yang sesungguhnya tidak layak karena dosa dan pelanggaran, tapi Dia rela datang dan mati untuk kita. Kasih yang demikian sampai kapan pun tidak akan pernah kita dapatkan dari manusia mana pun, apalagi dari gembala upahan, pencuri atau perampok. (Bersambung)
Friday, December 4, 2015
Thursday, December 3, 2015
TANGGUNG JAWAB GEMBALA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2015
Baca: Yohanes 10:1-10
"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya." Yohanes 10:4
Di kalangan kaum Yahudi menggembalakan domba adalah pekerjaan yang sangat familiar. Pekerjaan ini tidak hanya dilakukan oleh pria, tapi wanita juga, termasuk anak-anak laki-laki maupun perempuan. Definisi umum kata gembala adalah orang yang membimbing, memelihara dan bertanggung jawab penuh atas kawanan domba atau kambing, termasuk melindunginya dari bahaya. Kawanan domba dibawanya ke padang rumput di pagi hari, dan pada malam harinya digiring kembali ke kandangnya. Dalam Alkitab gembala terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang yang menggembalakan ternak dan orang yang mengasuh dan membina jiwa-jiwa.
Berbicara tentang gembala berarti berbicara tentang sebuah tanggung jawab. Adapun tanggung jawab gembala adalah menyediakan makanan bagi kawanan dombanya. Di zaman dahulu tugas memenuhi kebutuhan kawanan domba bukanlah perkara mudah. Gembala terkadang harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya untuk menuntun dan membawa domba-dombanya keluar dari kandang demi mendapatkan padang rumput. Gembala tidak mempedulikan teriknya panas matahari atau udara dingin yang menyengat di malam hari.
Selain memelihara domba-domba yang digembalakan gembala juga berperan sebagai penjaga dan pelindung dari segala ancaman dan marabahaya yang datang dari binatang buas atau orang-orang yang berniat jahat, seperti yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34b-36a). Di sepanjang perjalanan bisa saja terjadi hal-hal yang tak terduga: anak domba kakinya terkilir atau sakit karena tertusuk duri, maka gembala harus dengan sabar merawat, mengobati dan jika perlu menggendongnya.
"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a
Baca: Yohanes 10:1-10
"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya." Yohanes 10:4
Di kalangan kaum Yahudi menggembalakan domba adalah pekerjaan yang sangat familiar. Pekerjaan ini tidak hanya dilakukan oleh pria, tapi wanita juga, termasuk anak-anak laki-laki maupun perempuan. Definisi umum kata gembala adalah orang yang membimbing, memelihara dan bertanggung jawab penuh atas kawanan domba atau kambing, termasuk melindunginya dari bahaya. Kawanan domba dibawanya ke padang rumput di pagi hari, dan pada malam harinya digiring kembali ke kandangnya. Dalam Alkitab gembala terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang yang menggembalakan ternak dan orang yang mengasuh dan membina jiwa-jiwa.
Berbicara tentang gembala berarti berbicara tentang sebuah tanggung jawab. Adapun tanggung jawab gembala adalah menyediakan makanan bagi kawanan dombanya. Di zaman dahulu tugas memenuhi kebutuhan kawanan domba bukanlah perkara mudah. Gembala terkadang harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya untuk menuntun dan membawa domba-dombanya keluar dari kandang demi mendapatkan padang rumput. Gembala tidak mempedulikan teriknya panas matahari atau udara dingin yang menyengat di malam hari.
Selain memelihara domba-domba yang digembalakan gembala juga berperan sebagai penjaga dan pelindung dari segala ancaman dan marabahaya yang datang dari binatang buas atau orang-orang yang berniat jahat, seperti yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34b-36a). Di sepanjang perjalanan bisa saja terjadi hal-hal yang tak terduga: anak domba kakinya terkilir atau sakit karena tertusuk duri, maka gembala harus dengan sabar merawat, mengobati dan jika perlu menggendongnya.
"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a
Subscribe to:
Posts (Atom)