Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2015
Baca: Yohanes 10:1-10
"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya." Yohanes 10:4
Di kalangan kaum Yahudi menggembalakan domba adalah pekerjaan yang sangat familiar. Pekerjaan ini tidak hanya dilakukan oleh pria, tapi wanita juga, termasuk anak-anak laki-laki maupun perempuan. Definisi umum kata gembala adalah orang yang membimbing, memelihara dan bertanggung jawab penuh atas kawanan domba atau kambing, termasuk melindunginya dari bahaya. Kawanan domba dibawanya ke padang rumput di pagi hari, dan pada malam harinya digiring kembali ke kandangnya. Dalam Alkitab gembala terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang yang menggembalakan ternak dan orang yang mengasuh dan membina jiwa-jiwa.
Berbicara tentang gembala berarti berbicara tentang sebuah tanggung jawab. Adapun tanggung jawab gembala adalah menyediakan makanan bagi kawanan dombanya. Di zaman dahulu tugas memenuhi kebutuhan kawanan domba bukanlah perkara mudah. Gembala terkadang harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya untuk menuntun dan membawa domba-dombanya keluar dari kandang demi mendapatkan padang rumput. Gembala tidak mempedulikan teriknya panas matahari atau udara dingin yang menyengat di malam hari.
Selain memelihara domba-domba yang digembalakan gembala juga berperan sebagai penjaga dan pelindung dari segala ancaman dan marabahaya yang datang dari binatang buas atau orang-orang yang berniat jahat, seperti yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari
mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap
janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34b-36a). Di sepanjang perjalanan bisa saja terjadi hal-hal yang tak terduga: anak domba kakinya terkilir atau sakit karena tertusuk duri, maka gembala harus dengan sabar merawat, mengobati dan jika perlu menggendongnya.
"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a
Thursday, December 3, 2015
Wednesday, December 2, 2015
HIDUP DALAM KETIDAKPUASAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Desember 2015
Baca: Bilangan 11:4-23
"Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: 'Siapakah yang akan memberi kita makan daging?'" Bilangan 11:4
Meski sudah dipelihara Tuhan dengan manna, roti dari sorga, orang-orang Israel tetap saja bersungut-sungut dan malah menangis secara bersamaan di depan pintu kemah Musa meminta daging. "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?" (ayat nas). Mereka membanding-bandingkan saat hidup di Mesir: "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat." (ayat 5-6). Yang dipikirkan orang-orang Israel hanyalah urusan perut saja, sehingga mereka lebih suka menjadi budak di Mesir daripada menjadi orang yang merdeka.
Situasi semakin diperparah dengan kehadiran orang-orang bajingan di antara mereka yang rakus, sehingga keberadaannya semakin memberi dampak buruk bagi orang Israel. Musa tidak habis pikir dengan apa yang diperbuat oleh orang-orang Israel sehingga hal itu nyaris membuatnya frustasi, lalu ia memohon belas kasihan kepada Tuhan, "Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku." (ayat 13-15). Tuhan pun menunjukkan belas kasihan-Nya dan berjanji akan memberikan daging, "Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari, tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--" (ayat 19-20), dan janji itu digenapi-Nya (ayat 11:35).
Bersungut-sungut seringkali diperbuat oleh banyak orang Kristen ketika menghadapi masalah.
Sungut-sungut adalah tanda ketidakpercayaan dan pemberontakan kepada Tuhan!
Baca: Bilangan 11:4-23
"Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: 'Siapakah yang akan memberi kita makan daging?'" Bilangan 11:4
Meski sudah dipelihara Tuhan dengan manna, roti dari sorga, orang-orang Israel tetap saja bersungut-sungut dan malah menangis secara bersamaan di depan pintu kemah Musa meminta daging. "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?" (ayat nas). Mereka membanding-bandingkan saat hidup di Mesir: "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat." (ayat 5-6). Yang dipikirkan orang-orang Israel hanyalah urusan perut saja, sehingga mereka lebih suka menjadi budak di Mesir daripada menjadi orang yang merdeka.
Situasi semakin diperparah dengan kehadiran orang-orang bajingan di antara mereka yang rakus, sehingga keberadaannya semakin memberi dampak buruk bagi orang Israel. Musa tidak habis pikir dengan apa yang diperbuat oleh orang-orang Israel sehingga hal itu nyaris membuatnya frustasi, lalu ia memohon belas kasihan kepada Tuhan, "Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku." (ayat 13-15). Tuhan pun menunjukkan belas kasihan-Nya dan berjanji akan memberikan daging, "Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari, tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--" (ayat 19-20), dan janji itu digenapi-Nya (ayat 11:35).
Bersungut-sungut seringkali diperbuat oleh banyak orang Kristen ketika menghadapi masalah.
Sungut-sungut adalah tanda ketidakpercayaan dan pemberontakan kepada Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)