Wednesday, November 25, 2015

JALAN BUNTU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2015

Baca:  Yesaya 51:1-23

"Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang?"  Yesaya 51:10

Ketika mengikuti jalan-jalan Tuhan dan taat melakukan kehendak-Nya bukan berarti perjalanan hidup kita terus mulus dan lancar.  Terkadang kita harus menghadapi lorong-lorong gelap, bahkan lembah kekelaman.  Doa-doa kita serasa tak mampu menembus langit-langit kamar.  Sepertinya semakin kita setia kepada Tuhan semakin kita dihadapkan pada masalah demi masalah yang tidak ada jalan keluarnya.  Dalam kondisi seperti ini mari kuatkan iman kepada Tuhan, jangan marah, kecewa dan menyalahkan Tuhan.  Berkatalah Musa kepada umat Israel,  "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya."  (Keluaran 14:13).

     Meski secara kasat mata umat Israel sedang diperhadapkan pada jalan buntu, Tuhan memerintahkan mereka untuk terus bergerak maju karena Tuhan tidak berkompromi dengan ketakutan.  Kalimat berdirilah tetap artinya sesulit apa pun keadaan kita tetaplah berada di pihak Tuhan, tetap mengerjakan bagian kita yaitu percaya dan taat kepada Tuhan.  Kata tetap berarti terus-menerus, tidak berubah.  Tuhan tidak menghendaki kita menyerah di tengah jalan.  Memang bukan perkara mudah, dibutuhkan iman untuk melakukan apa yang diinstruksikan Tuhan karena perintah Tuhan itu seringkali tidak masuk di akal.  Tetapi jika kita mau taat dan melangkah dengan iman, kita akan melihat pembelaan Tuhan.  Kita akan melihat kemuliaan, keselamatan dan kemenangan yang Tuhan sediakan bagi kita.

     Inilah buktinya:  ketika umat Israel taat, Tuhan pun bertindak.  Dengan tangan-Nya yang penuh kuasa Tuhan menunggangbalikkan pasukan Firaun dengan kereka dan kudanya ke tengah-tengah laut.  "Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut."  (Keluaran 14:30b).

Jangan menyerah pada keadaan, percayalah kepada Tuhan karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup  (baca  Yohanes 14:6);  di dalam Dia selalu ada jalan keluar, dan jalan-Nya selalu penuh keajaiban.

Tuesday, November 24, 2015

JALAN BUNTU (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 November 2015

Baca:  Yesaya 51:1-23

"Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN."  Yesaya 51:3b

Bagaimana reaksi Anda ketika sedang menempuh perjalanan jauh, di tengah terik matahari yang sangat menyengat dan melelahkan, tiba-tiba menemui jalan buntu, dalam arti yang sesungguhnya?  Perasaan Anda pasti akan campur aduk:  kecewa, marah, frustasi, kesal membaur jadi satu.  Akhirnya tanpa sadar keluarlah dari mulut kita perkataan yang negatif sebagai reaksinya.  Dengan perasaan dongkol pun kita akan memutar balik langkah kita dan berusaha mencari jalan alternatif.

     Bagaimana jika jalan buntu atau dead lock itu mengacu kepada tidak adanya jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi?  Ketika menemui jalan buntu sebagian besar orang akan menyerah pada keadaan dan putus asa.  Menghadapi jalan buntu juga pernah dialami oleh bangsa Israel ketika mereka dikejar-kejar oleh pasukan Firaun.  "Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka..."  (Keluaran 14:9), sementara di depan mata mereka terbentang laut Teberau.  Secara manusia mustahil mereka akan terluput dari kejaran orang-orang Mesir ini.  Ketika menghadapi jalan buntu umat Israel mengalami keputusasaan dan ketakutan luar bisa, lalu berseru-serulah mereka kepada Tuhan dan berkata kepada Musa,  "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?"  (Keluaran 14:11).  Ketakutan adalah musuh dari iman!  Semakin kita takut semakin lemahlah keadaan kita sehingga kita pun semakin tak punya kekuatan untuk melakukan sesuatu.  Ketakutan adalah roh yang harus dilawan dan dikalahkan,  "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).

     Karena dihantui oleh rasa takut yang berlebihan akhirnya yang terbayang dan timbul didalam pikiran umat Israel adalah hal-hal negatif, bahkan kematian.  Adakalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami situasi-situasi sulit dan menghadapi jalan buntu,  "...supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."  (2 Korintus 1:9).  (Bersambung)