Saturday, November 21, 2015

PERHATIKAN ORANG MISKIN, BUKAN MENINDAS (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 November 2015

Baca:  Yesaya 25:1-5

"Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya,"  Yesaya 25:4

Bukan hal yang mengejutkan lagi jika di zaman  sekarang ini banyak orang yang kurang memiliki kepedulian terhadap sesamanya, karena Alkitab sudah mencatat  "...bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang...tidak tahu mengasihi..."  (2 Timotius 3:1-4).  Ada yang berpikiran membantu orang miskin adalah pemborosan.  Seringkali terjadi orang kaya menindas dan berlaku semena-mena terhadap orang miskin.  Berhati-hatilah, sebab ada tertulis:  "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya;"  (Amsal 17:5).  Keberadaan orang-orang miskin di hadapan Tuhan sangat berharga.  Terhadap mereka Tuhan memposisikan diri-Nya sebagai tempat pengungsian, perlindungan, penolong, pelepas dan pemelihara.

     Ketika melayani di bumi sebagian besar pelayanan Yesus Ia tujukan kepada orang-orang miskin, yang di dalam masyarakat Yahudi keberadaannya kurang dianggap dan dipandang sebelah mata.  Ingat, di dalam kehidupan ini berlaku hukum tabur tuai.  Kalau kita memberi kepada orang kaya mereka pasti bisa langsung membalas pemberian kita.  Itulah hukum dunia!  Tetapi kalau kita memberi kepada orang miskin tentunya sulit bagi mereka membalas pemberian kita.  Dalam hal ini Tuhanlah yang akan membalas perbuatan baik yang kita lakukan tanpa pamrih itu.  Terhadap orang yang suka menolong dan memperhatikan orang miskin Tuhan akan mendengar dan menolong ketika ia berseru-seru pada waktu kesesakan,.  Tetapi  "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru."  (Amsal 21:13).

     Sebagai orang percaya marilah kita mempraktekkan kasih dengan perbuatan nyata, dan prioritas utama dalam pemeliharaan terhadap orang yang miskin dan lemah adalah saudara-saudara kita seiman terlebih dahulu.  Ketika kita memperhatikan dan menolong mereka sama artinya kita melakukan itu untuk Tuhan.

"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"  1 Yohanes 3:17

Friday, November 20, 2015

PERHATIKAN ORANG MISKIN, BUKAN MENINDAS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 November 2015

Baca:  Ulangan 15:1-11

"Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu."  Ulangan 15:11

Siapa itu orang miskin?  Secara umum orang miskin berarti tidak berharta, serba kekurangan dan berpenghasilan sangat rendah.  Hampir di setiap negara pasti ada penduduk miskin atau berekonomi lemah, tak terkecuali di Indonesia.  Menurut data dari Badan Pusat Statistik  (BPS)  jumlah penduduk miskin di Indonesia sampai dengan periode September 2014 telah mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.  Sungguh berita menyedihkan!  Di satu sisi banyak sekali petinggi negara bergelimang harta di bawah garis kemiskinan.  Akibatnya terjadi kesenjangan sosial yang sangat mencolok, di mana jurang pemisah antara si kaya dan si miskin pun semakin dalam.

     Jika kita melihat orang lain yang hidupnya dalam kekurangan, menderita dan miskin, apa yang kita perbuat?  Banyak orang yang berkecukupan materi bersikap cuek dan masa bodoh, bahkan sering kita jumpai orang kaya bukannya menolong dan membantu orang miskin tetapi malah menindas dan bersikap semena-mena.  Perhatikan!  Salah satu faktor yang menghalangi doa-doa kita dijawab Tuhan adalah kita menutup mata dan telinga terhadap jeritan orang-orang miskin.  Jangan pernah menyalahkan Tuhan apabila saat kita sendiri dalam kesesakan bersertu kepada Tuhan Ia tidak menjawab dan mengabaikan.  Sebaliknya,  "Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka."  (Mazmur 41:2).  Tuhan menghendaki kita punya kepedulian terhadap mereka yang miskin, sebab  "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki."  (Amsal 28:27).

     Sesungguhnya bermurah hati kepada orang miskin sama artinya  "...berbuat baik kepada diri sendiri,"  (Amsal 11:17), asalkan hal itu dilakukan dengan hati yang tulus, sukacita, penuh kasih dan motivasi benar, bukan karena terpaksa, karena desakan dari pihak lain, apalagi disertai motivasi terselubung mencari pujian dan hormat manusia.  (Bersambung)