Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2015
Baca: Yesaya 52:1-12
"Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena
kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu,
hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!" Yesaya 52:11
Secara umum kata menjauh memiliki arti pergi atau berjalan ke arah yang lebih jauh, atau menghindar jauh. Melalui nabi Yesaya Tuhan memberi peringatan kepada orang-orang Yahudi yang berada di negeri pembuangan di Babel supaya mereka menjauhkan diri dan tidak berkompromi dengan kehidupan orang-orang Babel, yang adalah penyembah berhala. Tuhan menuntut umat-Nya untuk tetap hidup dalam ketaatan, setia melayani Dia dan tidak menyimpang dari jalan-jalan-Nya di mana pun dan kapan pun.
Tuhan tidak menghendaki kita memiliki kehidupan yang setali tiga uang dengan orang-orang dunia. "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini," (Roma 12:2). Dalam hal ini dibutuhkan sikap yang tegas; jika tidak, kita akan terbawa arus dunia ini, sebab dosa adalah sesuatu yang mudah sekali menjalar atau menular. Bila kita dengan sengaja bergaul dengan orang-orang yang tidak saleh berarti kita sedang membuka celah kepada mereka untuk mempengaruhi hidup kita. "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Pergaulan dan persahabatan dengan dunia adalah hal yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Walaupun kita telah ditebus oleh darah Kristus tapi bila kita sendiri tidak mau melangkah keluar dan bertindak tegas maka sulitlah bagi kita untuk menyucikan diri. Cepat atau lambat kita akan tersesat di dalamnya.
Oleh karena itu Tuhan memperingatkan kita dengan sangat keras, "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu," (2 Korintus 6:17-18a), artinya Tuhan tidak begitu saja memerintahkan kita untuk keluar dan memisahkan diri dari dunia, tapi Ia juga akan memberikan suatu jaminan bagi kita: Dia akan menjadi Bapa kita. "...jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik
kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan
yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:11).
Jangan lagi berkompromi dengan dosa supaya Tuhan tidak membuang kita!
Thursday, November 12, 2015
Wednesday, November 11, 2015
SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2015
Baca: 2 Timotius 2:14-26
"Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." 2 Timotius 2:21
Semua orang pasti memiliki perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di permukaannya; aneka macam furnitur sebagai tempat penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang menurut kita sangat penting, menarik dan berkualitas pasti tidak akan kita taruh di tempat sembarangan, tapi di tempat strategis supaya bisa dilihat banyak orang.
Begitu pula dengan kehidupan orang percaya, jika kita mau menyucikan diri dari hal-hal jahat, tidak terlibat dalam perkara-perkara yang cemar sebagaimana yang rasul Paulus katakan, maka kita akan menjadi perabot Tuhan untuk maksud dan tujuan yang mulia. Kita akan dipilih, dikhususkan dan dipandang layak untuk dipakai Tuhan, serta disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,...semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:4, 7). Nasihat rasul Paulus ini bukan semata-mata ditujukan kepada Timotius, anak rohani sekaligus rekan kerja sepelayanannya, yang menjadi penilik atau penatua jemaat di Efesus, tetapi juga ditujukan untuk semua orang percaya yang terpanggil untuk melayani Tuhan dengan tugas yang berbeda-beda.
Arti kata menyucikan diri (ayat nas) berarti membersihkan secara menyeluruh, komplet, lengkap. Tidak ada istilah kompromi atau suam-suam kuku, karena itu "...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
"Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 1 Tesalonika 4:7
Baca: 2 Timotius 2:14-26
"Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." 2 Timotius 2:21
Semua orang pasti memiliki perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di permukaannya; aneka macam furnitur sebagai tempat penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang menurut kita sangat penting, menarik dan berkualitas pasti tidak akan kita taruh di tempat sembarangan, tapi di tempat strategis supaya bisa dilihat banyak orang.
Begitu pula dengan kehidupan orang percaya, jika kita mau menyucikan diri dari hal-hal jahat, tidak terlibat dalam perkara-perkara yang cemar sebagaimana yang rasul Paulus katakan, maka kita akan menjadi perabot Tuhan untuk maksud dan tujuan yang mulia. Kita akan dipilih, dikhususkan dan dipandang layak untuk dipakai Tuhan, serta disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,...semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:4, 7). Nasihat rasul Paulus ini bukan semata-mata ditujukan kepada Timotius, anak rohani sekaligus rekan kerja sepelayanannya, yang menjadi penilik atau penatua jemaat di Efesus, tetapi juga ditujukan untuk semua orang percaya yang terpanggil untuk melayani Tuhan dengan tugas yang berbeda-beda.
Arti kata menyucikan diri (ayat nas) berarti membersihkan secara menyeluruh, komplet, lengkap. Tidak ada istilah kompromi atau suam-suam kuku, karena itu "...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
"Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 1 Tesalonika 4:7
Subscribe to:
Posts (Atom)