Thursday, November 5, 2015

KEKUATAN DI TENGAH GEJOLAK DUNIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2015

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub."  Mazmur 46:7-8

Coba perhatikan keadaan dunia saat ini... unpredictable!  Keadaan ekonomi, cuaca/iklim yang superekstrem dan sektor-sektor lain dalam kehidupan ini mudah sekali berubah dan tergoncang.  Ya, dunia memang sedang digoncang!  Tuhan berkata,  "...Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa,..."  (Hagai 2:7-8).  Bahkan apa yang disampaikan oleh pemazmur bahwa bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, saat ini benar-benar terjadi.

     Dunia boleh saja bergejolak dan bergoncang,  "...sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya."  (Mazmur 46:3-4), namun sebagai orang percaya kita harus tetap memegang teguh janji firman Tuhan bahwa  "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).  Di tengah gejolak hidup seringkali kita melakukan tindakan  'tarik ulur'  dengan Tuhan:  suatu saat menyerahkan semua masalah kepada Tuhan, tapi begitu pertolongan Tuhan sepertinya berlambat kita pun menarik kembali semua masalah itu dan berusaha mengatasinya dengan kekuatan sendiri.  Akibatnya kita tetap saja hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.  Maka supaya kuat menghadapi gejolak dunia kita harus memperkokoh fondasi di setiap area kehidupan kita.  Fondasi itu adalah firman Tuhan.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).

     Ketika seseorang tinggal di dalam firman-Nya ia seperti rumah yang dibangun di atas dasar yang teguh.  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu."  (Matius 7:24-25).

Inilah janji Tuhan Yesus:  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  Ibrani 13:5

Wednesday, November 4, 2015

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2015

Baca:  Mazmur 40:1-18

"Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!"  Mazmur 40:18b

Dunia sudah sangat jelas tidak semakin baik.  Hampir setiap hari kita dihadapkan pada peristiwa-peristiwa mengejutkan.  Beberapa waktu lalu cuaca panas ekstrem melanda beberapa tempat di India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal.  Belum lagi wabah MERS  (Middle East Respiratory Sindrome)  atau sindrom pernafasan Timur Tengah yang melanda Korea Selatan, yang bermula hanya dari satu orang sakit sesudah kembali dari kawasan Timur Tengah.  Karena penyebaran virus MERS ini masyarakat dilanda kekuatiran yang berlebihan sehingga hal ini berdampak pada sejumlah bidang kehidupan, seperti pariwisata dan retail, karena warga Korea berusaha menghindar dari tempat-tempat umum, terutama pasar swalayan, karena takut tertular virus ini.

     Keadaan dunia yang tidak menentu ini mau tidak mau memengaruhi kehidupan orang percaya, bahkan menimbulkan kekuatiran, meski firman Tuhan tidak pernah berhenti untuk memperingatkan agar kita tidak kuatir... tapi faktanya kita tetap saja dilanda rasa kuatir.  Sampai kapan pun hidup dalam kekuatiran sama sekali tidak mendatangkan kebaikan bagi kita.  "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,"  (Amsal 12:25).  Ada yang perlu dikoreksi dalam hidup ini jika kita merasa sulit melepaskan diri dari belenggu kekuatiran;  itu tandanya kita tidak tinggal di dalam firman Tuhan, padahal firman Tuhan penting sekali untuk menumbuhkan iman kita bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang bukan saja menyelamatkan hidup kita, tetapi Dia juga Tuhan yang sanggup memelihara kehidupan kita setiap hari, sebab iman itu timbul dan pendengaran akan firman Tuhan  (baca  Roma 10:17).

     Jika kita mencintai firman-Nya dan merenungkan itu siang dan malam maka firman yang telah kita dengar dan baca akan tertanam di dalam hati dan memberi kekuatan untuk kita tidak terjebak dalam dosa kekuatiran.  Tuhan berkata,  "...firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."  (Yesaya 55:11).

Kekuatiran adalah pertanda tidak mengimani janji-janji Tuhan.