Tuesday, November 3, 2015

DOA YANG ALAMI TEROBOSAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2015

Baca:  1 Samuel 2:1-10

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,"  1 Samuel 2:8a

Firman Tuhan hari ini merupakan nyanyian nubuatan atas pembelaan Tuhan terhadap orang-orang yang tetap setia kepada-Nya.  Segala sesuatu yang diijinkan terjadi dalam hidup Hana sungguh-sungguh mendatangkan kebaikan dalam hidupnya.  Ia membawa pergumulan hidupnya yang berat kepada Tuhan yaitu ingin memiliki keturunan.  Ia berkeyakinan hanya Tuhan yang sanggup menolong.  Walaupun terus dibuat sakit hati oleh Penina  (madunya)  ia terus-menerus berdoa, dan perjuangan itu pun tidak sia-sia, Tuhan menjawab doanya.  "Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: 'Aku telah memintanya dari pada TUHAN.'"  (1 Samuel 1:20).

     Hana mengalami terobosan di dalam doanya karena ia memiliki penyerahan diri secara penuh kepada Tuhan.  Saat itu ia bernazar bahwa jika Tuhan mengabulkan permohonannya dengan memberi keturunan maka ia akan menyerahkan anak itu kepada Tuhan.  Menyerahkan anak pertama bukanlah perkara mudah, apalagi anak tersebut adalah anak yang sangat ditunggu-tunggu, harta paling berharga dalam hidupnya;  tetapi Hana mau menyerahkan apa yang paling berharga dalam hidupnya kepada Tuhan, dan janji pun ditepatinya  (baca  1 Samuel 1:28).  Meski berada dalam situasi sulit Hana tetap beribadah kepada Tuhan dengan setia.  Ada banyak orang Kristen, ketika doa-doanya belum dijawab Tuhan begitu mudahnya berubah sikap, tidak lagi setia beribadah, kendor dalam melayani Tuhan, bahkan berani meninggalkan Tuhan.

     Ketekunan Hana membuahkan hasil, bahkan Tuhan memberkatinya dengan double portion"...sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi."  (ayat 21).  Sungguh benar apa yang dikatakan rasul Paulus,  "...dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Karena itu jangan pernah jemu berdoa.  Berdoalah terus untuk masalah dan kebutuhan Saudara.

Ketika kita berseru-seru kepada Tuhan siang dan malam, Ia akan mengakhiri kesusahan dan penderitaan kita pada saat yang tepat, serta keadilan pasti ditegakkan-Nya!

Monday, November 2, 2015

DOA YANG ALAMI TEROBOSAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 November 2015

Baca:  1 Samuel 1:1-28

"Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo."  1 Samuel 1:3

Ada sebuah contoh tentang orang yang tidak pernah jemu berdoa kepada Tuhan sampai beroleh jawaban:  ia adalah Hana, isteri Elkana, orang Lewi yang tinggal di daerah Efraim.  Wanita ini menghadapi masalah yang sangat berat yaitu kandungannya tertutup alias mandul.  Secara manusia dan juga menurut ilmu kedokteran seorang wanita yang mandul mustahil memiliki keturunan.  Pada zaman itu kemandulan dianggap aib di kalangan wanita Israel.  Tak bisa dibayangkan betapa berat beban yang harus Hana tanggung.

     Selain dipandang rendah oleh orang lain atau lingkungan sekitar, ia juga terus mendapatkan perlakuan kurang baik dari Penina, isteri lain dari Elkana, yang telah memiliki anak.  "Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya."  (ayat 6).  Penina memanfaatkan tiap kesempatan untuk selalu menyakiti hati Hana.  Lengkap sudah penderitaan yang harus dialami Hana!  Jika kita perhatikan secara teliti dikatakan bahwa Tuhan telah menutup kandungan Hana, artinya kemandulan Hana disebutkan sebagai tindakan langsung dari Tuhan, karena Tuhan mempunyai rencana yang indah di balik masalah itu.  Dengan cara yang sama terkadang Tuhan menuntun kita pada situasi-situasi sulit, tidak ada jalan keluar, yang membuat kita kecewa dan merasa tidak sanggup menghadapinya supaya kita belajar bergantung penuh kepada Tuhan dan kehendak-Nya, sampai kepada satu titik di mana kita bisa berkata,  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Meski menghadapi kemustahilan Hana tidak menyerah begitu saja kepada keadaan.  Alkitab menyatakan bahwa dari tahun ke tahun Hana pergi ke bait suci di Silo untuk berdoa, menyembah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.  Kalimat dari tahun ke tahun menunjukkan kurun waktu yang tidak singkat.  Dibutuhkan keiggihan, kesabaran, ketekunan dan iman yang kuat supaya kita bisa secara konsisten berdoa di segala situasi.  Banyak orang gagal dalam ujian  'menunggu'  ini sehingga akhirnya mereka menyerah di tengah jalan sebelum doanya beroleh jawaban.  (Bersambung)