Monday, November 2, 2015

DOA YANG ALAMI TEROBOSAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 November 2015

Baca:  1 Samuel 1:1-28

"Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo."  1 Samuel 1:3

Ada sebuah contoh tentang orang yang tidak pernah jemu berdoa kepada Tuhan sampai beroleh jawaban:  ia adalah Hana, isteri Elkana, orang Lewi yang tinggal di daerah Efraim.  Wanita ini menghadapi masalah yang sangat berat yaitu kandungannya tertutup alias mandul.  Secara manusia dan juga menurut ilmu kedokteran seorang wanita yang mandul mustahil memiliki keturunan.  Pada zaman itu kemandulan dianggap aib di kalangan wanita Israel.  Tak bisa dibayangkan betapa berat beban yang harus Hana tanggung.

     Selain dipandang rendah oleh orang lain atau lingkungan sekitar, ia juga terus mendapatkan perlakuan kurang baik dari Penina, isteri lain dari Elkana, yang telah memiliki anak.  "Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya."  (ayat 6).  Penina memanfaatkan tiap kesempatan untuk selalu menyakiti hati Hana.  Lengkap sudah penderitaan yang harus dialami Hana!  Jika kita perhatikan secara teliti dikatakan bahwa Tuhan telah menutup kandungan Hana, artinya kemandulan Hana disebutkan sebagai tindakan langsung dari Tuhan, karena Tuhan mempunyai rencana yang indah di balik masalah itu.  Dengan cara yang sama terkadang Tuhan menuntun kita pada situasi-situasi sulit, tidak ada jalan keluar, yang membuat kita kecewa dan merasa tidak sanggup menghadapinya supaya kita belajar bergantung penuh kepada Tuhan dan kehendak-Nya, sampai kepada satu titik di mana kita bisa berkata,  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Meski menghadapi kemustahilan Hana tidak menyerah begitu saja kepada keadaan.  Alkitab menyatakan bahwa dari tahun ke tahun Hana pergi ke bait suci di Silo untuk berdoa, menyembah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.  Kalimat dari tahun ke tahun menunjukkan kurun waktu yang tidak singkat.  Dibutuhkan keiggihan, kesabaran, ketekunan dan iman yang kuat supaya kita bisa secara konsisten berdoa di segala situasi.  Banyak orang gagal dalam ujian  'menunggu'  ini sehingga akhirnya mereka menyerah di tengah jalan sebelum doanya beroleh jawaban.  (Bersambung)

Sunday, November 1, 2015

JANGAN PERNAH JEMU BERDOA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 November 2015

Baca:  Lukas 18:1-8

"Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"  Lukas 18:8

Apakah Saudara kehilangan semangat dan tidak berselera lagi menjalani aktivitas di pagi ini?  Biasanya pada waktu pagi Saudara mengatur persembahan bagi Tuhan melalui saat teduh, mengapa pagi ini tidak Saudara lakukan?  Jawabnya mungkin sudah jemu.  Secara umum kata jemu berarti sudah tidak suka lagi karena terlalu sering dilakukan, bosan.  Mengapa jemu?  Mungkin karena doa-doa Saudara belum juga dijawab Tuhan hingga sekarang.  Jawaban itu menyiratkan rasa frustasi dan putus asa karena merasa bahwa saat teduh yang selama ini dilakukan sepertinya tiada hasil.  Benarkah demikian?

     Sebagai pengikut Kristus sejati kita harus bertekun di dalam iman dan tidak pernah berhenti membangun persekutuan denganNya.  Tuhan menghendaki agar kita berdoa dengan tidak jemu-jemu apa pun keadaannya.  Mengapa?  Karena doa adalah kekuatan kita yang dapat melindungi kita dari si jahat.  Bila doa-doa Saudara belum beroleh jawaban jangan pernah menyerah dan putus asa;  jangan pernah merasa jemu berdoa.  Berdoalah terus-menerus sampai doa Saudara dijawab Tuhan, sebab ada tertulis:  "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"  (ayat 7).  Doa yang tidak jemu-jemu adalah bukti bahwa kita punya iman.  Jangan memberi celah kepada Iblis yang tidak pernah berhenti menghasut, melemahkan dan memprovokasi kita dengan hal-hal negatif.  Jangan pula silau mata dengan tawaran-tawaran dunia yang menjanjikan pertolongan instan yang membuat kehidupan doa kita semakin berkurang.  Belajarlah memahami bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Pemazmur menasihati,  "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!"  (Mazmur 27:14).

     Dalam pembacaan firman hari ini Tuhan memberikan contoh kegigihan seorang janda yang tidak pernah jemu datang kepada hakim yang lalim agar perkaranya dibela.  Janda itu tidak pernah merasa malu atau sungkan, tetapi ia punya tekad yang sangat kuat.

Karena terus datang kepadanya hakim yang lalim itu pun akhirnya luluh hati dan membenarkan perkara janda itu!