Tuesday, October 27, 2015

KARUNIA ROHANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Oktober 2015

Baca:  Roma 12:3-8

"Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita:"  Roma 12:6

Supaya dapat menjalankan Amanat Agung dari Tuhan setiap kita perlu sekali menerima karunia-karunia Roh Kudus.  Dalam bahasa Yunani karunia disebut dengan charisma yang berhubungan erat dengan kata anugerah, yaitu pemberian Tuhan dalam bentuk kemampuan yang ditujukan bagi pelayanan.  Karunia rohani merupakan kekuatan adikodrati dari Tuhan yang hanya diberikan kepada orang percaya yang sudah lahir baru, sebab  "...manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."  (1 Korintus 2:14).

     Apakah karunia rohani itu sama dengan bakat alamiah?  Karunia rohani diberikan Tuhan berdasarkan kasih karunia-Nya saat seseorang mengalami kelahiran baru  (pertobatan).  "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.  (Kisah 2:38).  Karunia-karunia rohani diberikan bukan untuk ajang pamer, unjuk kebolehan atau kebanggaan pribadi, tapi bertujuan untuk kepentingan pelayanan.  Tuhan memberikan karunia-Nya yang berbeda-beda kepada tiap-tiap orang untuk saling melengkapi, bukan untuk persaingan.  Karena itu kita tidak boleh merasa iri hati, tidak puas dengan yang kita punyai, membandingkan diri dengan orang lain, memaksakan diri ingin memiliki karunia seperti orang lain atau menuntut orang lain memiliki karunia sama seperti kita.  Karunia rohani tidak bisa dibeli, dituntut atau diminta sebagai upah, karena merupakan anugerah Tuhan yang diberikan seturut dengan kehendak dan rencana-Nya.  "Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya."  (1 Korintus 12:11).  Jadi  "...kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus."  (Efesus 4:7).

     Sementara bakat-bakat alamiah diberikan oleh Tuhan melalui orangtua atau diturunkan oleh orangtua pada saat kita dilahirkan;  dan umumnya bakat-bakat alamiah tersebut dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya duniawi.  (Bersambung)

Monday, October 26, 2015

KUALITAS HIDUP HAMBA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Oktober 2015

Baca:  Lukas 12:35-48

"Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang."  Lukas 12:37a

Kualitas hidup lain yang harus dimiliki hamba adalah kerendahan hati.  Hamba melakukan tugasnya bukan untuk mempromosikan diri, mencari popularitas atau pujian.  "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."  (Lukas 17:10).  Kristus telah memberikan teladan bagaimana Ia tidak mempertahankan reputasi-Nya, melainkan mengosongkan diri untuk melayani manusia  (baca  Filipi 2:6-8).  Tidak perlu sakit hati dan kecewa jika pelayanan kita tidak dianggap dan tidak dihargai manusia, sebab Tuhan tidak pernah melewatkan pelayanan sekecil apa pun yang kita lakukan untuk-Nya, semua diperhitungkan-Nya.

     Kualitas hidup yang juga diharapkan si tuan dari hambanya adalah senantiasa menantikan kepulangan tuannya dengan siap sedia dan berjaga-jaga"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala."  (Lukas 12:35).  Pinggang yang berikat adalah tanda kesiapan bekerja dan melayani;  pelita yang menyala menunjukkan semangat yang tidak pernah padam meski tuannya pulang larut atau bahkan dini hari.  Yesus mengilustrasikan tuan itu pulang dari pesta perkawinan yang menurut tradisi Yahudi berlangsung pada malam hari.  Malam hari menegaskan waktu kedatangan Tuhan yang tidak diduga-duga  (di mana umumnya malam hari banyak orang tertidur pulas dan lengah), sehingga banyak hamba tidak lagi berjaga-jaga menantikan kedatangan tuannya;  hal itu membuat mereka tidak lagi bersungguh-sungguh bekerja, dan kemudian berubah menjadi hamba yang jahat.

     Hari-hari ini adalah hari menjelang kedatangan Tuhan, sudahkah kita siap sedia menyongsong kedatangan-Nya?  Karena  "...Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."  (Lukas 12:40).  Cepat atau lambat Tuhan pasti segera datang!  Tetaplah setia menantikan kedatangan-Nya dan terus mengerjakan tugas yang dipercayakan kepada kita dengan penuh tanggung jawab.

Tetap setia, tekun, rendah hati, siap sedia dan selalu berjaga-jaga adalah kualitas hidup hamba sejati!