Saturday, October 24, 2015

MELAYANI DENGAN HATI HAMBA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Oktober 2015

Baca:  Yesaya 49:1-7

"Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."  Yesaya 49:3

Dunia mendefinisikan kebesaran seseorang ketika berkedudukan tinggi, kaya raya dan juga terkenal.  Ketika ia mampu memerintah orang lain atau meminta pelayanan orang lain itu menunjukkan ia adalah orang  'besar'.  Tetapi Tuhan Yesus justru mengajarkan hal yang jauh berbeda,  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya."  (Markus 10:43-44).  Tuhan mengukur  'kebesaran'  seseorang bukan berdasarkan status sosial, popularitas atau kuasanya, namun berdasarkan berapa banyak orang yang sudah ia layani.  Inilah yang tidak disukai oleh kebanyakan orang karena mereka maunya dilayani, bukan melayani.  Kita cenderung ingin dihormati, dihargai, diutamakan dan dianggap penting.  Kita ingin jadi pemimpin dan bukan hamba.

     Rasul Paulus menasihati,  "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."  (Filipi 2:5-7).  Tuhan Yesus sendiri menyebut diri-Nya sebagai hamba, bahkan Ia rela melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dipandang remeh dan rendah oleh kebanyakan orang, seperti membasuh kaki murid-murid-Nya,  "Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu."  (Yohanes 13:4-5);  Ia dekat dengan orang-orang  'kecil'  dan punya empati tinggi terhadap orang-orang yang membutuhkan:  menyembuhkan orang buta, mentahirkan orang kusta, membebaskan orang kerasukan setan dan sebagainya.

     Hamba sejati selalu melihat kesempatan menolong orang lain.  Tidak ada yang lebih rendah dibandingkan apa yang telah Yesus perbuat, karena Dia datang memang untuk melayani, bukan minta dilayani.

Dia melayani justru karena kebesaran-Nya, karena itu kita wajib meneladani Dia.

Friday, October 23, 2015

DUA BELAS JAM UNTUK BERKARYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Oktober 2015

Baca:  Yohanes 11:1-11

"Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini."  Yohanes 11:9

Ketika Lazarus sedang sakit Tuhan Yesus berhekendak menengoknya dan kembali ke Yudea, akan tetapi murid-murid-Nya berusaha melarang-Nya sebab mereka kuatir orang-orang Yudea akan membunuh-Nya.  Tetapi perhatikan jawaban Tuhan Yesus kepada mereka,  "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini."  (ayat nas).  Apa maksud perkataan Tuhan Yesus ini?  Tuhan hendak mengatakan bahwa selagi ada kesempatan, jangan pernah sia-siakan;  dua belas jam dalam satu hari  (siang hari)  adalah waktu untuk bekerja dan berkarya, sebab  "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).

     Setiap orang mempunyai waktu  '12 jam'  dengan satu tanggung jawab masing-masing.  Dua belas jam pada siang hari adalah waktu yang tepat bagi kita menyelesaikan tugas-tugas dari Tuhan, waktu bagi kita untuk turut berlomba dalam pertandingan iman.  Karena itu mari kita pergunakan setiap kesempatan sebaik mungkin, dan berjuang begitu rupa, jangan sampai kita kedapatan  'tidur'  secara rohani.  "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,"  (Efesus 5:15-18).

     Yesus berkata,  "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."  (Yohanes 11:11).  Berbeda dengan orang fasik:  "Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan."  (2 Petrus 2:13)  dan berjalan dalam gelap adalah kesukaan mereka, tetapi  "...kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan."  (1 Tesalonika 5:5).  Selagi sehat, dan masih  'siang'  marilah giat bekerja untuk Tuhan!

"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."  2 Timotius 4:7