Sunday, October 11, 2015

BERKAT TUHAN: Untuk Orang Benar (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2015

Baca:  Mazmur 1:1-6

"sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan."  Mazmur 1:6

Sebuah pohon yang tertanam di tepi aliran air atau dekat sumber air pasti akan menghasilkan buah.  Pohon tersebut tidak akan layu di segala situasi, bahkan di musim keriang sekalipun, karena akarnya menancap kuat dan dalam pada sumber air.  Itulah keberadaan orang benar yang senantiasa tinggal di dalam firman-Nya:  "apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (ayat 3);  berhasil oleh karena Tuhan.  Ia menegaskan,  "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."  (Yohanes 15:7).  Inilah orang Kristen yang sejati:  bukan hanya menjauhi segala jenis kejahatan, namun juga mencintai firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam.  Ketika kita merenungkan firman-Nya maka firman itu akan membentuk pikiran, perkataan, sikap dan perbuatan kita.

     Prinsip merenungkan firman dan tinggal di dalam-Nya sebagai kunci meraih keberhasilan dan berkat juga disampaikan Tuhan kepada Yosua, ketika ia dipercaya memegang tongkat estafet kepemimpinan menggantikan Musa.  Nama Yosua artinya Tuhan menyelamatkan, atau Tuhan keselamatan.  Firman-Nya kepada Yosua,  "...janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:7-8).

     Orang-orang fasik akan mengalami keadaan yang berbeda:  "...mereka seperti sekam yang ditiupkan angin."  (Mazmur 1:4).  Ada tertulis,  "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."  (Matius 3:12).  Mereka bukan saja tidak akan menikmati berkat dari Tuhan, tapi akan dibuang dan dihempaskan-Nya.

Tuhan akan membuat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, orang yang beribadah kepada-Nya dan yang tidak beribadah kepada-Nya  (baca  Maleakhi 3:18).

Saturday, October 10, 2015

BERKAT TUHAN: Untuk Orang Benar (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2015

Baca:  Mazmur 1:1-6

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,"  Mazmur 1:1

Hidup berbahagia dan diberkati adalah dambaan setiap orang, tanpa terkecuali.  Namun untuk memiliki kehidupan yang berbahagia dan diberkati bukanlah perkara mudah, ada harga yang harus kita bayar sebagaimana disampaikan oleh pemazmur.  Hidup kita akan diberkati dan berbahagia apabila kita tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak berada dalam kumpulan pencemooh.

     Orang fasik adalah orang yang tidak beriman, tahu tentang Tuhan dan firman-Nya tapi tidak mau melakukannya;  orang berdosa adalah orang yang melakukan kejahatan dan hidup menuruti hawa nafsunya.  Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mencari-cari kesalahan, menghakimi, mengejek, mengritik, menggosip dan merendahkan sesamanya;  orang seperti ini mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tapi tidak dapat melihat balok matanya sendiri.  Mereka juga meremehkan dan memandang rendah kebenaran Tuhan.  Orang fasik, orang berdosa dan pencemooh adalah gambaran dari kehidupan duniawi.

     Selama kita masih hidup sama seperti ketiga jenis orang tersebut maka berkat Tuhan akan semakin menjauh dari kehidupan kita, tetap bila kita  "...kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."  (ayat 2), dengan kata lain kita menjadikan firman Tuhan sebagai hal yang terutama dan lebih berharga dari apa pun sehingga kita mau merenungkannya dengan sepenuh hati, maka kita sedang hidup dalam perjanjian berkat Tuhan dan disebut sebagai orang yang berbahagia.  Siang dan malam berarti setiap hari, bukan hanya sehari dua hari, atau saat perlu saja, namun di segala situasi atau keadaan, dan secara konsisten.  Inilah kunci hidup terberkati!  Bahkan keberadaan orang yang suka merenungkan firman Tuhan itu diibaratkan  "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (ayat 3).

Ingin diberkati?  Jangan menjadi bagian dari orang fasik, orang berdosa atau pun pencemooh!