Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2015
Baca: Keluaran 35:30-35
"Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli...yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu." Keluaran 35:35
Keahlian atau kecakapan dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Ketika seseorang ahli atau cakap dalam bidang tertentu maka karya yang dihasilkannya pun pasti akan berbeda dan luar biasa. Namun dalam hal melayani pekerjaan Tuhan keahlian atau kecakapan saja tidak cukup, diperlukan pula hati yang tergerak dan terbeban. Jika hanya mengandalkan keahlian atau kecakapan, seseorang cenderung akan menjadi performer, melayani sebagai sarana unjuk kebolehan, one man show. Banyak orang punya bakat atau talenta luar biasa tapi sedikit yang memiliki hati yang terbeban melayani pekerjaan Tuhan dengan sepenuh hati.
Untuk mengerjakan proyek kudus-Nya Tuhan menunjuk: "...Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan
untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu." (Keluaran 35:30-33). Arti nama Bezaleel: Tuhanlah perlindungan. Makna rohaninya: dalam menjalankan tugas pelayanan haruslah senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia. Ingat! Di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu Tuhan juga memilih: "...Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar." (Keluaran 35:34). Nama Aholiab berarti: Bapa adalah kemahku. Ini berbicara tentang persekutuan yang karib dengan Tuhan.
Pelayanan kita tidak akan berdampak bila kita sendiri tidak suka berada di dalam hadirat-Nya, bergaul karib dengan Dia. Sepadat apa pun jadwal pelayanan jangan pernah kita meninggalkan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Kepada Bezaleel dan Aholiab Tuhan memberikan keahlian di dalam hati mereka, terlebih karena mereka merespons panggilan Tuhan tersebut dengan sikap hati yang rela untuk melayani.
Karunia dan talenta plus hati yang rela adalah bekal melayani Tuhan secara maksimal.
Saturday, October 3, 2015
Friday, October 2, 2015
HATI YANG TERGERAK: Mendatangkan Kelimpahan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2015
Baca: Keluaran 36:1-7
"Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu." Keluaran 36:2
Tercatat demikian: "Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan--mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN." (Keluaran 35:29). Orang-orang Israel membawa persembahan dalam keadaan bebas dari tekanan atau paksaan. Mereka memberi persembahan dengan sukarela sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Persembahan itulah yang menyenangkan hati Tuhan sehingga mujizat pun terjadi, berkat terus mengalir sehingga orang-orang yang mengerjakan pembangunan Kemah Suci berkata, "Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan." (ayat 5). Sampai-sampai Musa harus membuat pengumuman: "Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus. Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi. Sebab bahan yang diperlukan mereka telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih." (ayat 6-7).
Di zaman Perjanjian Baru persembahan sukarela juga di tunjukkan oleh Zakheus: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin..." (Lukas 19:8), persembahan yang tanpa direncanakan, tapi digerakkan oleh Roh Kudus. Demikian juga jemaat di Filipi, memberikan persembahan secara sukarela untuk mendukung pelayanan Paulus: "Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." (Filipi 4:18). Persembahan sukarela hanya terjadi karena gerakan atau dorongan Roh Kudus atau seseorang. Sukarela adalah dasar persembahan yang diberkati Tuhan!
"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Baca: Keluaran 36:1-7
"Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu." Keluaran 36:2
Tercatat demikian: "Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan--mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN." (Keluaran 35:29). Orang-orang Israel membawa persembahan dalam keadaan bebas dari tekanan atau paksaan. Mereka memberi persembahan dengan sukarela sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Persembahan itulah yang menyenangkan hati Tuhan sehingga mujizat pun terjadi, berkat terus mengalir sehingga orang-orang yang mengerjakan pembangunan Kemah Suci berkata, "Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan." (ayat 5). Sampai-sampai Musa harus membuat pengumuman: "Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus. Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi. Sebab bahan yang diperlukan mereka telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih." (ayat 6-7).
Di zaman Perjanjian Baru persembahan sukarela juga di tunjukkan oleh Zakheus: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin..." (Lukas 19:8), persembahan yang tanpa direncanakan, tapi digerakkan oleh Roh Kudus. Demikian juga jemaat di Filipi, memberikan persembahan secara sukarela untuk mendukung pelayanan Paulus: "Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." (Filipi 4:18). Persembahan sukarela hanya terjadi karena gerakan atau dorongan Roh Kudus atau seseorang. Sukarela adalah dasar persembahan yang diberkati Tuhan!
"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Subscribe to:
Comments (Atom)