Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 September 2015
Baca: Ibrani 4:14-16
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita." Ibrani 4:14
Ada beberapa macam pengakuan dalam Perjanjian Baru: (1) Pengakuan yang berkaitan dengan orang Yahudi. Allah menuntut umat perjanjian-Nya mengakui dosa mereka supaya ada pengampunan. "Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan." (Matius 3:5-6). (2) Pengakuan orang berdosa hari ini. Yesus berkata bahwa orang berdosa akan diinsyafkan oleh Roh Kudus untuk satu dosa: "...karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;" (Yohanes 16:9). Jika orang berdosa membuat pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, ia akan diselamatkan. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10).
Ada 2 bentuk pengakuan yang dibuat orang percaya: pengakuan dosa dan pengakuan iman sebagai orang percaya. Pengakuan dosa dibuat ketika keluar dari persekutuan dengan Tuhan. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia
akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Apa pengakuan iman kita dalam Firman, dalam Kristus dan dalam Allah Bapa? "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita." Pengakuan iman kita ialah Yesus Kristus adalah Anak Allah.
Kesaksian adalah bagian dari pengakuan. Bersaksi tentang apa yang dilakukann Iblis berarti mengijinkan Iblis menguasai kita. Ini bertentangan dengan firman tentang mengakui Yesus yang memerintah dan menjadi Tuhan atas hidup kita. Ketika kita menghadapi saat yang buruk, jangan terus membicarakannya.
Ketika kita berbicara tentang Allah dan Firman-Nya dan tentang apa yang dilakukan-Nya dalam hidup kita, kemenangan pasti datang.
Saturday, September 26, 2015
Friday, September 25, 2015
DAMAI SEJAHTERA ALLAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2015
Baca: Filipi 4:1-9
"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Filipi 4:7
Ketika berada di dunia Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27). Damai sejahtera Tuhan bukan sekedar salah satu bentuk damai yang dia anugerahkan. Itu adalah damai Tuhan sendiri, damai yang ada dalam pribadi-Nya, yang tidak bisa diganggu apa pun.
Ketika Tuhan menciptakan malaikat, -- dan ketika pemberontakan pecah di antara mereka dengan efek yang berpengaruh luas dalam alam semesta, bahkan kekacauan begitu kelam seperti itu dapat mengusik Dia, -- Dia terus mewujudkan kerinduan hati-Nya memperbaiki kerusakan yang terjadi pada dunia dan menciptakan tatanan makhluk yang lain yaitu manusia. Tetapi kemudian manusia juga jatuh. Namun damai Tuhan tetap tak terusik. Kita mungkin menyangka bahwa Dia akan segera bertindak memperbaiki kerusakan sehingga langsung menjadi baik; tetapi tidak demikian. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Allah dapat menunggu 'kegenapan waktu' sebelum mengutus anak-Nya memulihkan apa yang hilang. Penantian ribuan tahun tidak membuat ketegangan dalam damai sejahtera-Nya.
Allah menjanjikan damai dengan kualitas seperti ini untuk menjaga hati dan pikiran mereka yang memenuhi persyaratan-Nya, yang menyerahkan segalanya kepada-Nya dalam doa. Inilah nyanyian pujian orang percaya: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal." (Yesaya 26:3-4). "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
"Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman." Yesaya 32:18
Baca: Filipi 4:1-9
"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Filipi 4:7
Ketika berada di dunia Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27). Damai sejahtera Tuhan bukan sekedar salah satu bentuk damai yang dia anugerahkan. Itu adalah damai Tuhan sendiri, damai yang ada dalam pribadi-Nya, yang tidak bisa diganggu apa pun.
Ketika Tuhan menciptakan malaikat, -- dan ketika pemberontakan pecah di antara mereka dengan efek yang berpengaruh luas dalam alam semesta, bahkan kekacauan begitu kelam seperti itu dapat mengusik Dia, -- Dia terus mewujudkan kerinduan hati-Nya memperbaiki kerusakan yang terjadi pada dunia dan menciptakan tatanan makhluk yang lain yaitu manusia. Tetapi kemudian manusia juga jatuh. Namun damai Tuhan tetap tak terusik. Kita mungkin menyangka bahwa Dia akan segera bertindak memperbaiki kerusakan sehingga langsung menjadi baik; tetapi tidak demikian. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Allah dapat menunggu 'kegenapan waktu' sebelum mengutus anak-Nya memulihkan apa yang hilang. Penantian ribuan tahun tidak membuat ketegangan dalam damai sejahtera-Nya.
Allah menjanjikan damai dengan kualitas seperti ini untuk menjaga hati dan pikiran mereka yang memenuhi persyaratan-Nya, yang menyerahkan segalanya kepada-Nya dalam doa. Inilah nyanyian pujian orang percaya: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal." (Yesaya 26:3-4). "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
"Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman." Yesaya 32:18
Subscribe to:
Posts (Atom)