Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 September 2015
Baca: 2 Korintus 4:1-15
"Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan
membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan
menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya." 2 Korintus 4:14
Saatnya untuk menyadari siapa kita dan apa yang sedang dilakukan Tuhan di dalam kita. Tetapi untuk mendapatkan pengetahuan sejati akan hal itu kita harus pertama-tama mengetahui siapa Yesus sebenarnya, dan apa yang Dia telah lakukan bagi kita.
Ketika rasul Paulus duduk dalam penjara Roma dia berseru dengan sungguh-sungguh, "Aku ingin mengenal Kristus!" Manusia tidak akan pernah bisa mempelajari apa yang mereka ketahui tentang Yesus dari buku-buku sejarah. Betapa bodohnya pikiran jasmani! Pengenalan yang benar akan Kristus hanya datang dari Roh yang menghidupkan ayat-ayat Alkitab untuk hati-hati yang lapar. Banyak orang menghabiskan banyak waktu dalam debat filosofi tentang pribadi Allah. Kebanyakan dari debat ini hanya karena mereka haus akan pengetahuan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Roh Allah menyingkapkan kebenaran-kebenaran ini kepada para rasul dan nabi yang memberikan pada kita ayat-ayat tertulis. Pertanyaan terpenting yang sekarang terjawab adalah, "Siapakah Yesus? Mengapa Dia datang ke dunia dan apa yang telah Dia selesaikan?" Jawabnya sangat sederhana: "Dia mati di kayu salib dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dari dosa." Alkitab berkata, "dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik
yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan
pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam
hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh
kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak
bercacat di hadapan-Nya." (Kolose 1:20-22).
Anda harus mulai memfokuskan mata pada Yesus dan harus terus beriman, teguh dan kuat, tidak bergeser dari pengharapan yang terdapat dalam Injil. Ketika Anda telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, jangan pernah meninggalkan-Nya.
Biarlah Yesus menjadi Raja dalam hidup Anda karena Ia telah mengorbankan diri-Nya sampai mati demi kebaikan Anda.
Thursday, September 24, 2015
Wednesday, September 23, 2015
ROH MANUSIA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 September 2015
Baca: Ayub 32:1-22
"Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian." Ayub 32:8
Keindahan seorang Kristen harus keluar dari bagian yang terdalam. Maka tak seharusnya kita bermegah dengan apa yang dilihat lebih dari apa yang di dalam hati. Yesus berkata pada kita, "Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil." (Yohanes 7:24).
Roh kita merupakan bagian terpenting dari diri kita karena roh kita adalah manusia yang sebenarnya di dalam kita. Karena Allah adalah Roh, kita juga makhluk roh. Mengapa? Karena kita diciptakan menurut gambar dan citra Allah (Kejadian 1:26). Kita adalah roh yang memiliki jiwa, dan kita hidup dalam tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah. Roh, jiwa, dan tubuh harus dijaga tidak bercacat cela seperti yang dikatakan ayat Alkitab: "...semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23).
Karena mungkin bagi kita untuk mengembangkan tubuh kita, maka juga tidak mustahil untuk mengembangkan pikiran sekaligus roh kita. Pikiran adalah bagian dari jiwa kita. Satu-satunya cara untuk mengembangkan roh kita adalah dengan Firman Allah. Tuhan Yesus berkata, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Dapat dipahami bahwa manusia tidak dapat berkembang secara fisik tanpa makan, maka orang juga tidak dapat berkembang rohnya tanpa makanan rohani. Dalam hal ini makanan rohani adalah Firman Allah.
Sesungguhnya ada kelaparan secara rohani dalam hati setiap manusia di dunia. Kelaparan rohani di dalam diri setiap manusia di dunia adalah untuk didamaikan dengan Sang Pencipta - Allah - dan bersekutu dengan Dia. Tetapi manusia tidak menyadari bahwa kelaparan di hatinya adalah untuk memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan. Seringkali kelaparan hati tersebut mendorongnya pada hal-hal duniawi yang buruk untuk memuaskan 'jeritan hati' di dalam dirinya.
Kelaparan akan kasih Allah tidak bisa dipuaskan dengan keduniawian dan hal-hal materi.
Baca: Ayub 32:1-22
"Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian." Ayub 32:8
Keindahan seorang Kristen harus keluar dari bagian yang terdalam. Maka tak seharusnya kita bermegah dengan apa yang dilihat lebih dari apa yang di dalam hati. Yesus berkata pada kita, "Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil." (Yohanes 7:24).
Roh kita merupakan bagian terpenting dari diri kita karena roh kita adalah manusia yang sebenarnya di dalam kita. Karena Allah adalah Roh, kita juga makhluk roh. Mengapa? Karena kita diciptakan menurut gambar dan citra Allah (Kejadian 1:26). Kita adalah roh yang memiliki jiwa, dan kita hidup dalam tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah. Roh, jiwa, dan tubuh harus dijaga tidak bercacat cela seperti yang dikatakan ayat Alkitab: "...semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23).
Karena mungkin bagi kita untuk mengembangkan tubuh kita, maka juga tidak mustahil untuk mengembangkan pikiran sekaligus roh kita. Pikiran adalah bagian dari jiwa kita. Satu-satunya cara untuk mengembangkan roh kita adalah dengan Firman Allah. Tuhan Yesus berkata, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Dapat dipahami bahwa manusia tidak dapat berkembang secara fisik tanpa makan, maka orang juga tidak dapat berkembang rohnya tanpa makanan rohani. Dalam hal ini makanan rohani adalah Firman Allah.
Sesungguhnya ada kelaparan secara rohani dalam hati setiap manusia di dunia. Kelaparan rohani di dalam diri setiap manusia di dunia adalah untuk didamaikan dengan Sang Pencipta - Allah - dan bersekutu dengan Dia. Tetapi manusia tidak menyadari bahwa kelaparan di hatinya adalah untuk memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan. Seringkali kelaparan hati tersebut mendorongnya pada hal-hal duniawi yang buruk untuk memuaskan 'jeritan hati' di dalam dirinya.
Kelaparan akan kasih Allah tidak bisa dipuaskan dengan keduniawian dan hal-hal materi.
Subscribe to:
Posts (Atom)