Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2015
Baca: Roma 5:1-11
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." Roma 5:1
Jutaan orang di dunia selalu mencari damai sejahtera tetapi tidak bisa memperolehnya. Semakin mendekat ke damai itu (yang hanya ditemukan dalam Kristus Yesus), semakin setan menarik mereka menjauh. Setan membutakan mereka dengan berbagai doktrin teoritis yang dibuat manusia. Tetapi puji Tuhan untuk kasih-Nya, kita, orang-orang Kristen, menemukan damai sejahtera melalui Yesus Kristus.
Hari-hari ini dunia masih mencari suatu kedamaian. Seolah-olah dunia sedang berlari menuju ke suatu kondisi yang lebih baik dalam setiap aspek yang menyangkut kedamaian. Tetapi sebenarnya manusia tidak tahu bahwa jalan untuk menerima damai sejati (yang sesungguhnya telah Allah berikan kepada mereka) adalah melalui anak-Nya. Paulus berkata, "dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." (Roma 3:17-18).
Kita harus berusaha untuk suatu kedamaian. Tetapi Tuhan berkata, "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun
berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi,
tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat." (Matius 24:6-7). Manusia tidak bisa menciptakan kedamaian dengan usaha sendiri. Damai sejahtera dapat dialami hanya ketika kita menerima pengampunan Allah dan dipulihkannya hubungan kita dengan Dia melalui darah Kristus. Dengan cara ini kita dapat memiliki hubungan harmonis dengan Allah Bapa kita. Tanpa pencurahan darah Kristus di kayu salib tidak akan ada damai Tuhan, dan hanya dengan iman kita menerima Yesus. Kita dibenarkan oleh Allah dan ketika Kristus masuk dalam hati, kita dimerdekakan dari rasa berdosa yang menghantui kita.
Alkitab berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:23-24).
Kita sekarang memiliki damai sejahtera dalam hati kita sehingga kita dapat dengan bebas tanpa rasa takut datang kepada Bapa kita.
Monday, September 21, 2015
Sunday, September 20, 2015
MENYANGKAL DIRI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2015
Baca: Lukas 9:22-27
"...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Lukas 9:23
Paulus berkata, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20). Apakah Paulus disalibkan secara fisik bersama Kristus? Bukan secara fisik yang harus disalibkan, tetapi sifat lama kita yang harus disalibkan. Akan menjadi lebih jelas bagi kita jika kita membaca dalam Roma 6:6-7 apa yang dimaksudkan Paulus: "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa." Paulus juga menambahkan, "Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia." (Roma 6:8)
Kita dikatakan harus 'disalibkan' bersama Kristus, tetapi tidak akan pernah dikaitkan dengan dosa. Kelepasan dari dosa dan konsekuensinya adalah fakta yang telah dituntaskan. Manusia tidak diharuskan berbuat apa pun karena ia tidak sanggup. Ia hanya perlu menerimana dengan iman sebagai karya Kristus yang telah dituntaskan di kayu salib, sehingga kita bisa beroleh keuntungan dari kematian Kristus bagi kita.
Apa yang dimaksud Alkitab saat kita harus memikul salib? Adalah dalam pengertian mematikan diri kita sendiri, dan ini harus menjadi sikap kita yang terus menerus. Tuhan Yesus mengajar kita beberapa kali untuk mengikut Dia. Cara Allah berurusan dengan dosa kita dan dengan diri kita adalah dua hal yang berbeda. Untuk mengalahkan dosa, orang percaya hanya membutuhkan sekejap saja; untuk menyangkal diri, kita membutuhkan waktu seumur hidup kita. Hanya sekali, di kayu salib, Yesus Kristus menanggung dosa kita, namun sepanjang umur hidup-Nya Dia menyangkal diri-Nya. Hal yang sama berlaku bagi kita, bahwa penyangkalan diri adalah sebuah pengalaman hubungan kerjasama dengan Kristus yang panjang; dan kita mengikut Dia sepanjang hidup kita sampai akhir hidup kita.
"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh," Galatia 5:24-25
Baca: Lukas 9:22-27
"...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Lukas 9:23
Paulus berkata, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20). Apakah Paulus disalibkan secara fisik bersama Kristus? Bukan secara fisik yang harus disalibkan, tetapi sifat lama kita yang harus disalibkan. Akan menjadi lebih jelas bagi kita jika kita membaca dalam Roma 6:6-7 apa yang dimaksudkan Paulus: "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa." Paulus juga menambahkan, "Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia." (Roma 6:8)
Kita dikatakan harus 'disalibkan' bersama Kristus, tetapi tidak akan pernah dikaitkan dengan dosa. Kelepasan dari dosa dan konsekuensinya adalah fakta yang telah dituntaskan. Manusia tidak diharuskan berbuat apa pun karena ia tidak sanggup. Ia hanya perlu menerimana dengan iman sebagai karya Kristus yang telah dituntaskan di kayu salib, sehingga kita bisa beroleh keuntungan dari kematian Kristus bagi kita.
Apa yang dimaksud Alkitab saat kita harus memikul salib? Adalah dalam pengertian mematikan diri kita sendiri, dan ini harus menjadi sikap kita yang terus menerus. Tuhan Yesus mengajar kita beberapa kali untuk mengikut Dia. Cara Allah berurusan dengan dosa kita dan dengan diri kita adalah dua hal yang berbeda. Untuk mengalahkan dosa, orang percaya hanya membutuhkan sekejap saja; untuk menyangkal diri, kita membutuhkan waktu seumur hidup kita. Hanya sekali, di kayu salib, Yesus Kristus menanggung dosa kita, namun sepanjang umur hidup-Nya Dia menyangkal diri-Nya. Hal yang sama berlaku bagi kita, bahwa penyangkalan diri adalah sebuah pengalaman hubungan kerjasama dengan Kristus yang panjang; dan kita mengikut Dia sepanjang hidup kita sampai akhir hidup kita.
"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh," Galatia 5:24-25
Subscribe to:
Comments (Atom)