Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2015
Baca: 1 Yohanes 5:13-21
"Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak
mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan
memberikan hidup kepadanya,..." 1 Yohanes 5:16
Jika kita tidak memerhatikan cara bekerja Roh Kudus dalam kita, kita akan menjadi orang rohani yang munafik. Jika kita melihat orang lain gagal, dan kita mengritik serta menyalahkan mereka, dan bukannya bersyafaat bagi mereka, kita berdosa. Pewahyuan diberikan pada kita bukan lewat ketajaman pikiran kita tetapi oleh campur tangan langsung dari Roh Kudus. Jika kita tidak cukup peka memerhatikan sumber dari pewahyuan, kita akan jadi pengritik utama dan lupa bahwa Tuhan berkata, "...hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan
memberikan hidup kepadanya,..." (ayat nas). Kita harus berhati-hati jika tidak, kita akan berlaku munafik dengan menghabiskan seluruh waktu kita mencoba membuat orang lain menjadi benar di hadapan kita.
Salah satu beban yang Allah taruh bagi kita orang kudus-Nya adalah beban untuk memiliki kepekaan terhadap jiwa orang lain. Dia menyingkapkan hal-hal agar kita mengambil beban bagi jiwa-jiwa ini di hadapan-Nya dan agar pikiran Kristus terbentuk dalam pikiran mereka. Saat kita bersyafaat selaras dengan kehendak-Nya, Allah berkata Dia akan memberikan hidup kepada mereka yang berdosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut. "Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa." (1 Yohanes 5:16b). Jadi bukan saja kita membuat Allah sejalan dengan pikiran kita, tetapi kita sungguh-sungguh memohon sampai Allah mengungkapkan pikiran-Nya kepada kita tentang orang yang kita bawa dalam doa syafaat.
"Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari
jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan
menutupi banyak dosa." (Yakobus 5:19-20).
"Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa." Yakobus 4:17
Tuesday, September 15, 2015
Monday, September 14, 2015
DI DALAM TERANG ALLAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2015
Baca: Kejadian 32:22-32
"...Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Kejadian 32:30
Allah memakai terang-Nya untuk menunjukkan kondisi kita sebenarnya. Ini yang membuat kita bertekuk lutut. Seperti yang dilakukan-Nya pada Yakub di Pniel, Tuhan dalam kemurahan-Nya harus membawa kita ke sana, di mana terlihat apa akar dan motif kita sebenarnya dalam mengikut-Nya. Allah berurusan dengan jati diri kita. Dalam terang Allah itulah kita harus jujur siapa kita sebenarnya. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).
Kepura-puraan bukanlah kekristenan. Kita mungkin sangat ingin tampil beda, namun tidak ada yang dapat menghalangi Allah melihat kita yang berpura-pura menjadi bukan diri kita. Jangan mencoba menjadi seseorang, jadilah diri sendiri. Semakin tampak rendah hati semakin orang menunjukkan harga diri, karena itu Tuhan harus terus melanjutkan pekerjaan-Nya. Karena bukan kepura-puraan kita tetapi hanya jamahan Tuhan yang bisa menghasilkan transformasi. Jadi jika ini karya Tuhan maka perubahannya memiliki tujuan dan arah yang pasti.
Dia mulai dengan Yakub dan berakhir dengan seorang Israel. Yakub berarti 'penjegal/orang yang mengakali untuk mengambil posisi orang lain', dan Israel berarti 'Allah bergumul'. Yakub bergumul dengan 'seseorang'. Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." (Kejadian 32:28). Allah memberkati Yakub. "Firman Allah kepadanya: 'Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu.' Maka Allah menamai dia Israel. Lagi firman Allah kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.'" (Kejadian 35:10-12).
Ketika berjumpa pribadi dengan Kristus hidup kita diubahkan dan kita akan diberkati dengan berlimpah.
Baca: Kejadian 32:22-32
"...Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Kejadian 32:30
Allah memakai terang-Nya untuk menunjukkan kondisi kita sebenarnya. Ini yang membuat kita bertekuk lutut. Seperti yang dilakukan-Nya pada Yakub di Pniel, Tuhan dalam kemurahan-Nya harus membawa kita ke sana, di mana terlihat apa akar dan motif kita sebenarnya dalam mengikut-Nya. Allah berurusan dengan jati diri kita. Dalam terang Allah itulah kita harus jujur siapa kita sebenarnya. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).
Kepura-puraan bukanlah kekristenan. Kita mungkin sangat ingin tampil beda, namun tidak ada yang dapat menghalangi Allah melihat kita yang berpura-pura menjadi bukan diri kita. Jangan mencoba menjadi seseorang, jadilah diri sendiri. Semakin tampak rendah hati semakin orang menunjukkan harga diri, karena itu Tuhan harus terus melanjutkan pekerjaan-Nya. Karena bukan kepura-puraan kita tetapi hanya jamahan Tuhan yang bisa menghasilkan transformasi. Jadi jika ini karya Tuhan maka perubahannya memiliki tujuan dan arah yang pasti.
Dia mulai dengan Yakub dan berakhir dengan seorang Israel. Yakub berarti 'penjegal/orang yang mengakali untuk mengambil posisi orang lain', dan Israel berarti 'Allah bergumul'. Yakub bergumul dengan 'seseorang'. Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." (Kejadian 32:28). Allah memberkati Yakub. "Firman Allah kepadanya: 'Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu.' Maka Allah menamai dia Israel. Lagi firman Allah kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.'" (Kejadian 35:10-12).
Ketika berjumpa pribadi dengan Kristus hidup kita diubahkan dan kita akan diberkati dengan berlimpah.
Subscribe to:
Comments (Atom)