Thursday, September 3, 2015

AHLI WARIS SESUAI JANJI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 September 2015

Baca:  Galatia 3:15-29

"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah."  Galatia 3:29

Alkitab berkata,  "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia,"  (Roma 8:17).  Anak-anak Allah adalah orang yang lahir baru.  Sudahkah kita hidup sebagai ahli waris?

     Yesus Kristus telah meninggalkan bagi kita suatu warisan mulia.  Paulus berkata,  "Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,"  (Efesus 1:18).  Ini berarti Allah telah memberikan kekayaan kemuliaan-Nya dalam Kristus sebagai warisan kita.  O, syukur kepada Allah.  Ini berarti kita memiliki hak dan keuntungan istimewa tertentu dalam Kristus, dan kita perlu mengetahui apa sajakah itu.  Intinya, kesuksesan kehidupan kekristenan kita diukur dari pemahaman siapa jati diri kita dalam Kristus, apa yang kita miliki dalam Dia - dan kemudian memanfaatkan apa yang menjadi milik kita.  Firman Allah memuat kehendak dan surat warisan Allah yang menyatakan apa yang Anda warisi.

     Hak dan keuntungan istimewa kita ada dalam Kristus dan semuanya telah diberikan pada kita melalui Kristus.  Sekarang tergantung pada kita untuk menerima janji-janji Tuhan sehingga kita bisa menjalani hidup kita dengan menikmati warisan kita seutuhnya.  Alkitab berkata,  "...selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'ya Abba, ya Bapa!' Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."  (Galatia 4:3-7).

Terserah Anda apakah Anda mau atau tidak HIDUP DALAM KEBEBASAN yang menjadi milik Anda sebagai ahli waris Allah!

Wednesday, September 2, 2015

IMAN HARUS DISERTAI PERBUATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 September 2015

Baca:  Efesus 2:1-10

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."  Efesus 2:8, 9

Mengapa Alkitab menyuruh kita untuk berpegang teguh pada pengakuan iman kita?  Karena jika kita melihat situasi, maka kita dapat berpikir bahwa Firman Allah tidak berhasil dan kita mulai mengakui sesuatu yang berbeda dengan dikatakan Firman.  Berpegang teguh artinya tetap berpegang pada sesuatu dan tidak menyerah.

     Ujian dan cobaan akan datang baik bagi yang sudah selamat atau belum.  Kalau kita mencari sesuatu yang mudah kita tanggung, lebih baik kita lupakan sekarang juga karena kita tidak akan mengalir dengan mudah melewati hidup yang bak taman bunga.  Kesanggupan melewati saat-saat krisis hidup mendatang tergantung apakah kita tetap berpegang pada pengakuan bahwa Allah adalah Penebus kita dan bahwa kita sudah ditebus.  Berpeganglah teguh pada pengakuan Anda bahwa Allah menyediakan segala yang Anda butuhkan.  Ada orang bersaksi dan menyatakan,  "Oh Tuhan memenuhi segal kebutuhanku.  O pujilah Dia, hal ini sesuai Filipi 4:19 yang mengatakan,  'Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.'"  Tetapi setelah beberapa jam ia berkata,  "Oh aku tidak tahu bagaimana bisa aku melewati semua ini.  Kelihatannya aku gagal.  Iblis telah menghancurkanku dalam segala hal."  Ingatlah, kita tidak bisa suatu saat mengakui dengan iman Firman Tuhan dan kemudian di lain waktu memperkatakan pernyataan keraguan dan ketidakpercayaan.  Itu bukan berpegang teguh pada pengakuan iman kita.  "...baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita."  (Ibrani 4:14).

     Jika kita tidak mempraktekkan iman, maka iman kita tidak ada gunanya.  "...iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong."  (Yakobus 2:20).  "...Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17).  Mengakui Firman dengan mulut tanpa iman adalah sia-sia.

Jika kita menyimpan Firman Allah dalam hati kita dan berpegang teguh pada pengakuan iman kita pada firman-Nya, kita akan menerima apa yang Tuhan janjikan.