Saturday, August 29, 2015

ORANGTUA DAN ANAK: Saling Bertanggung Jawab (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2015

Baca:  Efesus 6:1-9

"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."  Efesus 6:4

Akhir-akhir ini kalau kita melihat berita di televisi dan membaca di surat kabar kasus kenakalan anak muda begitu maraknya:  ada yang terlibat tawuran antar sekolah, mengonsumsi narkoba, terlibat pergaulan bebas, bahkan ada yang sampai terjerumus ke dalam dunia prostitusi.  Lingkungan, dengan siapa mereka bergaul dan juga pengaruh buruk dari media sosial menjadi faktor pemicunya.  Itulah sebabnya banyak orangtua semakin was-was dan over protective terhadap anak-anak mereka.  Meski demikian anak-anak tetap saja berani memberontak dan mengabaikan nasihat.  Ada anak-anak yang kelihatannya pendiam dan tampak alim saat berada di rumah, tetapi begitu berada di luar rumah mereka seperti banteng yang baru keluar dari kandangnya, liar dan tak terkendali.

     Ayat nas di atas seringkali dipakai sebagai senjata oleh anak-anak muda untuk membela diri dan menyalahkan orangtuanya, seolah-olah orangtua tidak boleh membuat anak-anaknya marah dan sakit hati.  Bukankah ada banyak anak muda yang memberontak dan menjadi tak terkontrol di luar dengan alasan merasa terkekang dan orangtua terlalu keras terhadapnya.  Tetapi anak-anak muda melupakan ketiga ayat di atasnya,  "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu-ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."  (Efesus 6:1-3).

     Perlu adanya keseimbangan supaya tidak saling menyalahkan di antara kedua pihak.  Di satu sisi, orangtua harus mempunyai batasan-batasan dalam hal mendidik anaknya, di mana mereka tidak boleh mendidik atau menghajar sampai membuat anaknya sakit hati, terluka dan tawar hati, tetapi harus tetap selaras dengan ajaran firman Tuhan.  Sementara di sisi yang lain anak juga dituntut untuk taat dan hormat kepada orangtua di dalam Tuhan karena ada berkat yang luar biasa bagi anak-anak yang mau taat dan patuh kepada orangtuanya,  "...supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."  Jika orangtua dan anak mampu menjalankan perannya masing-masing dengan baik, maka hal-hal buruk akan dapat terhindarkan!  (Bersambung)

Friday, August 28, 2015

KASIH SEORANG IBU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Agustus 2015

Baca:  Amsal 1:8-19

"Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu."  Amsal 1:8

Ada kata pepatah mengatakan:  "Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah."  Pepatah ini menggambarkan bahwa kasih seorang ibu kepada sang anak tak terbatas dan tiada berakhir, laksana jalan yang tiada berujung.  Sementara kasih anak kepada sang ibu sangat terbatas sebagaimana galah  (tongkat).  Contoh kasih ibu yang tak terbatas ini ditunjukkan oleh Nancy Matthews Edison, yang adalah ibu dari penemu bola lampu yaitu Thomas Alva Edison.

     Semasa kecil Thomas adalah anak yang memiliki gangguan dalam hal pendengaran, dinilai sebagai anak yang lambat dalam berpikir serta tidak punya bakat, sehingga ia terpaksa dikeluarkan oleh pihak sekolah sehingga Thomas pun hanya mengenyam pendidikan formal di sekolah selama 3 bulan.  Dalam kondisi seperti itu pasti banyak orang menilai bahwa anak ini akan bermasa depan suram.  Tapi berkat kesabaran dan kasih yang tulus dari ibunya, perlahan tapi pasti, Thomas kecil pun mulai meretas masa depannya.  Sang ibu, yang kebetulan berprofesi sebagai guru, memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi anaknya di rumah.  Meski memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan tidak menyurutkan semangat sang Ibu untuk terus mendidik dan mengajar anaknya.  Gayung pun bersambut, Thomas tidak menyia-nyiakan segala usaha, jerih lelah dan perjuangan sang ibu, ia mau belajar dan patuh kepada semua nasihat ibunya.  Meskipun tidak mengikuti proses belajar secara formal di sekolah, Thomas sudah memiliki curiosity  (rasa ingin tahu)  yang sangat tinggi dan gemar sekali mencoba hal-hal yang baru.  Alhasil, Thomas menjadi salah seorang penemu paling jenius yang pernah ada di dunia ini, dengan 1.093 hasil penemuan.  Luar biasa!

     Salomo mengingatkan agar anak-anak tidak menyia-nyiakan ajaran ibunya  (ayat nas), dan rasul Paulus pun menasihati,  "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian."  (Efesus 6:1).  Jika kita berperan sebagai orangtua, berikanlah yang terbaik dari waktu, tenaga dan pikiran semaksimal mungkin untuk anak-anak, maka kelak kita akan menikmati buah dari kerja keras itu.

Di balik kehebatan seorang Thomas Alva Edison, ada seorang ibu yang luar biasa!